Get Gifs at CodemySpace.com

♛ ♛ ♛ Attention ♛ ♛ ♛

Jangan Copy paste !!! jika Copy paste postingan di blog ini....tolong sertakan alamat blog ini..... Izumi Ismiracle World http://mylittleworld-ismi.blogspot.com/ Kamsahamnida ^^ Saling hargai....sesama blogger.....^^

Do not copy and paste!
Copy and paste if the posting on this blog ....
please include the address of this blog .....
Izumi Ismiracle World
http://mylittleworld-ismi.blogspot.com/
Kamsahamnida ^ ^
Mutual respect .... fellow bloggers ..... ^ ^

Minggu, Agustus 14, 2011

Cerpen




Ini adalah cerpen pertamaku. Aku membuatnya dengan sepenuh hati....hehehe......(karena tugas skul sieh). Ceritanya lumayan lho..... Baca ya.....



SAHABAT SEJATI


Sepulang sekolah, Vivi dan Nadia bersantai sebentar di taman untuk melepas penat pelajaran di sekolah.
“Nadia, aku sedang happy nih…….” Kata Vivi pada sahabatnya.
“Ada apa Vi ?”.
“Mau tahu……Mau tahu….”
“Iya…Ada apa….?” Kata Nadia penasaran.

Vivi menarik nafas dalam-dalam. Lalu dia berkata dengan keras.
“Aku punya pacar. Dia anak basket tingkat provinsi namanya Rio. Ini fotonya. Keren banget deh,” kata Vivi semangat sambil memperlihatkan foto Rio.
“Iya keren. Ku kira ada hal penting ternyata hanya itu” kata Nadia.
“Lho…..kamu kok gitu. Ini penting sekali untuk putri Vivi yang cantik jelita. Ya sudah. Aku pulang dulu ya. Sudah dijemput pangeranku,” kata Vivi senang.
“Oke sahabat,” kata Nadia.
Vivi andai kamu tahu. Tanpa pacarpun kamu tetap keren dan terkenal, batin Nadia.

Pagi harinya di sekolah.
“Vi, dengar-dengar pacarmu anak basket tingkat provinsi ya ?” kata Lena.
“Iya keren kan…” kata Vivi senang.
“Lumayanlah,” kata Lena.
Vivi menghampiri meja Nadia.
“Kamu dengar kata Lena tadi kan. Dia bilang aku keren,” kata Vivi.
“Dia bilang lumayan bukan keren. Vi, kamu tidak usah mendengar kata-kata Lena. Kamu akan terkenal bila mempunyai prestasi yang bagus dan bukan dengan mempunyai pacar keren atau berteman dengan orang kaya. Lagipula Lena itu anak nakal. Dia sudah terkenal di sekolah sebagai pembuat onar. Untuk apa kamu berteman dengannya. Tidak ada gunanya,” Nadia menjelaskan kepada Vivi.
“Sudahlah Nadia. Kamu tidak pernah tahu perasaanku yang selalu diejek mereka. Orang-orang yang populer di sekolah. Kalau kamu sirik bilang saja. Dari dulu selalu berkata seperti itu. Aku sudah bosan dengar ceramahanmu. Benar kata Lena kalau kamu itu cerewet dan tukang ceramah,” kata Vivi sebal.
“Vi, kenapa kamu bilang begitu? Kamu bukan Vivi yang ku kenal dulu,” kata Nadia sedih.
“Vivi yang dulu sudah mati. Mati. Sekarang Vivi adalah orang yang keren dan terkenal,” kata Vivi kasar sambil berlalu meninggalkan Nadia termenung sendiri.
Sejak hari itu Vivi dan Nadia berjauhan. Vivi selalu bersama Lena. Mereka tak saling sapa. Nadia merasa tak enak hati karena membuat sikap Vivi berubah. Dia menghampiri Vivi di kantin untuk meminta maaf.
“Vi, aku minta maaf ya atas semua salahku,” kata Nadia tulus.
“Oh…..sekarang kamu sudah sadar. Kamu akan aku maafkan. Tapi kita bukan teman lagi. Aku sudah bosan mempunyai teman seperti kamu. Kalau sahabat seharusnya kamu dukung aku. Tapi ternyata kamu hanya cerewet dan ceramah terus. Bye mantan sahabat,” kata Vivi diiringi tawa Lena, lalu mereka pergi dari kantin sambil mengejek Nadia.
Ya Allah, berikanlah hidayahMu kepada Vivi, batin Nadia.
Sudah 3 bulan berlalu sejak Nadia dan Vivi bermusuhan. Mereka tak saling kenal saat bertemu. Vivi semakin berperilaku semaunya dan melanggar peraturan sekolah. Nadia menjalani hidupnya dengan sabar. Suatu hari Nadia pergi ke toko buku untuk membeli buku pelajaran. Tanpa sengaja dia melihat Lena bergandengan mesra dengan seorang pemuda. Nadia tersentak kaget melihat pemuda itu adalah Rio, pacar Vivi. Dia cepat-cepat pulang setelah membayar buku.

Pagi harinya di sekolah. Nadia menemui Vivi walaupun mereka bermusuhan.
“Vi, kemarin aku melihat Rio dan Lena bergandengan mesra. Mereka tak mungkin saudara kalau saudara kenapa harus bergandengan mesra,” kata Nadia pada Vivi.
“Kamu tak usah ganggu aku. Kalau kamu sirik bilang saja,” kata Vivi kasar lalu pergi meninggalkan Nadia.

Tak terasa liburan sekolah sudah tiba. Semua menyambut dengan gembira kecuali Nadia. Karena Nadia masih bermusuhan dengan Vivi. Siang ini, Vivi akan bertemu dengan Rio. Dia menyiapkan baju terbaiknya. Sampai di taman dia duduk di salah satu bangku sambil melihat sekeliling. Saat melihat sebuah bangku tak jauh darinya. Vivi kaget, kecewa, dan ingin menagis. Dia meliaht Rio membelai mesra rambut Lena. Kemudian Vivi menghampiri mereka. Mereka sangat terkejut.

“Lena, Rio, kalian jahat,” kataVivi sedih.
“Vi, kenapa kamu bisa di sini?” tanya Rio.
“Bukankah tadi pagi kamu sms aku untuk mengajak bertemu?” kata Vivi pada Rio.
“Rio sayang, kamu salah kirim sms pada gadis tolol ini ya,” kata Lena mesra pada Rio
“Apa maksudmu Lena ?” tanya Vivi bingung.
“Karena sudah ketahuan mau bagaimana lagi. Vi, sebenarnya Rio hanya pura-pura suka kamu. Dia itu pacarku. Aku menjebakmu agar kamu sadar bahwa kamu tidak pantas menjadi orang terkenal di sekolah. Kamu hanya orang culun,” kata Lena sadis sambil tertawa.
“Kalian penipu. Kalian jahat sekali,” kata Vivi sedih.

Vivi pulang dengan perasaan sakit hati yang dalam. Sejak saat itu dia hanya mengurung diri di kamar, uring-uringan, dan marah-marah. Nadia merasakan sepi tanpa Vivi. Dia ke rumah Vivi tak peduli mereka masih bermusuhan.
Keadaan rumah Vivi sepi karena Vivi hanya tinggal bersama pembantunya. Biasanya pembantunya pulang kampung saat liburan sekolah untuk menjenguk anaknya. Jadi, setiap liburan sekolah Vivi selalu di rumah sendirian. Orang tuanya selalu sibuk kerja dan tak mempedulikan Vivi. Sehingga Vivi merasa sangat kesepian. Sampai di rumah Vivi, Nadia mengucapkan salam tapi tak ada jawaban. Saat menengok dari jendela rumah Vivi, dia kaget melihat keadaan rumah Vivi berantakan. Karena khawatir dia langsung masuk rumah dan melihat Vivi terduduk sedih di sudut ruang tamu dengan penampilan berantakan.
“Astaga Vivi…..Ada apa ? Kenapa bisa begini?” kata Nadia khawatir.
“Nadia….Kaukah itu? Aku tak bermimpi kan. Maafkan semua salahku. Kamu adalah sahabatku yang paling pengertian. Aku egois, emosional dan bukan sahabat baik untukmu. Aku bodoh. Bodoh sekali,” kata Vivi sedih. Nadia menuntun Vivi dan menenangkannya. Vivi bercerita tentang keadaannya sampai bisa seperti ini. Nadia sangat marah pada Lena dan Rio.
“Sabar Vivi.…..Semua sudah berlalu. Aku telah memaafkanmu dari dulu. Aku juga minta maaf tak mengerti perasaanmu,” kata Nadia menenangkan Vivi.
“Kamu adalah sahabat sejatiku, Nadia,” kata Vivi terharu.
“Kamu juga sahabat sejatiku, Vivi. Sudah lupakan saja yang lalu. Dunia belum berakhir. Semangat terus ya…..” kata Nadia menyemangati Vivi.
“Iya Nadia……Terima kasih kamu masih mau bersahabat denganku,” kata Vivi senang.
“Kita akan selalu menjadi sahabat...Sekarang, nanti dan selamanya” kata Nadia sambil tersenyum.

Akhirnya, mereka bersahabat kembali seperti dahulu. Nadia berjanji akan selalu menjaga Vivi dan akan selalu menjadi sahabat terbaik untuk Vivi. Lalu mereka bersama-sama membereskan dan membersihkan rumah Vivi.

Liburan sekolah sudah berakhir. Nadia dan Vivi berangkat ke sekolah bersama dengan ceria dan semangat. Vivi sudah melupakan masa lalu kelamnya dan sudah semangat lagi menjalani aktivitas sekolahnya. Sementara itu, Lena sangat sedih karena dikeluarkan dari sekolah. Semua terjadi karena pelanggarannya di sekolah sudah melebihi batas dan tidak bisa ditoleransi lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar