Get Gifs at CodemySpace.com

♛ ♛ ♛ Attention ♛ ♛ ♛

Jangan Copy paste !!! jika Copy paste postingan di blog ini....tolong sertakan alamat blog ini..... Izumi Ismiracle World http://mylittleworld-ismi.blogspot.com/ Kamsahamnida ^^ Saling hargai....sesama blogger.....^^

Do not copy and paste!
Copy and paste if the posting on this blog ....
please include the address of this blog .....
Izumi Ismiracle World
http://mylittleworld-ismi.blogspot.com/
Kamsahamnida ^ ^
Mutual respect .... fellow bloggers ..... ^ ^

Sabtu, Oktober 08, 2011

The Boys (Snsd News Album)




Track listing
No. Title Length
1. "The Boys"
2. "Telepathy" (텔 레파시)
3. "Say Yes"
4. "Trick"
5. "How Great Is Your Love" (봄날)
6. "My J"
7. "Oscar"
8. "Top Secret"
9. "Lazy Girl"
10. "Sunflower" (제 자리걸음)
11. "Vitamin" (비타 민)
12. "Mr. Taxi" (Korean Ver.)

Resensi Cinta Pertama "Sunny"



I. Identitas



Judul buku : Cinta Pertama
Pengarang : Okke "sepatu Merah"
Penerbit : Gagasmedia
Tahun terbit : 2007
Cetakan : Ketiga
Tebal Buku : 11,5 x 19 cm
Gambar Sampul : Bunga Citra Lestari dan Ben Joshua, sampul berwarna biru, merah muda, dan putih.

II. Gambaran Umum

1. Sinopsis :

Wulan seorang perempuan berusia 20-an yang baru saja melangsungkan acara pertunangan dengan Abi, seorang eksekutif muda yang berhasil. Keesokan harinya, Abi menemukan Wulan tergeletak tidak sadarkan diri, secara tak sengaja menemukan buku harian milik Wulan. Abi menduga, Wulan mengidap penyakit yang mematikan, dan langsung melarikannya ke rumah sakit. Rupanya, Wulan menderita kanker otak. Sejak itu, Wulan terbaring koma di rumah sakit.
Menjelang hari pernikahan Wulan dan Abi yang seharusnya membawa kebahagiaan bagi mereka berdua. Abi menemukan rahasia tentang perasaan yang paling dalam dari calon istrinya, Wulan lewat buku harian pribadi miliknya. Di saat-saat koma itulah, Abi menemukan rahasia besar tentang kisah cinta Wulan. Kemudian cerita mengalir kembali ke masa lampau lewat cukilan kilas balik. Sebelumnya, Wulan pernah mencintai teman satu sekolahnya yang bernama Surya. Surya adalah sahabat Wulan yang begitu menyayangi Wulan dalam diam. Wulan juga pun begitu. Wulan tidak pernah bisa mengungkapkan isi hatinya yang begitu mendalam pada Surya. Bahwa, ia sangat mencintai Surya. Hingga lulus sekolah dan mereka pun harus berpisah, karena Surya memilih untuk meneruskan sekolah di luar Jakarta. Wulan tidak juga bisa mengungkapkan perasaan cintanya terhadap Surya. Sehingga akhirnya, Wulan harus membiarkan cinta pertamanya ini terpendam jauh di lubuk hatinya yang paling dalam untuk selama-lamanya.
Semasa Wulan koma di rumah sakit, Abi berusaha keras untuk memulihkan Wulan. Setelah membaca buku diari itu, maka Abi memutuskan untuk mencari Surya dan mengajaknya untuk menjenguk Wulan. Sayangnya, Surya ternyata telah berumah tangga. Namun, ia tetap setuju untuk menjenguk Wulan setelah dengan berat hati, Sisi, istri Surya, mengijinkan Surya menemui Wulan. Dari sini ia kembali terkenang akan perasaanya yang mendalam terhadap Wulan. Dan ia pun mengakui pada dirinya sendiri kalau Wulan pun adalah cinta pertamanya.
Saat sampai di rumah sakit, Surya menyatakan perasaannya kepada Wulan. Namun sayang, ketika mendengar pernyataan Surya, Wualn menghembuskan nafas terakhirnya. Abi dan Surya sangat terpukul dan sedih.
Di pemakaman semua keluarga, kerabat dan teman Wulan menatap sedih kepergian Wulan. Abi sangat merasa kehilangan Wulan. Tetapi, Abi merasa tenang karena telah mempertemukan Wulan dengan cinta pertamanya, Surya. Walaupan pertemuan itu di akhir hayat Wulan.


2. Unsur Intrinsik :
a. Tema : percintaan

b. Alur : Campuran (maju dan mundur)

c. Lattar : di rumah Wulan, rumah sakit, rumah Surya, sekolah, pemakaman.

d. Sudut Pandang : Orang ketiga sebagai pelaku utama.

e. Penokohan :
 Wulan : ceria, suka berahasia, selalu memendam rasa, suka bermain dalam hujan, suka menulis diari,
 Surya : agak pendiam, lucu, baik hati, pengertian.
 Abi : penyayang, rela korban untuk Alia, pengertian.
 Rena : realistik, logistik, tidak suka membuat keputusan mengikut emosi.

f. Amanat :
 Jangan suka memendam perasaan sendiri.
 Jangan melewatkan kesempatan yang ada, karena belum tentu kita bisa mendapatkannya lagi.
 Jujurlah kepada orang yang disayangi.

III. Kebaikan
Novel ini sangat bagus dan mengharukan. Pembaca dapat larut dalam keharuan dan kesedihan cerita novel ini. Ceritanya sangat segar dan mudah dipahami pembaca.

IV. Kekurangan
Novel ini hanya cocok untuk remaja. Dan tidak baik untuk anak-anak, karena hanya bercerita tentang percintaan.

V Kesesuaian
Buku ini dap[at dibaca oleh pelajar (SMP, SMA, Mahasiswa) dan dewasa. Bahasanya mudah dipahami dan jelas membuat pembaca ingin selalu membaca novel ini. Novel ini dapat membuat perasaan terharu dan sedih.

VI Penutup
Dengan membaca novel Cinta Pertama karya Okke "sepatu merah" ini, kita dapat pelajaran tentang perasaan. Kita tidak boleh memendam perasaan kita kepada orang yang kita sayangi. Kita harus jujur tenteng perasaan kita kepadanya agar tidak menyesal di kemudian hari.

Minggu, Oktober 02, 2011

Sinopsis Dream High Episode 16 (Final Episode)


Doo Shik bicara dengan para personil Dream High mengenai kemungkinan mereka tidak akan pernah bisa tampil di panggung.

"Jin Kuk, Baek Hee.. walaupun aku tahu kalian tidak berbuat salah, tapi untuk saat ini kalian tidak bisa tampil di panggung." ujar Doo Shik menyesal.

"Kenapa?" tanya Jason. "Sampai kapan kita harus menunggu?"

"Aku sudah bicara dengan mereka dan mereka berkata tidak mungkin." jawab Doo Shik.

"Kalau begitu, keluarkan saja kami." usul Baek Hee. "Semua ini terjadi karena aku. Keluarkan saja aku."

Jin Kuk sependapat dengan Baek Hee.

"Kita memulai ini bersama dan kita harus berdiri di panggung bersama. Bukan begitu?" tanya Sam Dong tidak setuju.

"Ya." ujar Hye Mi sependapat. "Kita harus berjalan bersama. Jika kalian mundur, aku juga tidak mau meneruskan ini."





"Tidak banyak waktu lagi menyangkut kesepakatanmu dengan ayahmu." ujar Jin Kuk pada Hye Mi. "Jangan terbawa perasaan kalian."

"Perasaan?" tanya Sam Dong. "Jika aku mengikuti perasaan, aku sudah lama meninggalkan grup ini. Jin Kuk, kau tipe orang yang bisa membuat keributan besar hanya karena seseorang mencuri celana dalammu. Dan Baek Hee adalah orang yang telah membuat Hye Mi menderita. Tapi aku memandang dari sudut yang berbeda."









"Aku punya alasan kenapa aku tidak bisa meninggalkan grup ini." Sam Dong meneruskan seraya memandang Hye Mi. "Kuharap kalian memiliki pendapat yang sama denganku."

Hye Mi terlihat terkejut dan menghindari bertemu mata dengan Sam Dong.

Jin Kuk memperhatikan gerak-geriknya.

"Apa kalian sudah selesai bicara?" tanya Jason. "Kalau tidak, aku akan pergi duluan."

"Ya." ujar Sam Dong. "Ayo kita lakukan semua ini dengan sempurna demi kita semua."

Doo Shik dan asistennya terpana melihat Sam Dong dan yang lainnya.

Sikap Sam Dong benar-benar berubah sejak perjalanan dari Jepang.





Hye Mi berjalan lemah keluar dari ruang bawah tanah.

Tidak lama kemudian, Sam Dong juga keluar. Ia melihat Hye Mi dan langsung menghampirinya.

"Kenapa?" tanya Sam Dong, melihat ekspresi putus asa di wajah Hye Mi. "Apa kau cemas? Apa kau takut tidak bisa tampil di panggung pada waktu yang disepakati?"

"Bukan." jawab Hye Mi.





Sam Dong berdiri di samping Hye Mi. "Jangan cemas." katanya menenangkan. Ia mendekatkan kepalanya ke kepala Hye Mi. Sangat dekat. "Aku akan mengorbankan diriku untuk melindungi keputusan yang kau buat."

Kedekatannya dan Sam Dong membuat Hye Mi gugup. Ia bahkan tidak sanggup menatap mata Sam Dong.

"Jadi tersenyumlah." kata Sam Dong. "Mengerti?"





Sam Dong tersenyum. Hye Mi menunduk gugup.

"Baik." jawab Hye Mi.

Sam Dong tersenyum tipis dan berjalan pergi.





Hye Mi menggeletakkan kepalanya di meja. Pil Sook melakukan hal yang serupa di sampingnya.

"Ada apa?" tanya Pil Sook. "Apa yang kau cemaskan?"

"Cemas?" Hye Mi berpikir. "Banyak hal. Aku harus debut, tapi semuanya tidak berjalan lancar. Selain itu..."

"Selain itu?"





Hye Mi mendekati dan menatap Pil Sook tajam. "Apa kau sudah menemukan cara untuk mengetahui siapa orang yang kau sukai?"

"Bukankah aku sudah pernah bilang?" tanya Pil Sook. "Ketika kau senang dan sedih, dia adalah orang pertama yang kau pikirkan."

"Tapi bagaimana jika yang kau pikirkan adalah orang yang tidak kau sukai?" tanya Hye Mi.

"Memangnya ada yang seperti itu?" pikir Pil Sook. "Apa namanya?"



Mendadak Jason datang dengan mengagetkan. "Namanya dua waktu." serunya. "Memangnya ada apa denganmu, Go Hye Mi? Jangan bilang kau sedang bermain tarik ulur dengan dua lelaki?"

"Tidak!" seru Hye Mi kesal.

"Kau bilang tata kramaku itu buruk." protes Jason. "Yang kau lakukan lebih buruk! Kau harus menciptakan batas bagi dirimu sendiri!"

Hye Mi bangkit dari duduknya sambil menggebrak meja. "Aku bukan orang seperti itu!" Lalu berjalan pergi.





Hye Mi memegangi kepalanya, pusing. "Baiklah!" tekadnya. "Tahan dirimu! Sam Dong hanya teman! Teman!"

Sambil berkata begitu, Hye Mi memukuli kepalanya sendiri.

"Jangan membuat dirimu sendiri bingung, Go Hye Mi." ujar Hye Mi pada dirinya sendiri. "Ini sangat menyakitkan."

Tanpa Hye Mi sadari, Jin Kuk memperhatikannya dari jauh.



Jin Man, Sam Dong, Hye Mi dan Baek Hee duduk di depan ruang latihan. Di dalam, ketiga anggota K yang tersisa sedang berlatih. Mereka akan segera tampil.

"Dengar, dengar." ujar Jin Man, menyuruh Sam Dong, Hye Mi dan Baek Hee menonton video yang disetelnya di notebook. "Saat itu aku sedang merancang koreografi, Diam-diam temanku menyebarkannya di internet dan menjadi sangat populer. Secara tiba-tiba, anak-anak, polisi dan orang-orang mulai menarikan tarianku. Jika kita menari seperti itu, kita tidak akan memerlukan Direktur Ma untuk melakukan publikasi. Kita bisa melakukan flash mob."

Sam Dong menatap video Jin Man dengan seksama.

"Jika ingin melakukan itu, bukankah kita perlu banyak orang?" tanya Baek Hee. "Bagaimana menemukannya?"

"Dimana ada kemauan, disitu ada jalan." kata Sam Dong bersemangat.

"Itu mudah." ujar Hye Mi, tersenyum. Ia memikirkan sebuah ide.





Hye Mi, Baek Hee dan yang lainnya langsung mencari massa, walaupun dengan 'sedikit' trik licik yang mengancam.

Hye Mi mengancam orang yang dulu menyiram kepalanya dengan air.





Baek Hee mengancam Jeong Ah Jeong.





Sam Dong mengancam In Sung mengenai club malamnya.





Pil Sook mengancam Ri Ah yang telah mencuri suaranya untuk iklan ponsel.





Dengan cara seperti itu, Dream High mampu mengumpulkan massa. Walau massa yang mereka kumpulkan tampangnya terpaksa semua. Hahahaa...

Seorang wartawan yang diremehkan oleh Bum Soo tanpa sengaja menemukan mereka dan langsung memotret.

"Siapa dia?' tanya Sam Dong, tanpa sengaja melihat si wartawan. "Orang yang memotret itu?"

"Aku tidak tahu." jawab Baek Hee.





Sam Dong menarik Baek Hee dan Hye Mi ke sisinya. "Kita harus mendapat beberapa foto bagus." katanya.









Sam Dong, Hye Mi dan Baek Hee mulai berpose.





Saat Byung Jik sedang menelepon, Sam Dong sengaja bernyanyi keras-keras.

"Tidak bisakah kalian tenang?!" seru Byung Jik marah.





Malam itu ketika Jin Kuk sedang berlatih sendirian, Sam Dong datang.

"Kenapa kau menari disini sendirian?" tanya Sam Dong.

"Ayah Hye Mi tidak suka nyanyianku." jawab Jin Kuk.

"Dia juga tidak suka nyanyianku." ujar Sam Dong, tertawa.

Jin Kuk menatap Sam Dong dengan pandangan khusus. "Bagaimana hubunganmu dengan Hye Mi sekarang?" tanyanya ragu. "Bukankah kau ingin bertarung satu lawan satu?"

Sam Dong terdiam sejenak. "Aku memutuskan untuk tidak mengutarakan perasaanku." katanya.

"Apa?" tanya Jin Kuk terkejut.





"Saat Hye Mi mengatakan bahwa ia ingin pergi, aku menyadari bahwa siapapun orang yang disukai Hye Mi tidaklah penting." kata Sam Dong menjelaskan. "Aku menyukainya. Tidak masalah bagiku jika ia menyukaimu ataupun membenciku. Selama aku bisa berada dekat dengannya, aku sudah senang."

Jin Kuk terdiam beberapa lama. "Ah, kau masih saja punya kemampuan untuk mengubah seseorang menjadi ayam."





Di rumah, secara tidak sadar Byung Jik menyanyikan lagu Dream High.

Byung Jik memberitahu Oh Sun bahwa Oh Hyuk telah menjadikan rumahnya sebagai jaminan pembayaran hutang Hye Mi. Tentu saja Oh Sun terkejut setengah mati.

Oh Sun tidak tahan mendengar Byung Jik selalu menjelek-jelekkan Oh Hyuk. "Dengar ya!" serunya. "Istrimu itu adalah orang yang egois! Kalau dia sekarat dan ingin mati, mati saja sendirian! Kenapa harus mengganggu adikku yang baik?! Karena itu, adikku akan dicap sebagai penggoda istri orang lain seumur hidupnya!"

"Siapa yang sekarat?" tanya Byung Jik shock.

Oh Sun menceritakan segalanya pada Byung Jik.





Byung Jik menangis seorang diri di luar.

Beberapa lama kemudian, Oh Hyuk datang. Byung Jik buru-buru menghapus air matanya.

"Aku adalah orang yang jahat." kata Byung Jik pada Oh Hyuk. "Karena aku, istriku menyembunyikan penyakitnya. Karena aku juga, Hye Mi mengorbankan impiannya. Aku tidak pantas menjadi seorang ayah. Aku sangat minta maaf karena kesalahpahaman selama ini. Saat aku kembali ke Amerika, aku akan berusaha mengembalikan uangmu secepat mungkin."

"Lalu bagaimana dengan Hye Mi dan Hye Sung?" tanya Oh Hyuk.

"Aku malu bertemu putri-putriku." ujar Byung Jik sedih. "Ayah macam apa aku ini?"

"Bisakah aku meminta bantuanmu?" tanya Oh Hyuk ragu.





Dream High melaksanakan flash mob. Tanpa sengaja, Byung Jik lewat tempat itu dan melihat mereka.











Pertunjukkan dimulai...

Rupanya kedatangan Byung Jik bukan kebetulan. Oh Hyuk-lah yang menyuruhnya datang ke tempat itu.

"Indah bukan?" tanya Oh Hyuk. "Kau lihat Hye Mi? Apakah itu wajah orang yang mengorbankan impiannya?"

Byung Jik menatap wajah putrinya yang ceria.

"Semua yang menari bersamanya itu adalah teman-teman Hye Mi." tambah Oh Hyuk. "Teman yang selama etahun belakangan ini menghabiskan waktu bersamanya. Karena itu, jangan salahkan dirimu karena tidak melindunginya."

"Jika kau menyesal, maka lindungi dia sekarang." ujar Oh Hyuk. "Lindungi impian Hye Mi yang sebenarnya."





Penampilan Dream High langsung tersebar di internet secepat kilat. Sutradara dan produser juga menonton dan tertarik pada kreativitas mereka.





Oh Hyuk turut berperan dalam publikasi di internet.

"Wow, yang menonton sangat banyak!" seru Kyung Jin kagum.

"Ya." kata Oh Hyuk seraya menoleh pada Kyung Jin.

Tanpa sengaja, bibir Kyung Jin tersentuh dengan bibir Oh Hyuk. Mereka berdua langsung salah tingkah.

Kyung Jin bangkit dari duduknya dengan gugup.

"Guru Kang, apakah kau sudah makan malam?" tanya Kyung Jin. Mendadak secara ajaib jepit bunga sudah menghiasi rambutnya. "Jika kau belum makan, maukah kau mau makan bersamaku?"

"Sebenarnya, aku sudah punya janji." jawab Oh Hyuk.

"Begitu." Kyung Jin tertawa pahit. Ia melepas jepitnya dan berjalan pergi dengan malu.





Diam-diam, Bum Soo mengintip mereka.

"Dasar brengsek." katanya kesal. "Diam menciumnya. Menciumnya! Tapi ketika putriku mengajaknya makan, dia menolak. Kang!"





Ketika sedang mempromosikan CD Dream High, Doo Shik kelihatan berusaha menahan buang air besar.

Oh Sun datang dengan wajah menyeramkan. Ia menanyakan perihal rumah yang dijadikan jaminan.

"Kau.. sudah tahu?" tanya Doo Shik.

"Aku sudah mengatakannya sebelumnya." kata Oh Sun marah. "Rumah itu memang atas nama Oh Hyuk. Tapi sebenarnya itu rumahku! Rumah itu adalah hasil kerja kerasku selama 10 tahun bekerja!"

Doo Shik meminta tolong Oh Sun memegangkan CD dan berjanji akan menyelesaikan masalah rumahnya.



Mendadak, PD Jang mendapat kabar bahwa grup yang akan tampil di acaranya batal hadir. Ia bingung dan marah-marah.

Sebuah CD melayang di depan wajahnya.

"Dream High bisa menjadi penggantinya." kata Doo Shik, masih menahan rasa ingin buang air besar.

"Kau bisa siap besok?" tanya PD Jang.

"Tentu saja." jawab Doo Shik yakin. "PD Jang, fighting!"









Sam Dong, Hye Mi dan Jin Kuk bersorak senang saat Oh Hyuk mengabarkan bahwa Dream High bisa tampil di panggung. Mereka bertiga langsung berpelukan dan meloncat-loncat gembira.

Hye Mi tiba-tiba sadar ia berpelukan dengan Sam Dong dan buru-buru mundur dengan gugup.

Sam Dong bingung karena Hye Mi mendorongnya menjauh.

Byung Jik datang.

"Ayah, sudah kukatakan aku bisa." ujar Hye Mi. "Aku tidak akan pergi ke Amerika."

Byung Jik tidak mengatakan apa-apa dan berbalik pergi.





Hye Mi dan Baek Hee menunggu giliran di ruang rias. Baek Hee menyuruh Hye Mi menyapa setiap orang yang ditemui.

Karena Baek Hee lebih dulu debut, ia menyuruh Hye Mi memanggilnya senior, tapi Hye Mi menolak.



Pil Sook sangat gugup dan Jason menenangkannya.

Di pintu masuk, Byung Jik dan Hye Sung membagi-bagikan yogurt dan selebaran.





Sam Dong terdiam dan menyendiri. Ia merasakan telinganya mulai bermasalah lagi.

"Apa kau sudah memeriksa micmu?" tanya Jin Kuk. "Sebentar lagi kita akan tampil."

"Aku sudah siap menyanyi." jawab Sam Dong, berpura-pura tetap mendengar padahal jawabannya salah.

Jin Kuk sadar telinga Sam Dong tidak bisa mendengar lagi. Ia memandang Sam Dong dengan cemas.

Sam Dong tahu kalau Jin Kuk tahu. "Aku tidak bisa mendengarmu." katanya. "Jangan cemas. Aku tidak akan merusak pitch selama kau memberi kode padaku. Tidak masalah aku bisa mendengar atau tidak, aku akan tetap melakukannya."



Beberapa saat kemudian Hye Mi datang mendekati mereka. Melihat kedatangan Hye Mi, Sam Dong buru-buru kabur.

Hye Mi berniat mengejar Sam Dong, tapi Jin Kuk melarang.

"Saat ini, Sam Dong tidak bisa mendengar, kan?" tanya Hye Mi cemas. "Kuharap kau tidak memberitahu yang lain. Jika ada orang lain tahu, ia akan marah."





Hye Mi berbalik hendak menemui Sam Dong.

"Hye Mi!" panggil Jin Kuk lagi. Kelihatannya ia menghalangi Hye Mi menemui Sam Dong. "Hari ini adalah hari pertama kali kau dan aku berada dalam satu panggung."

Hye Mi menghadap Jin Kuk lagi. "Ya, kau benar."













Pertunjukkan pertama Dream High di panggung.

Jin Kuk membantu Sam Dong dengan memberi aba-aba padanya.





"Di dunia ini, ada dua jenis kebahagiaan." ujar Jin Kuk. "Yang pertama adalah kebahagiaan yang kau sadari ketika telah berlalu. Kedua adalah kebahagiaan yang kau rasakan saat itu juga. Kebahagiaan yang terjadi pada saat dilakukan adalah sangat langka. Mereka berkata, kau bisa melihat sinar kemilau hanya dengan mengingatnya. Kurasa, kami akan terus mengingat saat ini. Hari ini. Kebahagiaan ini... akan kami ingat sepanjang sisa hidup kami. Saat-saat dimana kami bersinar."





Hye Mi membawa selimut menuruni tangga rumah.

"Biar kubantu kau." kata Sam Dong.

"Tidak usah." tolak Hye Mi, mengelak dari Sam Dong. Dompet Hye Mi terjatuh.

"Tidak apa-apa." kata Sam Dong memaksa.

"Tidak!" seru Hye Mi, berjalan menjauh.

"Hye Mi, apa yang terjadi?" tanya Sam Dong seraya merebut selimut dengan paksa. "Kenapa kau selalu menghindar dariku?"

Hye Mi berbalik membelakangi Sam Dong. "Aku tidak menghindarimu." jawabnya berbohong.





"Kalau kau tidak menjauhiku, kenapa kau tidak mau melihat mataku?" tuntut Sam Dong.

Jin Kuk melihat mereka. "Hye Mi." panggilnya. "Apa kau punya waktu luang? Hari ini adalah hari ulang tahunmu. Jangan bilang kau lupa."

"Benarkah?" tanya Hye Mi.

"Bagus sekali!" seru Sam Dong. "Ayo adakan pesta ulang tahun!"

"Lupakan saja!" kata Hye Mi sinis pada Sam Dong. Ia memutuskan ikut Jin Kuk pergi.





Ketika akan naik ke motor Jin Kuk, Hye Mi sadar dompetnya tertinggal.

"Jangan cemas, aku akan mentraktirmu." kata Jin Kuk.

"Tidak!" seru Hye Mi cepat dan kelihatan panik. Ia buru-buru lari ke dalam rumah untuk mengambilnya.





Di dalam rumah, Sam Dong menemukan dompet Hye Mi dan membukanya. Disana ada foto para personil Dream High.

Sam Dong tersenyum, dan mengambil foto itu. Ternyata dibalik foto Dream High, Hye Mi menyembunyikan foto Sam Dong.

Sam Dong terkejut. Belum sempat ia berpikir, pintu depan sudah terbuka dan Hye Mi masuk ke dalamnya.

Sam Dong buru-buru menutup dompet Hye Mi.









Hye Mi merebut dompetnya dari tangan Sam Dong dengan ekspresi waswas. "Kau tidak melihat isi dompetku, bukan?" tanyanya cemas.

"Apa?" gumam Sam Dong dengan wajah polos. "Tidak." jawabnya berbohong.

Hye Mi diam. Menatap Sam Dong dengan pandangan curiga.

Sam Dong berpikir sejenak. "Ah, kau pasti takut aku mencuri uangmu?"

Hye Mi menarik napas lega. "Ya." katanya. Ia berbalik dan melihat Jin Kuk memandang mereka.

Jin Kuk tersenyum. Senyum yang sangat pahit. "Ayo." ajaknya.





Jin Kuk mengajak Hye Mi ke danau yang dulu pernah mereka kunjungi. Hye Mi kelihatan murung dan tidak bersemangat.

"Lebih baik kita pulang saja dan merayakan ulang tahunmu di rumah." kata Jin Kuk.

"Tidak!" tolak Hye Mi, tersenyum. Ia mencoba terlihat ceria. "Kenapa tiba-tiba kau ingin pulang? Kemana lagi kita akan pergi?"





Jin Kuk tersenyum. "Jangan paksakan dirimu, Hye Mi." katanya.

"Ayo!" ajak Hye Mi. Keceriaan yang dibuat-buat. "Aku ingin pergi."

"Hye Mi..." ujar Jin Kuk pelan. "Aku tahu kau sedang memaksakan diri. Dimana hatimu saat ini?"

Hye Mi terdiam.

"Walaupun aku sudah tahu jawabannya, aku tetap tidak ingin melepasmu." kata Jin Kuk. "Tapi perasaan tidak bisa dipaksakan."

"Maafkan aku." ujar Hye Mi dengan mata berkaca-kaca. "Aku pasti sangat menjengkelkan."





Hye menangis.

Jin Kuk tersenyum kemudian memasangkan helm ke kepala Hye Mi.

"Mulai saat ini, bagaimana kalau kita menjadi teman baik?" kata Jin Kuk. "Seperti dulu saat kita bermain bersama."

Hye Mi mengangguk.



Bum Soo memanggil Oh Hyuk ke ruangannya. Ia menyerahkan berkas siswa yang lulus babak pertama audisi EMG.

Oh Hyuk sangat senang.

Bum Soo marah melihat kesenangan di wajah Oh Hyuk sementara ia merasakan kesedihan pada diri Kyung Jin, putrinya.

"Kau tidak memedulikan perasaan putriku!" seru Bum Soo.

Oh Hyuk bingung. "Kyung Jin menyukaiku?!" serunya kaget. Ck ck ck... Benar-benar ga sensitif ni orang.

"Tepat!" teriak Bum Soo galak.

Oh Hyuk terkejut.

"Kau tidak tahu?" tanya Bum Soo lagi.

"Ya, aku benar-benar tidak tahu." jawab Oh Hyuk polos.

Bum Soo menyesal sudah mengatakan hal itu pada Oh Hyuk.





Oh Hyuk mengumumkan siapa saja yang lolos babak pertama audisi EMG.

Mereka sangat gugup.

"Tidak peduli siapa yang lolos, kita harus tetap memberi selamat padanya." kata Jason, memegangi tangannya nervous.

"Sudah buka saja." kata Hye Mi tanpa ekspresi. "Kami juga tidak mengharapkan apa-apa."





Perlahan, Oh Hyuk dan Jin Man membuka berkas itu. Nama yang tercantum adalah...

"Go Hye Mi, kau lolos!" seru Oh Hyuk.

Hye Mi berteriak dan melompat senang. Tapi tiba-tiba ia sok cool lagi dan duduk tenang. "Aku tahu aku akan lolos." katanya sombong.

"Selamat!" seru Sam Dong senang.

Semua orang mengucapkan selamat kecuali Jason. Jason kelihatan tidak ikhlas.

Pil Sook menyikut Jason dan Jason mengucapkan selamat dengan terpaksa.





"Ada lagi yang lolos." kata Oh Hyuk. Mereka berpikir hanya Hye Mi yang lolos, rupanya masih ada lagi. Oh Hyuk melihat nama itu satu per satu dan tertawa senang. "Kalian semua terpilih!"

Semua murid menghela napas.

"Jangan bercanda, Guru." kata Sam Dong.

Oh Hyuk menunjukkan kertas itu pada anak-anak. Mereka semua langsung bersorak senang.

"Tunggu dulu." kata Baek Hee. "Semua peserta yang mendaftar, pasti terpilih?"

Semua langsung diam dan berpikir.

Mungkin semua persyaratan yang diajukan EMG hanya formalitas untuk mengetahui mental para peserta. Apakah mereka cukup berani mencoba meraih sesuatu yang tidak mungkin atau tidak. Justru ujian yang sebenarnya baru akan dimulai.



Anak-anak melakukan suit untuk menentukan siapa yang lebih dulu menggunakan ruang latihan. Kini mereka akan saling bersaing masing-masing.

Mereka akhirnya malah berebut.





Oh Hyuk dan Kyung Jin melihat anak-anak dengan senang.

"Apakah kau sudah makan malam?" tanya Oh Hyuk.

"Ini sudah larut." kata Kyung Jin. Ia terdiam sesaat, kemudian menjawab, "Belum."

"Bagaimana kalau kita keluar makan malam?" ajak Oh Hyuk.

"Tentu saja." kata Kyung Jin. Ia langsung memakailagi jepitnya dan bercermin.









Keenam personil Dream High datang ke audisi EMG. Disana, mereka bertemu dengan wartawan yang sebelumnya memotret mereka. Rupanya ia adalah salah satu kru EMG yang diam-diam menilai para peserta.

Wartawan itu berpidato di panggung. Ia mengatakan bahwa calon pemenang yang diinginkan EMG adalah orang yang memiliki semangat juang tinggi.

Ujian babak kedua akan segera dimulai.

Pemenang EMG akan pergi ke Amerika dan membuat album di sana. Ia akan mendapat kesempatan menjadi penyanyi terbaik dunia. Itulah impian semua orang.





"Bagaimana kalau kita menolak pergi jika menang?" tanya Jin Kuk saat berbincang dengan teman-temannya.

"Tentu saja kau harus pergi." kata Pil Sook. "Itu impian kita."

"Bagaimana rasanya menjadi nomor satu?" tanya Sam Dong.

"Tentu saja itu hebat!" jawab Baek Hee. "Pasti perasaanku akan sangat luar biasa!"

"Aku tidak sependapat." ujar Sam Dong. "Menjadi nomor satu pasti akan merasa kesepian."

"Benar." ujar Jason.

"Kalau begitu, kau tidak ingin menjadi nomor satu?" tanya Jin Kuk.

"Tidak." jawab Sam Dong. "Walaupun begitu, aku tetap ingin menjadi nomor satu."









Anak-anak menjalani ujian selanjutnya sesuai dengan bakat mereka.



Tahun 2018.

Diruangan itu banyak sekali foto dan piala milik Pil Sook.

Kini Pil Sook mendapatkan kembali berat badannya.

Dengan suara yang indah, ia menyanyikan lagu untuk anak-anak kecil di playgroup.

Jason datang dan mengajak Pil Sook menonton konser seseorang.

Pil Sook sangat senang karena ia dan teman-temannya akan berkumpul kembali.





Baek Hee menjadi guru di Kirin. Ia menerapkan cara mengajar yang sama dengan Kyung Jin. Ia, Kyung Jin dan Oh Hyuk juga akan datang ke konser seseorang.

Kyung Jin dan Oh Hyuk sudah menikah dan memiliki seorang anak.





Jin Kuk menjadi seorang bintang terkenal dibawah asuhan Doo Shik dari Perusahaan Entertainment White.

Begitu Jin Kuk keluar, para wartawan langsung mengerubunginya.

"Di wawarcaranya yang terakhir, K mengatakan kalau Tuan Hyun Shi Hyuk adalah gurunya." kata seorang wartawan. "Apa kau sudah mendengar hal itu?"

Jin Kuk hanya tersenyum.

Doo Shik telah menikah dengan Oh Sun dan memiliki seorang anak.

Ayah Jin Kuk mencalonkan diri lagi menjadi walikota dan jadi kandidat terkuat.





Di hari yang sama pula, dunia sedang dihebohkan oleh ajang penganugerahan terbesar, yakni Grammy Awards.

Album kedua K yang berjudul Dream High menjadi album terlaris dan terbaik tahun itu. Album tersebut sudah terjual sebanyak 20 juta copy ke seluruh dunia dan mendapat banyak pujian.

K meletakkan foto keenam murid Kirin di meja. Di meja tersebut juga tergeletak medali dan garpu tala.

K mengenakan medali di lehernya.

K adalah Sam Dong...





Flashback.

Sam Dong memenangkan kompetisi EMG.

"Aku tidak akan pergi ke Amerika!" seru Sam Dong.

"Kau harus pergi." ujar Hye Mi. "Buat album disana dan berdiri di panggung terbesar! Bukankah kau mau menjadi nomor satu?

"Aku sudah pernah mengatakannya padamu." kata Sam Dong bersikeras. "Aku tidak ingin pergi ke Amerika. Aku hanya ingin membuktikan diri padamu. Jika kau sudah melihatku mampu menang, aku akan melepaskannya. Ayo kita pulang."





Sam Dong berbalik dan hendak berjalan pulang, tapi Hye Mi menarik lengannya.

"Sam Dong!" seru Hye Mi.

"Kubilang aku tidak akan pergi!" teriak Sam Dong. "Sejak awal aku memulai semua ini.. bagiku kaulah musikku. Musik adalah kau. Karena itulah aku ada disini sekarang. Jika tidak ada kau, maka tidak akan ada musik."

"Tidakkah kau ingat apa yang kau katakan padaku?" tanya Hye Mi. "Kau tidak ingin membuatku mencemaskanmu. Tapi, aku masih mencemaskanmu saat ini. Jika semua berakhir disini, maka aku akan selalu mencemaskanmu. Karena itulah, kau harus membuktikan dirimu. Kau harus lebih mandiri. Kumohon... Jangan membuatku mencemaskanmu lagi."



Sam Dong menangis.

"Jika kau ingin membuatku terpikat padamu, kau harus menjadi yang terbaik." Hye Mi berkata tanpa menatap mata Sam Dong. "Jika saat itu tiba, maka aku tidak perlu mencemaskanmu lagi."

Hye Mi tersenyum namun matanya berkaca-kaca. "Aku akan mengatakan padamu, apa arti dirimu bagiku."

"Kau bohong." tangis Sam Dong. "Kau ingin menahanku. Kau tidak ingin melepasku. Aku lebih mengerti kau ketimbang dirimu sendiri. Aku benar, bukan?"

"Tidak, kau salah." jawab Hye Mi, menatap Sam Dong. "Jika sekarang satu tahun yang lalu, aku pasti akan marah karena kau yang terpilih. Tapi saat ini, aku ingin mengantarmu pergi. Hatiku sangat senang. Benar-benar senang."





"Jangan bohong." kata Sam Dong, menatap Hye Mi lebih dekat. "Itukah ekspresi seseorang yang senang?"

"Ya." jawab Hye Mi, menangis semakin keras. "Inilah ekspresiku jika senang."

"Jangan bicara omong kosong." kata Sam Dong. "Kau gadis jahat."

"Sam Dong, pergilah." kata Hye Mi. "Pergi kesana dan tunjukkan padaku."

Sam Dong menyerahkan gantungan hp pada Hye Mi, kemudian naik ke bus.





Dan saat itulah waktunya Sam Dong membuktikan pada Hye Mi kalau ia mampu menjadi nomor satu dan yang terbaik. Dengan memenangkan Grammy Awards.







Sam Dong naik ke panggung. Sebelumnya, ia memberikan alat bantu pendengarannya pada salah seorang kru.

"Apa kau yakin?" tanya kru itu dalam bahasa Inggris. "Apa kau sudah siap?"

Sam Dong tersenyum. "Aku selalu siap." jawabnya.

Sam Dong berdiri di panggung dan terbang tinggi bagai burung.





Konser Hye Mi yang ke 100. Hye Mi mengucapkan terima kasih pada guru dan teman-temannya yang saat itu hadir karena telah membantunya berkembang.

"Hari ini, ada seorang teman lagi yang tidak bisa hadir." kata Hye Mi. "Jalan yang sedang dilaluinya mungkin jalan yang paling terang, namun juga yang paling sunyi. Aku mempersembahkan lagu ini untuknya."

Hye Mi menyanyikan lagu Only Hope khusus untuk Sam Dong.



Jin Kuk datang menonton Hye Mi. Mendadak seorang gadis datang dan mengecup pipinya.

Mulanya Jin Kuk bingung. Siapa gadis yang asal sosor ini?

Rupanya ia adalah Hye Sung, adik Hye Mi.

Hye Sung kini sudah remaja dan bersekolah juga di Kirin.





Hye Mi teringat kenangan-kenangannya bersama Sam Dong. Ketika pertama kali ia menyanyikan lagu itu untuk Sam Dong di toilet, lalu saat Sam Dong mengejar busnya dan Hye Mi berbohong dengan mengatakan kalau ia menyukai Sam Dong.


Flashback.

Hye Mi menatap gantungan hp dari Sam Dong. Tangisnya makin menjadi.

Sam Dong naik ke dalam bus dan perlahan bus itu pun menjauh.



Hye Mi berbalik dan berlari mengejar bus Sam Dong. Ia berhasil mengejar ketika bus itu sampai di halte selanjutnya.



Hye Mi mengetuk jendela. Sam Dong terkejut dan membuka jendelanya.

Tanpa mengatakan apapun, Hye Mi mengalungkan medali ke leher Sam Dong.

Tidak ada satu katapun yang keluar dari mulut Hye Mi ataupun Sam Dong.


Sam Dong meraih Hye Mi dan mengecup bibirnya.


-TAMAT-

Sinopsis Dream High Episode 15


Sam Dong, Jin Kuk, Baek Hee dan Jason akan menandatangani kontrak.

Bum Soo menatap Oh Hyuk dari kaca dengan pandangan benci. Ia tidak terima putrinya harus dekat dengan Oh Hyuk.

Jin Man juga terlihat marah pada Oh Hyuk. "Jangan bicara padaku." katanya tanpa memandang Oh Hyuk.

Total anggota sekarang ada 6 orang, yakni Sam Dong, Jin Kuk, Hye Mi, Baek Hee, Pil Sook dan Jason.



Sam Dong berdiri di sisi pagar pembatas seraya memegangi surat kontraknya.

Jin Kuk dan Sam Dong saling memberi selamat.

"Sekarang aku akan debut." kata Sam Dong. "Aku juga sudah menemukan pitchku. Hye Mi tidak akan mengasihani aku lagi, bukan?"

"Mungkin saja." jawab Jin Kuk.

Sam Dong berkata pada Jin Kuk bahwa ia merasa sedikit takut dan tidak percaya diri karena harus bersaing dengan Jin Kuk.

"Kalau kau merasa takut, kenapa tidak menyerah saja?" tanya Jin Kuk.

"Tidak." jawab Sam Dong yakin. "Aku tidak akan menyerah."





Hye Mi berdiri seorang diri. Dikepalanya berkelibat sosok Sam Dong dan Jin Kuk. Dua pria itu ada disisinya sejak lama. Dan yang menembakkan panah cinta adalah Sam Dong. Hehe... Kena kamu, Hye Mi!





"Hye Mi!" panggil Sam Dong. Dengan ceria, Sam Dong mengibarkan surat kontraknya. "Aku ingin menunjukkan sesuatu padamu."

Hye Mi kaget dan kelihatan ketakutan karena Sam Dong muncul. Ia mundur beberapa langkah, lalu berlari kabur.

"Hye Mi, mau kemana kau?!" teriak Sam Dong, ikut berlari mengejar Hye Mi. "Hye Mi, berhenti!"

Sam Dong berlari dan terus memanggil Hye Mi, namun Hye Mi tidak mau berhenti.

Dan terjadilah kejar-kejaran seperti film India. Hehehe...





Sam Dong akhirnya berhasil mengejar Hye Mi dan menghalangi jalannya.

"Hye Mi, kenapa kau melarikan diri?" tanya Sam Dong.

"Aku tidak melarikan diri." kata Hye Mi berbohong. "Aku hanya berolahraga sedikit."

"Benarkah?" Sam Dong percaya-percaya saja. Ia lalu menunjukkan surat kontraknya pada Hye Mi.

"Oh, selamat." kata Hye Mi tanpa memandang Sam Dong.

"Kau tidak terlihat niat mengucapkan selamat padaku." keluh Sam Dong melihat ekspresi wajah Hye Mi yang biasa-biasa saja.

"Aku juga memberi selamat pada orang lain dengan wajah seperti ini." kata Hye Mi.

"Akhirnya aku bisa berdiri berdampingan denganmu di panggung." kata Sam Dong.

"Bagus."





"Aku menanyakan sesuatu padamu." kata Sam Dong.

Ekspresi wajah Hye Mi langsung tegang.

"Apakah kau masih mencemaskan aku?" tanya Sam Dong. "Apa kau pikir aku terlihat menyedihkan?"

"Itu..." Belum sempat Hye Mi menjawab, ponselnya berdering. Hye Mi terlihat lega karena bisa mengalihkan perhatian dari Sam Dong.

Hye Sung menelepon. Hye Mi langsung kelihatan terkejut dan senang.

"Ada apa?" tanya Sam Dong.

"Ayahku kembali." jawab Hye Mi ceria.





Ayah Hye Mi datang ke rumah Oh Hyuk. Ia kelihatan sangat marah ketika pertama melihat Oh Hyuk. Ia meletakkan barang-barangnya di tanah dan menendang kaca spion mobil Oh Hyuk. Hal yang sama dengan yang dilakukan Hye Mi saat pertama kali bertemu Oh Hyuk.

"Siapa kau?!" seru Oh Hyuk marah. "Kenapa kau menendang mobil orang?!"

"Namaku adalah Go Byung Jik." jawab Ayah Hye Mi. "Mantan suami Jang Ong Myuk."

"Ayah!" seru Oh Sung ketika melihat ayahnya datang. Ia bergegas berlari memeluk ayahnya.





Byung Jik menyerahkan satu amplop berisi uang pada Oh Hyuk sebagai rasa terima kasih karena sudah mengurus Hye Mi dan Hye Sung.

Suasana diantara mereka sangat dingin dan suram.

"Siapa dia?" tanya Byung Jik, menunjuk Jin Kuk.

"Namaku Hyun Shi Hyuk." jawab Jin Kuk memperkenalkan diri.

"Dia adalah teman sekolah Hye Mi." kata Oh Hyuk. "Ia tinggal dilantai dua."

"Lantai dua? Hye Mi tinggal bersama pria ini?!" seru Byung Jik marah.

"Bukan, bukan seperti itu."





Tidak lama kemudian, Hye Mi datang bersama Sam Dong.

Hye Mi langsung memukuli ayahnya habis-habisan.

"Sakit, Hye Mi!" seru Byung Jik.

"Kenapa kau lama sekali?" tangis Hye Mi. "Kau bilang hanya kaan pergi 2 bulan?"

Byung Jik memeluk putrinya dan meminta maaf. "Sekarang ayah sudah mapan. Kita bisa tinggal bersama lagi. Ayo pergi ke Amerika bersama."

Semua orang terkejut mendengar perkataan Byung Jik.





Hye Mi menunjukkan kamarnya pada Byung Jik.

Byung Jik terus-menerus protes ini itu. "Jangan khawatir, begitu sampai di Amerika, kalian akan mendapatkan kamar masing-masing."

"Amerika?!" seru Sam Dong spontan. "Apa mereka harus ikut pergi? Kapan?"

"Secepatnya." jawab Byung Jik. "Segera setelah kami menyelesaikan urusan formalitas disini. Mungkin dalam waktu satu minggu."

Byung Jik lalu meminta Hye Mi dan Hye Sung berbenah karena mereka akan tinggal di hotel.

"Kenapa kita harus pergi cepat-cepat?" tanya Hye Mi. "Sebelum menyelesaikan dokumen-dokumen, kenapa kita tidak tinggal disini saja?"





Sam Dong dan Jin Kuk menawarkan ranjangnya untuk Byung Jik.

"Apa hubungan kalian dengan Hye Mi?" tanya Byung Jik pada Sam Dong dan Jin Kuk.

"Kami hanya teman sekolahnya." jawab Jin Kuk, bertukar pandang dengan Sam Dong.

"Itu saja?" tanya Byung Jik memastikan.

"Bukan itu saja." tambah Sam Dong. Jin Kuk memandang Sam Dong dengan waswas. Takut Sam Dong mengatakan yang aneh-aneh lagi. "Kami juga teman sekelasnya."

Jin Kuk menarik napas lega.





Jin Kuk berbisik pada Sam Dong. "Tidakkah kau berpikir ia sedikit mirip dengan Hye Mi?"

"Tidak sedikit mirip." jawab Sam Dong. "Mereka benar-benar sama."

Sam Dong dan Jin Kuk menoleh. Byung Jik sudah tertidur lelap di ranjang Sam Dong.





Jin Kuk berpapasan dengan Hye Mi di tangga.

"Apa kau sudah memutuskan akan pergi ke Amerika?" tanya Jin Kuk.

"Ya, tentu saja." jawab Hye Mi tanpa pikir panjang. "Ayahku sudah datang kemari. Tentu saja kami harus pergi bersama."

Hye Mi juga mengatakan bahwa ia ingin meneruskan sekolah musik klasiknya. Itulah mimpinya yang sebenarnya.





Hye Mi masuk ke dalam kamarnya dengan ekspresi sedih. Ia memandang surat kontraknya lekat-lekat, kemudian memandang sekolah musik klasiknya dulu.

Mana yang harus ia pilih?

Sam Dong mengetuk pintu kamar Hye Mi. "Apa kau sudah tidur?" tanyanya pelan. "Apa ada kemungkinan kau tidak ikut pergi? Tidak bisakah kau tetap tinggal di sini?"

Sam Dong bersandar sedih ke pintu kamar Hye Mi.

"Karena aku ingin mengejarmu, akhirnya aku bisa sampai tahap ini walaupun sulit." ujar Sam Dong. "Kalau semuanya menjadi seperti ini, bagaimana aku mengatasinya?"

Di dalam kamar, Hye Mi juga bersandar di pintu.





Baek Hee mencoba menciptakan lagu. Kyung Jin memuji lagnya. Hanya dengan memperbaiki beberapa not, maka lagu itu akan terdengar lebih bagus.

Baek Hee juga mengatakan bahwa ia akan ikut kelas biasa lagi. Ia sudah siap.





Tengah malam saat semua orang sudah tertidur lelap, Byung Jik bangun dan berjalan menuju kamar Hye Mi. Ia membangunkan kedua putrinya dan mengajak mereka pergi diam-diam.





Pagi harinya, Sam Dong dan Jin Kuk berlari-lari panik.

"Guru, ayah Hye Mi menghilang!" seru Jin Kuk.

"Hye Mi dan Hye Sung juga menghilang!" tambah Sam Dong.

"Apa?!" seru Oh Sun. "Maksudmu mereka kabur tengah malam tadi?"



Hye Mi, Hye Sun dan Byung Jik tidur di spa.

"Ayah, kapan kita akan ke hotel?" tanya Hye Sung.

"Apa yang kita lakukan di sini?" tanya Hye Mi.

"Kita akan tinggal disini sampai dokumen-dokumen untuk pergi ke Amerika lengkap." jawab Byung Jik. "Jika kita tetap tinggal di rumah itu, Ma Doo Shik akan menemukanku dan menyuruhku membayar hutang."

"Bukankah kau bilang bahwa kau sudah mapan?" tanya Hye Mi. "Kau kembali bukan untuk membayar hutang?"

"Hanya dalam waktu satu tahun, bagaimana seseorang bisa mapan?" protes Byung Jik. Rupanya kemarin ia berbohong. Ia datang karena ingin menyekolahkan Hye Mi lagi di sekolah musik klasik.

Ponsel Hye Mi berdering, namun Byung Jik melarang Hye Mi mengangkat telepon itu.





"Ia tidak angkat?" tanya Sam Dong sedih. "Ia tidak akan pergi seperti ini, bukan?"

"Aku tidak tahu." jawab Jin Kuk.

Sam Dong kesal mendengar jawaban Jin Kuk. Ia beranjak pergi.

"Mau kemana kau?" tanya Jin Kuk.

"Untuk mencarinya, tentu saja." jawab Sam Dong.

"Lalu apa yang akan kau lakukan jika menemukannya?"





"Jika aku menemukannya..." Sam Dong terdiam sejenak. "Jika aku menemukannya..."

"Ia pergi ke Amerika untuk mewujudkan mimpinya sendiri." kata Jin Kuk. "Apa kau akan berusaha membujuknya? Membujuknya dengan apa? Dengan alasan apa?"

"Aku tidak punya alasan yang bisa kugunakan." jawab Sam Dong. "Aku tahu aku tidak punya alasan yang bisa digunakan untuk membujuknya tetap tinggal. Tapi hanya dengan menemukannya, aku akan bisa bernapas lagi."

Sam Dong berlari pergi.





Sam Dong dan Jin Kuk mencari Hye Min namun tidak bisa menemukannya.

Sam Dong menunduk sedih.





Secara tidak sengaja, Baek Hee melihat Hye Mi di depan sekolah dan memeluknya dari belakang. Hye Mi terkejut.

"Hye Mi!" panggil Baek Hee.

"Oh, Baek Hee." ujar Hye Mi, menoleh.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Baek Hee. "Kenapa kau tidak masuk?"

"Ya." jawab Hye Mi. "Kau sudah masuk sekolah?"

"Ya, aku tidak bisa bersembunyi selamanya. Ayo!" kata Baek Hee, menggandeng tangan Hye Mi dan berjalan masuk ke sekolah.





Oh Hyuk dan Kyung Jin berpapasan di jalan. Sikap mereka sangat kikuk.

"Guru Kang, mengenai pelukan waktu itu..." Kyung Jin bicara dengan kaku.

"Ah, itu.." ujar Oh Hyuk menanggapi. "Jangan cemas. Aku tidak salah paham."

"Syukurlah. Aku sangat cemas kau akan berpikiran yang tidak-tidak." kata Kyung Jin.





Doo Shik muncul mendadak di belakang Kyung Jin. Sepertinya itu sudah menjadi hobi Doo Shik.

Kyung Jin menjerit kaget dan berlari memeluk Oh Hyuk.

"Apa yang kalian lakukan?" tanya Doo Shik. "Atmostif diantara kalian berdua sangat bagus."

Kyung Jin buru-buru menjauh dari Oh Hyuk.

"Kau salah paham." kata Kyung Jin. "Ini hanya kecelakaan. Kecelakaan yang tidak disengaja. Seperti itulah."





Doo Shik datang ke sekolah hari itu untuk memperdengarkan lagu yang akan dinyanyikan oleh Sam Dong dan yang lainnya.

"Kau bawa lagu itu kemari?!" protes Jin Man. "Kenapa kau memberi kami lagu lama? Apa ku meremehkan pendatang baru?"

"Jin Man, dengarkan ini." ujar Oh Hyuk. Ia berjalan mendekati piano dan memainkan beberapa not lagu. Lagu Love High yang diaransemen secara spontan oleh Sam Dong saat di Jepang.

"Ah, itu hebat!" seru Jin Man. "Kau jenius!"

"Sam Donglah jenius yang sebenarnya." kata Kyung Jin. "Nada itu diciptakan oleh Sam Dong. Judul lagu itu diubah dari Love High menjadi Dream High."





"Aku tidak menyangka pemuda desa itu memiliki bakat yang begitu hebat." kata Doo Shik senang. Ia mendadak terdiam sejenak, berpikir. "Dream High... Menggunakan kata itu sebagai nama grup juga bagus!"

"Jangan bercanda!" ejek Jin Man. "Aku sudah menyiapkan bebepa nama. "Albatross. Itu nama burung besar."

"Dream High kedengarannya bagus." kata Oh Hyuk, sependapat dengan Doo Shik.

Akhirnya mereka setuju menggunakan nama Dream High sebagai nama grup musik K yang lahir kembali. Jin Man ngambek.

Untuk menciptakan lagu, Doo Shik memilih Jin Man. Jin Man langsung senang.





Oh Hyuk kemudian memberitahu Doo Shik bahwa Hye Mi akan mundur karena harus pergi ke Amerika.

"Hye Mi belum melunasi hutangnya padaku." kata Doo Shik. "Perjanjian di kontrak masih berlaku."

Tiba-tiba Byung Jik datang dan menarik kerah Oh Hyuk. "Dimana Hye M?!" serunya marah. "Dimana kau sembunyikan dia?!"

Doo Shik tersenyum melihat Byung Jik.

"Kau menggoda istriku!" teriak Byung Jik. Ia lupa bahwa disana juga ada Hye Sung. "Dan dia pergi tanpa pamit. Sekarang kau ingin mengubah Hye Mi menjadi penghibur rendahan?!"

"Menggoda istrimu?!" seru Jin Man dan Kyung Jin terkejut.

"Ayah!" Tidak lama kemudian Hye Mi datang. Ia berusaha menjauhkan ayahnya dari Oh Hyuk. "Apa yang kau lakukan? Lepaskan dia! Guru Kang bukan orang seperti itu!"

"Hye Mi, kau tahu apa?!" seru Byung Jik.

"Tenangkan dirimu, Tuan Go Byung Jik." terdengar suara Doo Shik.

Byung Jik kaget melihat Doo Shik dan langsung melepaskan kerah Oh Hyuk.



Hye Mi menjelaskan segalanya pada ayahnya bahwa ia sudah menandatangani perjanjian dengan Doo Shik untuk membayar hutang.

"Aku akan segera membayar hutang." janji Byung Shik. "Tolong lepaskan Hye Mi."

Hye Mi mengatakan pada ayahnya ia akan debut, namun ayahnya tetap tidak setuju.

"Hye Mi, jangan pikirkan mengenai hutang." kata Oh Hyuk. "Jangan jadikan itu alasanmu untuk tetap disini. Wujudkan saja mimpimu di bidang musik klasik. Aku akan membicarakan mengenai hutang dengan Presiden Ma. Aku akan mencari jalan keluar."

Oh Hyuk meminta Hye Mi memikirkan keputusan yang akan diambilnya dan mengajak mereka tinggal lagi di rumahnya sampai Hye Mi bisa menetapkan hatinya.





Kyung Jin duduk sendirian dengan wajah frustasi. Ia sangat shock mendengar bahwa Oh Hyuk menggoda istri orang lain.

Jin Man duduk di dekatnya.

"Aku yakin Guru Kang bukan tipe orang yang berani menggoda istri orang lain." kata Kyung Jin. "Mungkin saja ayah Hye Mi yang jahat. Aku yakin Guru Kang adalah orang yang bersih dan tidak bersalah. Benar bukan?"

Jin Man bukannya membela Oh Hyuk dan menenangkan hati Kyung Jin malah menjelek-jelekkan Oh Hyuk dengan mengatakan bahwa Oh Hyuk pernah mengkhianatinya.

Kyung Jin tambah depresi.





Jason berusaha bernegosiasi agar grup Dream High bisa tampil. Tapi begitu Jason menyebut nama Jin Kuk dan Baek Hee, sang sutradara tampak ragu dan engan.

"Kudengar Baek Hee duluan yang menggoda Direktur Yoon." kata sutradara.

Jason kesal dibuatnya. "Anggap saja aku tidak pernah mengatakan apapun." katanya.

"Tentu saja aku tidak percaya, tapi para penonton percaya. Itulah masalahnya. Apa tidak ada personil yang lain?"

Jason berpikir sejenak. "Ada seorang gadis yang bernama Kim Pil Sook." katanya, tersenyum.





Hye Mi berjalan di zebra cross sambil menghitung garis putihnya. "Pergi. Tidak pergi. Pergi. Tidak pergi."

Hye Mi tidak sadar kalau saat itu Jin Kuk mengikuti dibelakangnya.





Jin Kuk menghadang jalan Hye Mi. "Apa kau masih bingung menentukan pilihan?" tanyanya.

"Haruskah aku pergi atau tidak?' tanya Hye Mi meminta pendapat.

"Tergantung pada hatimu sendiri." jawab Jin Kuk. "Pikirkan keputusanmu baik-baik."

"Sejujurnya aku sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya kuinginkan." kata Hye Mi. "Tidak ada pilihan yang yakin 100%. Ini keputusan yang sangat sulit."

"Jika kau yakin 100%, kau tidak perlu memilih." ujar Jin Kuk. "Pilihanmu 50 banding 50."

"Kenapa kau tidak menghentikanku untuk pergi?" tanya Hye Mi.

Jin Kuk tertawa. "Apa kau pernah mendengar orang lain?"

"Memang benar." jawab Hye Mi tersenyum. Namun sesaat kemudian ia murung, seakan teringat sesuatu. Satu hal yang bisa menjadi alasan kenapa ia ingin tinggal.





Berkat Jason, Pil Sook menjadi bintang tamu di sebuah acara televisi. Pil Sook terlihat sangat gugup.

Jason melihat skrip acara. Ia terkejut.

"Ini tidak sesuai dengan yang pernah kita bicarakan." protes Jason cemas.

"Tidak apa-apa." kata seorang kru. "Kita hanya perlu menarik perhatian penonton."

Rupanya kru produksi berniat mengungkit masa lalu Pil Sook. Apa rahasia Pil Sook bisa menurunkan berat badan begitu drastis.

Pil Sook terlihat sangat terkejut dan Jason terlihat sangat kesal.

Pil Sook ragu sejenak. Berpikir apa yang harus dilakukan. Jason panik.

Pil Sook tertawa. "Ya. Ini aku satu tahun yang lalu." katanya. "Bagaimana kau bisa menemukan ini?"

Keceriaan dan kepolosan Pil Sook mampu mencairkan suasana. Acara itu berlangsung dengan menyenangkan dan sukses.

Jason tersenyum lega.





Malamnya, Pil Sook dan Jason berjalan-jalan di sebuah tempat cantik.

"PD Jang melihat foto lamamu di blog dan mengganti skrip." kata Jason. "Bagaimana jika kita menghapus saja foto itu dari blogmu?"

"Ya." jawab Pil Sookk. "Tapi aku merasa sedikit sedih. Karena foto itu, aku merasa malu dan ingin menghapusnya. Tapi saat aku memiliki berat 82 kg, aku juga sangat senang. Sejak masuk ke Kirin, aku bertemu dengan banyak teman yang baik. Dan aku juga bertemu denganmu. Fotoku itu membuat banyak orang mengeluarkan pendapat pedas. Tapi bagiku, saat itu adalah saat-saat yang membahagiakan."





Pil Sook terus bercerita sambil berjalan masuk ke dalam bangunan.

Jason tersenyum. "Masih ada satu orang yang mau menerimamu apa adanya."

Jason membuka ponselnya dan menunjukkan foto Pil Sook gendut.

"Jadi gadis yang ada di ponselmu adalah aku?!" seru Pil Sook terkejut.

"Kenapa? Kau tidak menyangka itu kau?" tanya Jason.

"Lalu siapa Julie itu?"

"Julie itu adalah adikku, Dasar Bodoh!" jawab Jason.





Pil Sook tertawa senang dan berjalan lagi, tapi Jason meraih lengannya. Ia mendekatkan wajahnya pada Pil Sook.

Pil Sook memejamkan mata dengan gugup.

Jason tersenyum dan malah mencium boneka yang dibawa Pil Sook.

Pil Sook kesal dan mendorong Jason.

"Maaf." kata Jason. "Bonekamu terlalu imut. Aku tidak tahan. Tapi, kenapa kau memejamkan matamu? Apa kau mengharapkan sesuatu?"

"Tidak tahu!" seru Pil Sook ngambek. "Aku tidak mengharapkan apa-apa!"





Pil Sook berjalan pergi lagi, namun lagi-lagi Jason menariknya. Perlahan, Jason mengeciup hidung Pil Sook.

Pil Sook terdiam sejenak. Dengan berani, ia merangkul leher Jason dan mengecup bibirnya.





Tanpa sengaja Hye Mi mendengar ayahnya bicara di telepon dengan seseorang. Byung Jik meminta orang itu mengurus dokumen Hye Mi. Byung Jik ingin melindungi impian Hye Mi. Apapun yang terjadi, ia ingin Hye Mi meneruskan sekolah musik klasiknya.





Saat Hye Mi dan Oh Hyuk bicara berdua, diam-diam Kyung Jin mencuri dengar.

"Tolong katakan yang sebenarnya." kata Hye Mi. "Mengenai ibuku."

"Hye Mi..."

"Guru!" Hye Mi memotong ucapan Oh Hyuk. "Aku akan pergi ke Amerika besok. Mulanya aku sangat membencimu. Tapi kaulah yang membantuku sampai aku bisa menjadi seperti sekarang. Aku tidak ingin meninggalkan kesalahpahaman."

"Aku tidak ingin mengatakan apapun." kata Oh Hyuk. "Saat itu, akulah yang menggoda ibumu."

"Jangan berbohong!" seru Hye Mi. "Apakah ibuku orang yang tidak bermoral?"

"Tentu saja tidak." jawab Oh Hyuk.





Oh Hyuk menarik napas panjang. "Ibumu selalu mencintai seeorang dengan segenap jiwanya. Tidak pedulia apapun kesulitan yang dihadapinya. Walaupun ada orang bodoh yang mencoba mengubah pikirannya, dia tidak pernah terpengaruh. Karena itulah ia tetap menikahi ayahmu. 10 tahun kemudian, orang bodoh itu bertemu lagi dengan ibumu... di rumah sakit."

"Di.. rumah sakit?" tanya Hye Mi.

"Ibumu takut akan membuat orang yang ia cintai sedih." lanjut Oh Hyuk. "Setelah operasinya gagal, dia meminta sesuatu pada orang bodoh itu. Ia ingin dipandang sebagai istri yang buruk agar suaminya cepat melupakannya. Orang bodoh itu memenuhi permintaannya. Jika ayahmu tahu, ia pasti akan sangat sedih dan menjadi penyesalan seumur hidup."





Hye Mi menangis. "Dan orang bodoh itu... adalah kau?"

Oh Hyuk tersenyum pahit dan mengangguk. "Hanya itulah yang bisa kulakukan saat itu." katanya sedih. "Aku sangat mencintai ibumu. Namun cintaku bertepuk sebelah tangan."

Di luar, Kyung Jin menangis.

Hye Mi menyentuh tangan Oh Hyuk.





"Sangat menyedihkan... cinta pertamanya..." tangis Kyung Jin seorang diri.

Mendadak Bum Soo datang berlari-lari. "Kyung Jin!" panggilnya. "Kang Oh Hyuk... Bajingan tengik itu... menggoda wanita yang sudah menikah!"

"Aku tahu." jawab Kyung Jin tenang. "Tapi, aku tetap jatuh cinta padanya."





Sam Dong menatap gantungan ponsel pemberian Hye Mi.

"Jin Kuk." panggil Sam Dong. "Aku tidak bisa. Tapi masih ada harapan untukmu."

"Apa?" tanya Jin Kuk bingung. Tidak tahu maksud pembicaraan Sam Dong.

"Bisakah kau menahan Hye Mi?" pinta Sam Dong dengan berat hati. "Dia tidak akan mendengarkan aku. Jika ia mau mendengarmu, aku tidak keberatan. Walaupun tidak ada aku di hati Hye Mi, tapi ada kau. Aku juga tidak keberatan. Asalkan kau bisa menghentikannya, lakukan saja."

"Aku tidak punya alasan." jawab Jin Kuk. "Aku tidak bisa menghentikannya."





Hye Mi duduk di meja belajarnya, memandang ke notebook. Ia menonton rekaman videonya untuk EMG. Hye Mi menceritakan kisah hidupnya sejak awal hingga ia bisa menjadi lebih baik seperti sekarang.

Hye Mi mengambil medali dari lacinya. Ia teringat kata-kata Jin Kuk. "Kenapa tidak membuat keyakinan 50% itu menjadi 100%? Kau tidak akan bisa mundur begitu keputusan itu diambil."





Jin Kuk dan Oh Hyuk mengantar Hye Mi, Hye Sung dan Byung Jik ke halte bus. Hye Mi masih terlihat ragu akan keputusannya.

"Apakah Sam Dong tidak mau mengantar?" tanya Oh Hyuk pada Hye Mi.

Hye Mi terdiam, memandang medali di tangannya. "50 banding 50." gumamnya.

Hye Mi berpikir sejenak, kemudian membuat keputusan.





Sam Dong duduk di luar rumah, memandang gantungan hp pemberian Hye Mi. Ia terdiam beberapa saat, merasakan telinganya mulai berdenging lagi.

Ia lalu bangkit dan berlari menuju ke halte bus tempat Hye Mi dan yang lainnya.





Dari kejauhan, Sam Dong bisa melihat sebuah bus datang dan Hye Mi berjalan menuju bus itu. Tanpa pikir panjang, Sam Dong berlari sekuat tenaga mengejar bus tersebut.

"Hye Mi!" teriak Sam Dong. "Go Hye Mi! Jangan pergi! Jangan pergi!"



Sayang bus tersebut melaju terlalu kencang dan tidak mungkin terkejar oleh Sam Dong.

"Hye Mi!!!!" teriak Sam Dong.

Sam Dong berlutut lemas di tanah. "Kumohon jangan pergi... Kumohon padamu..." tangisnya. "Jangan pergi..."





Beberapa saat kemudian, sebuah tangan menyentuh bahu Sam Dong.

Sam Dong menoleh dan melihat Hye Mi di hadapannya.

"Apa kau selalu berlari untuk mengejar sesuatu?" tanya Hye Mi terengah-engah. "Aku berteriak memanggilmu."





Sam Dong bangkit berdiri.

"Aku tidak akan pergi." kata Hye Mi. "Aku memutuskan untuk tinggal."

"Kau mengatakan apa?" tanya Sam Dong. "Aku tidak bisa mendengar apapun."

Hye Mi menyentuh wajah Sam Dong dan berkata lagi, "Aku bilang, aku tidak pergi."

"Kau tidak akan pergi?" ulang Sam Dong.

Hye Mi tersenyum dan mengangguk.

Sam Dong menangis senang. "Kau sungguh tidak akan pergi?"

Hye Mi mengangguk lagi untuk meyakinkannya.



Dengan spontan, Sam Dong langsung memeluk Hye Mi dengan erat.

Hye Mi terkejut.

"Aku tahu kau tidak akan pergi." tangis Sam Dong. "Aku tahu. Aku lebih mengerti kau ketimbang dirimu sendiri. Kau tidak akan bisa meninggalkan kami."





Byung Jik ngomel-ngomel pada Oh Hyuk karena menuduh ia telah meracuni pikiran Hye Mi.

"Aku akan membawa Hye Mi pergi." kata Byung Jik.

"Tolong beri Hye Mi kesempatan." kata Jin Kuk. "Tolong lihat penampilan kami dulu sebelum mengambil keputusan. Memangnya kenapa kalau Hye Mi memilih jalan ini? Lihat kami di panggung."

Tidak lama kemudian Hye Mi dan Sam Dong datang.

"Aku akan tampil di panggung." kata Hye Mi.

"Sejak kapan kau bisa tampil di panggung?" tanya Byung Jik.

"Dalam satu bulan, aku akan melakukannya." janji Hye Mi. "Jika dalam satu bulan itu aku gagal, maka aku akan menyerah."

Karena semua orang mendukung Hye Mi, Byung Shik akhirnya setuju.



Dream High berlatih keras untuk penampilan mereka.

Byung Jik terus mengganggu latihan Hye Mi, tapi mereka malah semakin bersemangat membuktikan kemampuan dan bakat mereka di panggung.




Baek Hee menyerahkan CD Dream High pada Kyung Jin. Kyung Jin langsung bersorak senang ketika melihat namanya tercantum dalam ucapan terima kasih.



Doo Shik datang untuk mempromosikan Dream High. Namun orang-orang tidak menyambutnya dengan senang hati. Ia diacuhkan disana sini.

"Apa ini grup kombinasi K?" tanya seorang sutradara.

"Ya." jawab Doo Shik. "Hyun Shi Hyuk, Yoon Baek Hee, Jason. Mereka bergabung dan membentuk grup baru."

"Kau tidak bisa!" seru sutradara. "Kau harus mengeluarkan Hyun Shi Hyuk dan Yoon Baek Hee. Mereka berdua tidak bisa tampil. Ini karena peraturan perusahaan kami."

"Peraturan apa?" tanya Doo Shik.

"Kekerasan dan skandal." jawab sutradara. "Itu buruk untuk image mereka."

"Tapi kekerasan itu untuk mempertahankan diri dan bukankah Baek Hee hanyalah korban?" ujar Doo Shik.

"Walaupun Baek Hee adalah korban, namun banyak orang yang berpendapat bahwa Baek Hee-lah yang sengaja menggoda Direktur."

Sutradara itu berkata, "Dream High tidak akan pernah bisa tampil di panggung."

Sinopsis Dream High Episode 14


Baek Hee datang ke ruangan Direktur Yoon untuk meminta kesempatan sekali lagi.

Di saat yang hampir bersamaan, Jin Kuk juga ingin menemui Direktur Yoon untuk bicara mengenai publikasi singlenya yang baru.

Saat itulah Jin Kuk melihat semua kejadian di dalam ruangan tersebut.

Jin Kuk marah besar dan langsung memukuli Direktur Yoon habis-habisan.





Jin Kuk berjalan perlahan seraya memandangi medali pemberian Sam Dong. Di kejauhan, ia melihat Baek Hee dan Hye Mi sedang bicara.





"Jin Kuk memukul Direktur Yoon untuk menyelamatkan aku." tangis Baek Hee. "Aku ingin memberitahu semua orang hal yang sebenarnya. Tapi aku takut. Aku akan mati jika mengungkapkan semuanya. Aku tidak akan bisa lolos."

"Jadi karena itu Jin Kuk tidak mau bicara?" tanya Hye Mi. "Ia ingin melindungimu."

Mata Hye Mi bertemu pandang dengan Jin Kuk. Ia lalu memeluk Baek Hee.

"Apa yang harus kulakukan?" tanya Baek Hee.

"Biarkan saja semuanya seperti sekarang." jawab Hye Mi. "Simpan saja rahasia ini. Kurasa Jin Kuk juga mengingankan seperti itu. Jin Kuk akan mengerti. Semuanya akan baik-baik saja. Besok, berita ini akan menjadi berita kemarin. Lama kelamaan semua orang akan melupakan kejadian ini."





Jin Kuk menangis dan mengangguk pada Hye Mi. Hye Mi melakukan hal yang benar.

Jin Kuk menggenggam erat medali pemberian Sam Dong dan berjalan pergi.





Murid-murid Kirin sedang ramai membicarakan perektrutan Perusahaan Entertainment EMG untuk mencari bintang baru.

"Ciptakan video musik berdurasi 3 menit yang menunjukkan kemampuanmu." baca Doo Joo. "Lagu harus ciptaan sendiri. Harus menguasai tiga bahasa. Harus memiliki pengalaman minimal 10 kompetisi berbeda."

Anak-anak langsung mengeluh. Persyaratan itu terlalu berat.





Pihak kepolisian mencari Baek Hee karena melihat rekaman CCTV.

Saat itu Baek Hee sedang menyendiri di depan piano.

Oh Hyuk dan Kyung Jin menemui Baek Hee.

"Apa kau tahu alasan kenapa Jin Kuk memukul Direktur Yoon?" tanya Oh Hyuk.

Baek Hee mendadak oleng dan hampir terjatuh. Kyung Jin dan Oh Hyuk bergegas menangkapnya.

"Baek Hee, apa yang terjadi?" tanya Kyung Jin cemas. "Katakan pada kami."

"Guru..." tangis Baek Hee. Ia kemudian menceritakan segalanya pada Kyung Jin dan Oh Hyuk.





"Aku tahu akan jadi seperti ini!" seru Oh Hyuk marah. "Jin Kuk melakukan semua itu untuk menyelamatkan Baek Hee! Kita harus ke kantor polisi sekarang dan menyelesaikan masalah Jin Kuk! Setelah itu, kita akan menuntuk Direktur Yoon!"

Oh Hyuk beranjak pergi, namun Kyung Jin menghalangi.

"Bagaimana caranya kau membuktikan bahwa Jin Kuk tidak bersalah?" tanya Kyung Jin.

"Kita hanya perlu kesaksian Baek Hee." jawab Oh Hyuk.

"Apa kau tidak memikirkan Baek Hee sama sekali?!" seru Kyung Jin. "Ia harus memberikan kesaksian bahwa ia mengalami pelecehan seksual. Bagaimanapun usaha kita untuk menyembunyikan identitasnya, para wartawan pasti akan terus menyelidiki. Pada akhirnya, orang yang ingin dilindungi oleh Jin Kuk karena mengalami pelecehan akan tersebar ke publik."





"Lalu kau ingin kita bersikap seolah tidak terjadi apapun?!" seru Oh Hyuk. "Mimpi Jin Kuk akan rusak!"

"Jin Kuk bisa mengatasinya." kata Kyung Jin. "Bagi Jin Kuk ini adalah luka kecil, tapi bagi Baek Hee ini adalah luka yang akan membekas seumur hidup. Jin Kuk tutup mulut untuk melindungi Baek Hee. Setiap kali terjadi masalah, publik tidak pernah merasa simpatik pada korban. Baek Hee akan dikucilkan dan dihina. Aku tidak akan membiarkan itu terjadi. Aku akan melindungi Baek Hee."

Baek Hee mendengar semua percakapan Oh Hyuk dan Kyung Jin. Ia menangis.





Malam itu, Jin Kuk makan dengan sangat lahap. Rupanya Jin Kuk sudah ceria lagi. Ia bahkan mengganggu Sam Dong dengan berusaha merebut makanannya.

Oh Sun berusaha mengorek informasi dari Jin Kuk untuk beritanya. Hye Mi sangat kesal.

Tidak lama kemudian, Oh Hyuk pulang. Begitu masuk ke dalam rumah, Oh Hyuk langsung memegang pundak Jin Kuk dan menepuk-nepuknya.





Sam Dong memberikan formulir audisi EMG pada Jin Kuk.

"Tapi aku sudah punya." kata Jin Kuk, menunjukkan formulirnya sendiri.

"Oh, kalau begitu, aku tidak perlu cemas lagi." gumam Sam Dong.

"Apa kau... mencemaskan aku?" tanya Jin Kuk, tersenyum jahil.

Sam Dong, yang saat itu sedang minum, langsung tersedak. "Tidak." jawabnya. "Jangan tersenyum seperti itu!"



Pagi itu, Moo Jin menjemput Jin Kuk di rumah Oh Hyuk. Mereka akan meminta maaf pada Direktur Yoon atas perbuatan Jin Kuk.

"Bagaimana penampilanku?" tanya Jin Kuk pada Hye Mi sebelum pergi. "Apa aku kelihatan seperti model?"

"Kau kelihatan lebih dewasa." kata Hye Mi. "Maafkan aku. Aku tahu pasti berat untukmu. Sku ingin menolong Baek Hee dan berdiri di pihakmu, tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa. Maafkan aku."

"Jika kau merasa menyesal, lakukan ini padaku." Jin Kuk meraih tangan Hye Mi dan menepuk-nepukkan di pundaknya. "Hibur aku dan beri aku kekuatan."

Hye Mi menepuk bahu Jin Kuk. "Berjuanglah." katanya.

Jin Kuk tersenyum dan berjalan pergi.





"Aku laki-laki sejati." Mendadak Sam Dong datang dan berbisik di telinga Hye Mi.

Hye Mi menoleh kaget.

"Apa kau tahu bagaimana menyebut namaku?" tanya Sam Dong. "Shin Saem Dang."

"Apa yang kaukatakan?" tanya Hye Mi bingung.

Rupanya Sam Dong berusaha membuat lelucon, tapi Hye Mi sedang tidak mood untuk tertawa.

"Apa kau tahu apa artinya menjadi dewasa?" tanya Sam Dong. "Itu artinya mereka memiliki lebih sedikit alasan untuk tersenyum. Karena itulah, walaupun merasa berat untuk tersenyum, kau harus tetap tersenyum, bukan? Seperti Jin Kuk."

"Baiklah." kata Hye Mi. "Sepertinya Sam Dong yang dulu sudah kembali."

"Sam Dong yang dulu?" tanya Sam Dong, tersenyum. "Mungkin saja."



Oh Hyuk berusaha menjelaskan pada Moo Jin bahwa alasan Jin Kuk diam adalah untuk melindungi sesuatu.

"Karena itulah, kau juga harus melindungi Shi Hyuk." kata Oh Hyuk.





Ketika Jin Kuk dan Moo Jin sampai di rumah sakit tempat Direktur Yoon dirawat, para wartawan langsung mengerubungi mereka dan menanyakan berbagai pertanyaan. Jin Kuk dan Moo Jin hanya berjalan diam.

Moo Jin dan Jin Kuk meminta maaf pada Direktur Yoon.

"Kau tidak perlu minta maaf atas kejadian ini." kata Direktur Yoon pada Moo Jin. Tanpa sengaja ia menjatuhkan jeruk ke lantai. "Kau dan aku adalah korban."

Dengan sabar, Jin Kuk mengambil jeruk-jeruk yang terjatuh itu.

"Putramu tidak tahu berteima kasih." kata Direktur. "Ia menyebabkan masalah pada orang yang sudah membantunya mengeluarkan debut. Ia menusuk ayah angkatnya dari belakang."





"Maafkan aku, Direktur." kata Jin Kuk tenang. "Maafkan aku, ayah."

Direktur Yoon malah memukul-mukul kepala Jin Kuk dengan kasar.

Jin Kuk mencengkeram tangan Direktur. Saat itulah pintu kamar terbuka dan para wartawan masuk.

"Aku bersalah." kata Jin Kuk, melepaskan tangan Direktur. "Aku tidak akan melakukan hal seperti ini lagi."





Direktur menepuk kepala Jin Kuk lagi. Kali ini Jin Kuk hanya diam. Justru Moo Jin yang kelihatan tidak senang atas perlakuan pada anaknya.

Moo Jin mencengkeram tangan Direktur dengan marah. "Shi Hyuk bukan anak adopsi." katanya. "Ia adalah putra kandungku!"

"Ayah..."

"Karena masa lalu yang memalukan, aku berbohong dengan mengatakan ia anak angkat." kata Moo Jin. "Walaupun aku mengatakan itu, ia masih menghormati dan menyayangiku. Ia tidak pernah sekalipun mengecewakanku. Ia bahkan memberikan hadiah ulang tahun pada ayahnya. Walaupun ayahnya sendiri lupa."





"Ayah, jangan lakukan ini. Kumohon padamu." pinta Jin Kuk.

"Ia adalah anak yang bodoh." Moo Jin terus bicara. "Jika ia memukulmu, ia pasti punya alasan kuat. Aku yakin kaulah yang berbuat kesalahan."

Moo Jin kemudian mengajak Jin Kuk pergi dan menggandeng tangannya.





Di lift, Jin Kuk membujuk ayahnya untuk kembali dan minta maaf bersama, namun Moo Jin menolak. Ia merasa apa yang dilakukannya saat itu adalah benar. Ia sangat yakin bahwa Direktur Yoon-lah yang telah melakukan sebuah kejahatan, bukan putranya.

Jin Kuk menangis terharu.

Moo Jin menggenggam erat tangan putranya.





Baek Hee membaca berita di koran. Keadaan bertambah buruk bagi Jin Kuk dan ayahnya.

Baek Hee teringat semua kebaikan yang pernah dilakukan Jin Kuk padanya. Kyung Jin dan Hye Mi yang juga membelanya.

Sepertinya Baek Hee sudah memantabkan hati dan mengambil keputusan. Ia mengirimkan sms pada Hye Mi dan mengatakan bahwa ia akan pergi ke kantor polisi.





Hye Mi berusaha mengejar dan menghentikan Baek Hee.

"Yoon Baek Hee!" panggil Hye Mi.

Baek Hee tidak memedulikan Hye Mi dan terus berjalan.

Baek Hee naik ke taksi. Hye Mi berusaha mengejar, namun gagal.



Hye Mi menelepon Baek Hee.

"Baek Hee, apa yang kau lakukan?!" seru Hye Mi cemas. "Cepat turun sekarang!"

"Tidak apa-apa." kata Baek Hee. "Aku hanya ingin mengatakan kebenaran." Mata Baek Hee berkaca-kaca. "Hye Mi, sekarang aku takut melakukan sesuatu yang melanggar aturan. Aku juga melakukan kesalahan padamu. Pot bunga waktu itu, akulah yang menjatuhkannya."

"Apa?" tanya Hye Mi, hampir menangis.

"Seperti katamu, aku seperti hidup di neraka." kata Baek Hee. "Aku ketakutan, kedinginan dan kesepian. Maafkan aku, Hye Mi."





"Baek Hee..." Hye Mi menangis.

"Tapi, masih banyak orang yang mau membantuku." tambah Baek Hee. "Sekarang aku tidak lagi ketakutan. Tidak, aku masih merasa sedikit takut. Hye Mi, maukah kau menyanyikan lagu untukku? Aku ingin mendengarmu menyanyi."

"Menyanyi? Menyanyi apa?" tanya Hye Mi.

"Lagu yang kita nyanyikan saat audisi." jawab Baek Hee.

Hye Mi menyanyi untuk Baek Hee.

Air mata Baek Hee mengalir deras.





Berita mengenai Baek Hee langsung tersebar.

Ibu Baek Hee marah besar dan langsung datang ke kantor polisi untuk mencekik leher Direktur Yoon.





Baek Hee datang ke sekolah dengan mengenakan headphone. Ia tidak ingin mendengar komentar dan bisik-bisik murid-murid lain.

Mendadak Jin Kuk datang dengan marah. "Kenapa kau melakukan ini?" tanyanya. "Sudah kukatakan padamu. Apapun yang kau lihat dan dengar, jangan pedulikan."

"Maafkan aku." kata Baek Hee. "Aku lebih kuat dari yang kau kira. Aku bisa menghadapi semuanya."

"Bagaimana caranya?" tanya Jin Kuk. "Ini semua baru permulaan."





Baek Hee tersenyum. "Jin Kuk, kau sudah tahu bahwa aku sangat menyukaimu, bukan?" tanyanya. "Tapi aku tahu kau hanya menyukai Hye Mi. Kau selalu menciptakan garis pembatas diantara kita. Karena itulah aku selalu sedih dan kecewa padamu. Kenapa Hye Mi selalu memperoleh segalanya? Sekarang aku mengerti. Kebanyakan orang selalu memikirkan dirinya sendiri kemudian baru memikirkan orang lain. Tapi kau berbeda. Kau tidak peduli pada dirimu sendiri dan melindungi aku. Itu sudah cukup."

"Baek Hee..."

"Terima kasih karena menepati janjimu." ujar Baek Hee seraya mengulurkan tangan untuk berjabatan dengan Jin Kuk. "Kau berdiri disisiku hingga akhir."

Jin Kuk menyambut tangan Baek Hee.





Grup K dibawah asuhan Top sudah dibubarkan. Sebagai gantinya, perusahaan Will Enter akan membentuk grup itu dari awal lagi. Personil K yang tetap adalah Jason, Lee Ri Ah, Kim Tae Sun dan Ha So Hyun. Jin Kuk dan Baek Hee tidak diterima lagi dalam grup tersebut.

Kyung Jin menyatakan keberatannya pada Bum Soo. "Jin Kuk dan Baek Hee baru saja memulai." katanya. "Bagi mereka, akhir seperti ini terlalu kejam."

"Kyung Jin!" bentak Bum Soo keras.

Semua guru kaget.

"Sebagai guru, kita harus membantu mereka." kata Kyung Jin. "Mereka sangat bekerja keras dalam meniti karir. Mereka dipaksa jatuh oleh orang dewasa. Kita harus membantu mereka bangkit lagi!"

"Sejak kapan kau menjadi simpatik seperti ini?" tanya Bum Soo sinis.

"Aku akan membantu mereka bangkit lagi." kata Oh Hyuk.

"Aku juga akan membantu mereka!" kata Chul Man.

"Aku juga." sambut Saeng Hee.



Jin Kuk memainkan medalinya.

Tiba-tiba Hye Mi datang dan mengambil medali ini. "Darimana kau dapatkan ini?" tanyanya.

"Sam Dong memberikannya padaku beberapa hari yang lalu." jawab Jin Kuk.

Hye Mi memainkan medali ke keluar masuk kotak.

Moo Jin menelepon dan mengajak Jin Kuk bertemu.

Tanpa sengaja, medali masuk ke dalam kotak dan susah keluar.





Jin Kuk mengajak ayahnya bertemu di bianglala. Disana, tidak akan ada yang bisa melihat dan mendengar percakapan mereka.

Moo Jin menyuruh Jin Kuk memperbaiki imagenya dalam waktu 4 tahun. 4 tahun lagi, Moo Jin ingin kembali mencalonkan diri menjadi walikota lagi.





Oh Hyuk meminta Doo Shik merekrut Sam Dong, Baek Hee dan Jin Kuk. Namun Doo Shik menolak.

"Aku merekomendasikan mereka karena mereka mirip denganmu, penuh impian dan harapan." kata Oh Hyuk, berusaha membujuk Doo Shik. "Jika kita mengacuhkan mereka, mereka hanya punya mimpi namun tidak bisa merealisasikannya."

"Impian menjadi kenyataan..." gumam Doo Shik.

"Impian mereka, impianku dan impianmu akan bersatu." bujuk Oh Hyuk. "Itu tidak hanya akan menjadi sekedar mimpi. Semua itu akan menjadi kenyataan."

Doo Shik mengangguk, hampir saja luluh oleh Oh Hyuk. Namun Doo Shik menampar pipinya sendiri agar sadar. Ia lalu bangkit dan beranjak pergi.





Baek Hee berlatih dance seorang diri malam itu. Kyung Jin datang.

"Kau tidak hadir di kelas hari ini?" tanya Kyung Jin.

"Aku... jika aku melihat teman-temanku, aku merasa malu dan tertekan." jawab Baek Hee.

"Kalau begitu, hadir di kelas sekarang tidak akan menjadi masalah, bukan?" usul Kyung Jin. "Teman-temanmu tidak ada disini. Hanya ada kau dan aku. Bagaimana menurutmu?"

Kyung Jin tak kuasa menahan air matanya. "Setiap malam, datanglah kemari untuk hadir di kelasku."



Baek Hee memeluk Kyung Jin. "Guru, terima kasih banyak." katanya dengan mata berkaca.

"Baek Hee, semua ini akan segera berlalu." hibur Kyung Jin. "Jangan cemas. Kau tidak perlu cemas."





Saat sedang makan dikantin, Hye Mi datang dan menyerahkan formulir perekrutan bintang pada Baek Hee.

"Apa ini?" tanya Baek Hee.

"Formulir audisi EMG." jawab Hye Mi. "Ayo kita ikut bersama."

"Aku sudah lihat." kata Baek Hee. "Tapi aku tidak memenuhi persyaratan. Aku tidak punya cukup pengalaman di panggung."

"Aku juga tidak cukup baik." kata Hye Mi percaya diri. "Tapi jika aku tidak bisa, maka tidak ada orang lain di negara ini yang bisa juga."



Jason dan Pil Sook mendadak datang dan mengatakan ingin ikut serta juga.

Tidak lama kemudian, Jin Kuk dan Sam Dong juga datang.

Mereka berenam sepakat dan bekerja sama dalam audisi bergengsi tersebut.





Pil Sook membuka lokernya dan mengambil satu kertas berbentuk hati.

"Apa yang membuatmu terlihat begitu senang?" tanya Hye Mi.

"Kenapa? Memangnya aku tidak boleh senang?" gumam Pil Sook.

"Apa yang terjadi antara kau dan Jason?" tuntut Hye Mi.

Pil Sook menempelkan kertas hati ke pintu loker Jason. Tulisannya, "Nona Sushi, kurasa aku jatuh cinta padamu".

"Kau sangat menyukai Jason?" tanya Hye Mi.

Pil Sook mengangguk. "Aku sangat menyukainya sampai rasanya ingin mati." jawabnya.





"Bagaimana kau tahu kalau kau menyukainya?" tanya Hye Mi polos. Sepertinya Hye Mi belum pernah merasakan jatuh cinta.

Pil Sook berpikir sejenak. "Aku selalu memikirkannya." kata Pil Sook, tersenyum-senyum sendiri. "Ketika sesuatu yang bagus terjadi, hal pertama yang kupikirkan adalah ingin memberitahu dia. Dia juga orang yang pertama kali ingin kulihat saat aku merasa sedih. Aku merasa, jika bisa selalu berada disisinya, itu sudah cukup. Seperti itu."

Hye Mi memandang Pil Sook dengan pandangan aneh.

"Memangnya kenapa?" tanya Pil Sook. "Ada apa denganmu?"

"Sangat menjijikkan." kata Hye Mi seraya berjalan pergi meninggalkan Pil Sook. Wanita berhati dingin. Hihihi...





Entah ada angin apa, Kyung Jin memasang jepit bunga di rambutnya. Ketika sedang bercermin, ia sangat terkejut karena mendadak Doo Shik ada di belakangnya.

Doo Shik menyeret Kyung Jin dengan paksa, seperti menculiknya. Jin Man kaget melihat Kyung Jin diculik.





Rupanya Doo Shik ingin Kyung Jin merekomendasikan siswa untuknya.

"Hanya ada tiga orang murid yang bisa kurekomendasikan." kata Kyung Jin. "Kemampuan menyanyi dan menari mereka sangat sempurna."

"Benarkah?" tanya Doo Shik senang. "Seharusnya aku menemuimu sejak awal. Siapa mereka?"

"Yoon Baek Hee, Hyun Shi Hyuk dan Song Sam Dong." jawab Kyung Jin. Rekomendasi yang sama dengan yang diberikan Oh Hyuk pada Doo Shik, tentu saja.

"Apa kau dan Guru Kang melakukan kesepakatan?" gumam Do Shik.

Mendadak Jin Man datang sambil membawa tongkat baseball. Melihat pertemuan Doo Shik dan Kyung Jin, ia langsung menyembunyikan tongkat itu.





Hye Mi berpikir keras mengenai ide video untuk audisi EMG. Sam Dong datang dan duduk di sampingnya.

"Apa kira-kira yang bisa kita tunjukkan pada mereka?" tanya Hye Mi, menatap Sam Dong.

"Biarkan mereka melihat masa lalu kalian." usul Oh Hyuk. "Tunjukkan pada mereka seberapa banyak kalian berkembang dalam satu tahun."

"Ooohhh..."gumam Jin Kuk, Sam Dong dan Hye Mi bersamaan.

Mereka bertiga langsung membayangkan perubahan mereka sampai saat itu dan mulai berdiskusi.



Mulanya mereka berdiskusi bertiga, lama kelamaan Hye Mi dan Sam Dong malah asik mengobrol sendiri mengenai kenangan-kenangan mereka, melupakan Jin Kuk.

Jin Kuk hanya bisa memandang mereka dengan diam.





Jin Kuk berbaring di ranjang, memikirkan sesuatu. Sepertinya memikirkan mengenai Hye Mi dan Sam Dong yang semakin dekat.

Hye Sung datang.

"Apa yang kau pikirkan?" tanya Hye Sung. "Ada sesuatu yang mengganggumu? Bicarakan saja denganku."

"Hye Sung, siapa yang lebih kau sukai? Orang yang selalu ada bersamamu atau orang sibuk yang tidak bisa selalu bersamamu?" tanya Jin Kuk.

"Tentu saja orang yang selalu bersamaku." jawab Hye Sung.

Jin Kuk malah ngambek mendengar jawaban Hye Sung.

"Hye Sung, siapa ang lebih kau sukai? Aku atau Sam Dong?" tanya Jin Kuk lagi. "Kau lebih sering bersama Sam Dong."

Hye Sung berpikir, lalu mencium pipi Jin kuk dan berlari kabur tanpa menjawab.




Pil Sook dan Jason datang untuk mencari lokasi shooting video mereka. Pil Sook menyanyi dan Jason menari. Lucu sekali dua orang yang sedang kasmaran ini.




Sam Dong malah aneh. Ia malah menunjukkan transformasi penampilannya.



Jason merekam tarian Jin Kuk. Jason terus menerus menyuruh Jin Kuk mengulang sampai take ke 13. Ketika lagi-lagi rekaman yag diambil Jason gagal, Jason malah kabur meninggalkan Jin Kuk. Benar-benar tidak bertanggung jawab nih si Jason.



Hye Mi yang dulunya tidak ekspresif, kini menjadi ekspresif.





Baek Hee hanya duduk diam dan menceritakan masa lalunya.



Di Kirin, hanya enam murid itulah yang berani ikut audisi karena persyaratannya yang tidak masuk akal. Semua murid Kirim menyerah, kecuali Sam Dong, Hye Mi, Jin Kuk, Jason, Pil Sook dan Baek Hee.

Oh Hyuk mulai membujuk Doo Shik lagi. Walaupun tidak sempurna, keenam murid itu memiliki potensi dan kemauan yang kuat. Mereka bekerja keras demi impian mereka. Akhirnya Do Shik luluh dan bersedia menawarkan kontrak.

Baek Hee, Jin Kuk dan Sam Dong akan mengeluarkan debut di White Entertainment milik Doo Shik.



Jin Man memberitahu Kyung Jin kalah Sam Dong, Jin Kuk dan Baek Hee akan debut.

Kyung Jin sangat senang mengetahui hal itu dan langsung berlari mencari Oh Hyuk. Dengan spontan, ia memeluk Oh Hyuk di depan semua orang.

Murid-murid langsung bertepuk tangan riuh.

Bum So shock setengah mati melihat mereka.

Jin Man patah hati.


Ayah Hye Mi menelepon.


Hye Mi berpapasan dengan Jin Man. "Ada apa?" tanya Hye Mi, melihat Jin Man lemas.

"Kau belum dengar?" tanya Jin Man. "Sam Dong dan Jin Kuk akan mengeluarkan debut di White Entertainment."

"Benarkah?!" seru Hye Mi senang seraya mencengkeram tangan Jin Man. "Ini hebat! Hebat!"

Hye Mi hendak berlari pergi, tapi Jin Man tidak mau lepaskan tangan Hye Mi.

"Siapa yang mau kau temui?" tanya Jin Man. "Jin Kuk atau Sam Dong?"

"Tentu saja..." Hye Mi hampir saja menjawab, namun kemudian terdiam. Siapakah yang ingin ditemui Hye Mi pertama kali?


Hye Mi berjalan sambil bengong. Ia teringat percakapannya dengan Pil Sook.

"Bagaimana kau tahu kalau kau menyukainya?" tanya Hye Mi pada Pil Sook.

"Aku selalu memikirkan dia." jawab Pil Sook. "Ketika aku senang, aku langsung teringat dia. Jika aku sedih, aku juga langsung mengingat dia. Jika aku bisa selalu berada disisinya, itu sudah cukup."

Hye Mi memikirkan kata-kata Pil Sook.

"Apa yang harus kulakukan?" gumam Hye Mi pada dirinya sendiri. "Apa yang harus kulakukan?"


Tidak lama kemudian, Jin Kuk, Sam Dong dan Oh Hyuk berjalan kearahnya sambil asik berbincang. Begitu melihat Sam Dong, Hye Mi menjadi terkejut dan bergegas bersembunyi.



Hye Mi bersembunyi dibelakang pintu dan mengintip Sam Dong.

"Aku pasti sudah gila." keluh Hye Mi.

Sinopsis Dream High Episode 13


Sam Dong menatap pemain piano, mengira-ngira kapan ia harus mulai bernyanyi.

"Satu.. Dua... Tiga.. Empat..." pikir Sam Dong dalam hati.

Dengan ragu, Sam Dong mengangkat micnya untuk mulai bernyanyi.

Nyanyian Sam Dong tidak seiring dengan iringan piano. Pitchnya tidak sesuai. Penonton mulai ribut lagi.

Hye Mi kelihatan cemas bukan main.



Karena tahu nyanyiannya tidak sesuai, Sam Dong terdiam. Ia menurunkan micnya dan berbalik, ingin mundur dari panggung.

Hye Mi bangkit dari duduknya dan menuju lantai atas.





Sam Dong menoleh melihat Hye Mi. Hye Mi memberikan aba-aba pada Sam Dong.

"Penampilanmu tidak akan berantakan." janji Hye Mi. "Aku tidak akan membiarkannya. Jika kau salah, aku yang akan mengoreksinya."

Hye Mi rupanya sudah membicarakan mengenai aba-aba yang akan diberikannya pada Sam Dong.

Dengan aba-aba itu, Sam Dong mulai bernyanyi kembali.





Sam Dong bernyanyi dengan indah.

Hye Mi dan Sam Dong menangis. P juga nangis... Mengharukan banget...





Penampilan Sam Dong sukses. Para penonton ramai bertepuk tangan.

Ini artinya, panggung telah memilih Sam Dong...





Oh Hyuk dan Hye Mi datang menemui dokter untuk bertanya mengenai perawatan Sam Dong. Dokter mengatakan agar pola makan Sam Dong dijaga. Hye Mi menulis semuanya yang dikatakan dokter.

Dokter juga mengatakan bahwa penyebab berkurangnya pendengaran Sam Dong bukan disebabkan oleh luka akibat kejatuhan pot. Ada penyebab lain.

Sepulang dari rumah sakit, Hye Mi masuk ke toko alat musik





Jin Kuk terpilih menjadi personil K yang akan membuat album solo. Ayah Jin Kuk bahkan mengirimkan buket bunga untuknya. Jin Kuk sangat senang.





Hye Mi memberikan garpu tala untuk Sam Dong.

"Ini nada A." kata Hye Mi seraya membunyikan garpu tala. "Kupikir, mungkin akan membantu jika kau merasa nyaman dengan suara-suara ini."

Hye Mi mulai membacakan apa-apa saja yang harus dilakukan Sam Dong untuk pengobatan. Apa yang boleh dan tidak boleh dimakan oleh Sam Dong.





Sam Dong menggenggam erat garpu tala yang diberikan Hye Mi, kemudian menyentuh pundak Hye Mi. "Aku takut kau akan salah paham." katanya. "Dokter sudah mengatakan bahwa penyakit ini bukan disebabkan lukaku saat itu. Jadi kau tidak perlu merasa bersalah."

"Sekarang itu tidak penting lagi." kata Hye Mi dengan mata berkaca-kaca. "Apapun yang terjadi, aku akan membantumu. Jadi jangan katakan apapun dan dengarkan aku."

Hye Mi mulai membacakan kembali catatannya.





"Aku ingin bertanya padamu." kata Sam Dong, tidak memedulikan catatan Hye Mi. Ia maju mendekati Hye Mi. "Aku sudah mengatakan kalau penyakitku bukan karena peristiwa itu. Kenapa kau masih bersikap baik padaku? Apa kau menyukaiku?"

"Apa?"

"Atau karena aku terlihat menyedihkan?" tanya Sam Dong lagi. "Apapun alasanmu, tolong berhenti bersikap seperti ini. Jangan membuatku bingung. Itu akan lebih membantu dibandingkan sikapmu saat ini."





Sam Dong beranjak pergi.

"Karenamu, aku akan memulai lagi musikku. Dan satu lagi." kata Sam Dong. "Saat itu, ketika kau menangis karenaku, aku sungguh minta maaf."

Hye Mi menangis.





Murid-murid Kirin belajar musik dengan Kyung Jin.

Ketika Kyung Jin menanyakan sebuah not, Pil Sook bisa menjawab dengan sempurna. Kyung Jin kelihatan senang sekali.

"Kalian lihat, kalian lihat!" seru Kyung Jin bersemangat seraya menunjuk Pil Sook. "Ini dinamakan 'Pitch Sempurna'! Itu adalah anugerah Tuhan!"

Sam Dong menatap Pil Sook dengan pandangan khusus.

Jason menatap Pil Sook dan tersenyum kagum.

"Itu tidak masuk akal." kata Hye Mi tanpa ekspresi.





Kyung Jin mulai menjelaskan pada murid-murid mengenai pitch. Ada pitch sempurna dan pitch relatif.

"Bagaimana cara mempelajari pitch?" tanya Sam Dong.

"Tidak ada caranya." jawab Kyung Jin. "Kau harus terlahir dengan kemampuan spesial."

Hye Mi menatap Sam Dong.





Setelah kelas berakhir, Sam Dong menemui Pil Sook dan memintanya menemuinya di ruang kelas mereka yang lama.

Pil Sook setuju.

Dengan tampang menyeramkan, Jason bertanya pada Sam Dong. "Kenapa kau ingin ke kelas itu?" tanyanya.

"Kau tidak perlu tahu." jawab Sam Dong singkat seraya berjalan pergi.

Jason kelihatan cemburu.

Hye Mi menarik lengan Sam Dong. "Kau tidak makan siang?"

"Makanlah duluan." kata Sam Dong. "Aku ada janji dengan seseorang."





Di kantin, murid-murid Kirin menjauhi Baek Hee karena melakukan kecurangan dengan meniru karya orang. Ah Jeong membicarakan kejelekan Baek Hee itu dengan teman-temannya.

Mendadak Hye Mi datang dan duduk di dekat Baek Hee. Ia mengenakan earphone setengah dan setengahnya lagi diselipkannya di telinga Baek Hee.

Baek Hee terkejut. "Apa ini?" tanyanya. "Tidak ada suara apapun."

"Jangan tanya dan pakai saja." jawab Hye Mi singkat.

Baek Hee mengenakan earphone itu. "Ini bukan akhir hidupku." katanya.

"Aku tahu." ujar Hye Mi.

"Aku tidak akan menyerah." kata Baek Hee lagi, hampir menangis.

"Aku tahu."





Baek Hee duduk di depan cermin, teringat penampilan terakhirnya yang berantakan.

Beberapa saat kemudian Kyung Jin datang.

"Aku tahu kenapa penampilanku kemarin berantakan." kata Baek Hee. "Seperti yang kau katakan, jika aku terus melanggar aturan, aku tidak akan mampu berdiri. Karena itulah aku ingin meminta satu kesempatanlagi pada Direktur. Jika ia bersedia, aku tidak akan pernah lagi melanggar aturan dan bekerja keras semampuku."

"Bagaimana kalau ia tidak bersedia?" tanya Kyung Jin.

"Aku akan memulai lagi dari awal." jawab Baek Hee. "Jika memulai dari awal, aku tidak melanggar aturan. Tapi jalannya akan sangat panjang dan sulit, bukan?"

Kyung Jin mengangguk.

"Jika saatnya tiba, maukan kau membantuku?" tanya Baek Hee.

Kyung Jin terlihat terharu mendengar pernyataan Baek Hee. "Tentu saja." jawabnya.





Sam Dong berlatih pitch seorang diri. Namun sangat sulit.

"Tidak akan mudah mendapat pitch yang sempurna hanya dengan berlatih." kata Oh Hyuk, masuk ke ruangan mendekati Sam Dong.

"Aku tahu." jawab Sam Dong. "Tapi aku tetap ingin menemukan caranya. Jika aku bisa menguasai pitch sempurna, desing di telingaku tidak akan sanggup menghentikanku menyanyi di panggung."





Oh Hyuk berusaha meyakinkan Sam Dong agar Sam Dong beristirahat yang cukup dan melakukan pengobatan agar penyakitnya sembuh. "Jika kau meninggalkan panggung dan fokus menciptakan lagu, masalah pendengaranmu tidak akan menjadi masalah lagi. Dengan begitu kau tidak perlu mempelajari pitch sempurna lagi."

Sam Dong sedih mendengar pernyataan Oh Hyuk. "Aku tidak mau." katanya tegas. "Aku tidak akan meninggalkan panggung. Aku akan melenyapkan kelemahanku."





Jason mendengarkan lagu di perpustakaan dan ngedumel sendiri mengenai pertemuan Pil Sook dan Sam Dong. Ia tidak sadar bahwa banyak murid yang sudah mengantri di belakangnya.

Murid-murid yang mengantri sangat kesal pada Jason.

Jason dilema. Di satu sisi, ia ingin tahu apa yang dilakukan Pil Sook dan Sam Dong. Di sisi lain, ia merasa malu.

Setelah bingung antara kedua pilihan itu, Jason akhirnya memutuskan untuk pergi mengintip.





Sam Dong meminta Pil Sook mengajarinya pitch.

Hye Mi mengintip mereka dari jendela. Tidak sengaja ia bertemu dengan Jason, yang juga ingin mengintip.





"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Hye Mi.

"Aku ingin ke perpustakaan, tapi tersesat." jawab Jason berbohong.

Hye Mi tersenyum bandel. "Aku juga mau ke perpustakaan." katanya. "Aku pergi bersama."

"Apa?!" seru Jason.

Hye Mi menarik tangan Jason. "Ayo!" ajaknya.

Dengan berat hati, Jason terpaksa ikut Hye Mi.



White Entertainment yang dimiliki Doo Shik akan menarik Pil Sook dan Hye Mi sebagai bintang mereka.

Bum Soo dan Saeng Hee malah menjelek-jelekkan Pil Sook dan Hye Mi agar Doo Shik tidak jadi merekrut mereka.

Doo Shik terdiam. Ia membayangkan apa yang terjadi jika ia merektur Pil Sook dan Hye Mi.


Jika Pil Sook dan Hye Mi diwawancarai oleh sebuah studio, pasti akan sangat kacau.

Seorang penelepon mengatakan bahwa Pil Sook berhasil menurunkan berat badan dengan sedot lemak.

Pil Sook menangis sedih mendengar ucapan di penelepon.

Hye Mi marah-marah. "Aku tahu siapa kau!" serunya. "Kau Ri Ah, bukan?! Jika kau ingin mencari gara-gara dengan Pil Sook, datang saja kemari! Kenapa harus dengan cara licik seperti ini?! Dia tidak melakukan sedot lemak! Apa kau mau mati!"


Doo Shik akhirnya mengurungkan niatnya untuk merekrut Pil Sook dan Hye Mi.

"Aku sangat kecewa." kata Oh Hyuk. "Kupikir kau berbeda dengan perusahaan lain yang hanya memandang dari segi keuntungan finansial belaka, melainkan bertujuan menciptakan artis dan menbgambil keuntungan dari sana."

"Aku juga melihat Presiden Ma seperti itu!" seru Jin Man, setuju dengan Oh Hyuk.

"Kuharap tujuanmu melakukan ini bukan demi uang." kata Oh Hyuk.

"Jika kau melakukannya demi uang, aku akan sangat kecewa!" seru Jin Man.

Doo Shik menjadi tidak enak. "Ten... tentu sa.. saja tidak." jawabnya.

"Kalau begitu, itulah jawabanmu." kata Oh Hyuk.

"Apa?!" seru Doo Shik.

Secara halus, Oh Hyuk memaksa Doo Shik merekrut Pil Sook dan Hye Mi.

"Tolong lakukan persiapan debut." kata Oh Hyuk.

"Baiklah." kata Doo Shik. "Tidakkah kita harus memilih pemuda desa itu juga?"

"Dia demam panggung!" seru Jin Man. "Ia punya pitch relatif yang bagus. Tapi jika sudah di panggung, semuanya akan rusak!"

"Apa?!" seru Oh Hyuk. "Ia punya pitch relatif?! Terima kasih banyak, Jin Man!"

Oh Hyuk bergegas berlari pergi.


Oh Hyuk menyuruh Sam Dong fokus pada not A dari garpu tala.

"Fokus saja pada suara not ini." kata Oh Hyuk. "Selama kau ingat not ini, kau akan mengingat semua nada."

"Apa maksudmu?" tanya Sam Dong bingung.

"Jika kau memiliki pitch relatif, kau akan mengerti mengenai perbedaan not." kata Oh Hyuk menjelaskan. "Pertama, gunakan not ini sebagai dasar. Seperti benih. Lalu biarkan not-not musik lain tumbuh seberti ranting pohon. kau mengerti?"

Sam Dong tersenyum. "Aku mengerti." katanya.


Jin Kuk menemui ayahnya untuk berterima kasih pada buket bunga yang dikirimkan ayahnya.

"Apa kau mengirimkan itu tanpa sepengetahuanku?" tanya Moo Jin, berpura-pura.

"Bukankah Presiden yang memintaku mengirim buket itu?" tanya Sekretaris Kim.

"Ehem." Moo Jin menyuruh Sekretaris Kim diam.

Jin Kuk tersenyum. "Ayah, aku akan berusaha keras." katanya. "Aku tidak akan mengecewakanmu."

Di tangan ayahnya, Jin Kuk melihat jam tangan pemberiannya dikenakan.

Sungguh hari yang membahagiakan untuk Jin Kuk.



Jin Kuk menelepon Hye Mi dan mengajaknya bertemu.

Hye Mi mengucapkan selamat pada Jin Kuk, namun dengan ekspresi wajah cemberut. Setelah Jin Kuk bercerita bahwa ayahnya mengirimkan buket bunga, Hye Mi baru bisa tersenyum senang dan mengucapkan selamat lagi.

Jin Kuk mencubit pipi Hye Mi. "Sakit tidak? Ini bukan mimpi kan?"

Hye Mi balas mencubit pipi Jin Kuk.


Tidak lama kemudian Sam Dong datang.

"Sam Dong." sapa Jin Kuk.

Hye Mi langsung melepas tangannya dari pipi Jin Kuk, seakan takut ketahuan Sam Dong. Jin Kuk terlihat bingung. Kenapa tiba-tiba Hye Mi peduli pada perasaan Sam Dong?

Sam Dong mengucapkan selamat pada Jin Kuk.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Jin Kuk. "Aku mendengar mengenai demam panggungmu."

Sam Dong melirik Hye Mi. "Ya, aku tidak apa-apa." katanya. "Jangan pedulikan aku. Aku akan masuk ke rumah."

Seseorang menelepon Jin Kuk dan mengatakan padanya bahwa Presiden akan menggunakan hubungan Jin Kuk dengan Moo Jin untuk mendongkrak popularitas. Jin Kuk bergegas pergi untuk bicara dengan Presiden.



Oh Sun membangunkan Oh Hyuk dan mengatakan bahwa Jin Kuk terlibat perkelahian.

Para wartawan meliput kejadian itu. Oh Hyuk bergegas ke kantor polisi dan membebaskan Jin Kuk.



Oh Hyuk membawa Jin Kuk ke ruang bawah tanah tempat latihan mereka dulu. Jin Kuk menolak menceritakan apa yang terjadi pada Oh Hyuk.

Jin Kuk hanya terlihat sedih. "Mulai dari awal lagi." gumamnya.



Hye Mi dan Sam Dong menonton televisi. Disana diberitakan Jin Kuk berkelahi dengan Direktur perusahaan entertainment Top.

Masalah perkelahian Jin Kuk itu otomatis berdampak pada Moo Jin. Moo Jin marah besar.

Gosip-gosip miring lain mulai beredar. In Sung, Jason dan Baek Hee sangat tidak senang mendengarnya.


Setelah keadaan tenang, Oh Hyuk mengajak Jin Kuk pulang.

Disana, Hye Mi dan Sam Dong sedang sibuk melepas poster-poster yang menjelek-jelekkan Jin Kuk.

Jin Kuk terlihat sangat sedih.


Moo Jin datang ke rumah Oh Hyuk untuk bicara dengan Jin Kuk.

"Aku sendiri yang akan menemui Direktur Yoon." kata Moo Jin. "Namun sebelumnya, aku ingin mendengar apa yang ingin kau katakan. Aku tahu kau bukan tipe orang yang akan memukul orang lain tanpa alasan yang jelas. Apa yang dilakukan Direktur Yoon padamu?"

"Tidak ada." jawab Jin Kuk. "Akulah yang terlalu gegabah."

"Katakan apa yang kau sembunyikan dariku!" ujar Moo Jin. "Jika kau terus seperti ini, kita akan kehilangan segalanya."

Jin Kuk menangis. "Maafkan aku." katanya. "Aku telah menyebabkan banyak masalah untukmu. Maafkan aku."

"Hanya sebatas inikah impianmu?" tanya Moo Jin.

Jin Kuk berlutut di hadapan ayahnya. "Maafkan aku, Ayah." tangisnya. "Sungguh, maafkanlah aku."


Baek Hee datang ke toko ibunya. Disana, ibunya sedang membuka hadiah yang diberikan Direktur, yakni makanan seafood mahal.

Baek Hee menangis. "Kita harus mengembalikan ini." katanya cepat.

"Kenapa kita harus mengembalikan hadiah mahal ini?" larang ibu Baek Hee.

"Ibu!" seru Baek Hee, menangis. "Kumohon padamu agar tidak menerima ini. Tolong kembalikan."



Jin Kuk berbaring muram di ranjangnya. Sam Dong berusaha bicara dan mengganggunya tapi Jin Kuk tidak bereaksi.

"Ini tidak menyenangkan." ujar Sam Dong. "Jika kau terus begini, maka permainan akan tamat."

Jin Kuk menoleh memandang Sam Dong dengan kesal.

"Kau pikir hidupmu sudah berakhir?" tanya Sam Dong tenang. "Kau berpikir bahwa di dunia ini hanya kau yang mengalami rasa sakit dan penderitaan?"

"Diam." kata Jin Kuk. "Biarkan aku beristirahat."

"Aku kita lihat, hidup siapa yang lebih buruk." Sam Dong terus mengoceh.


Jin Kuk menutupi kepalanya dengan selimut.

"Kau pernah mengatakan bahwa kau tidak punya ibu." kata Sam Dong, tidak mengacuhkan sikap Jin Kuk. "Aku tidak punya ayah. Kelihatannya kita seri, bukan?"

Jin Kuk kehilangan kesabaran. "Diam kataku!" serunya.

"Kau susah memulai debut sebagai penyanyi dan menjadi nomor satu." ujar Sam Dong. "Tapi aku belum memulai debutku. Apa kau merasakan sakitku? Ketidakadilan ini?"


Jin Kuk bangkit dari duduknya dan berjalan pergi, namun Sam Dong menarik lengannya.

"Dengarkan aku selesai bicara!" kata Sam Dong. "Dengan memukul seseorang, kau menjadi seorang penjahat. Musuh nomor 2 publik."

Jin Kuk menarik kerah Sam Dong dengan marah. "Kubilang berhenti!" katanya tajam.

"Kenapa? Kau merasa dirimu lebih menderita dibanding aku?" tanya Sam Dong. "Aku masih punya satu kartu AS. Pendengaranku rusak."

"Apa?" Jin Kuk terkejut.

"Ketika aku mengalami gejala berdesing di telingaku, aku tidak bisa mendengar apapun." kata Sam Dong. "Aku tuli. Saat berada di panggung, aku tidak demam panggung."

Jin Kuk melepaskan kerah Sam Dong.

"Aku juga memiliki masalah sepertimu." kata Sam Dong. "Kita berdua menderita. Tapi aku berjuang dan melawan sekuat tenaga. Walaupun aku tidak memiliki pitch sempurna, aku berusaha mempelajarinya dan tetap ingin bernyanyi. Kau tahu kenapa? Karena aku harus mengalahkanmu. Aku akan menjadi seseorang yang tidak dikasihani orang lain. Aku akan menjadi seseorang yang mampu bertarung satu lawan satu untuk memperoleh hadiah utama."

"Kau bicara mengenai Hye Mi?" tanya Jin Kuk.

"Anak pintar." kata Sam Dong. "Karena itu, hadapi ketakutanmu dan keluar dari kegelapan. Aku tidak akan menunggu lama."


Jin Kuk terbangun keesokkan harinya dan menemukan catatan dari Sam Dong. Sam Dong memintanya datang ke kelas musik.


Di kantin, Pil Sook tidak sengaja mendengar Jason sedang bicara mesra dengan seorang gadis bernama Julie di telepon.

Setelah Jason selesai menelepon dan menyapanya, Pil Sook bersikap dingin.

"Kau seharusnya tidak bertemu dengan pria sendirian." kata Jason, membicarakan Pil Sook dan Sam Dong. "Aku tidak akan salah paham. Tapi orang lain bisa saja menyebarkan desas-desus miring mengenai kalian."

Pil Sook terlihat sangat kesal. "Kalau begitu seharusnya kau lebih memperhatikan obrolanmu dengan Julie." katanya membalas. "Seharusnya kau tidak mengatakan sesuatu seperti 'I miss you' dan 'I love you' di telepon. Orang lain mudah saja salah paham jika mendengar ucapanmu itu. Tentu saja aku tidak akan salah paham."


"Kenapa?" tanya Jason. "Kau memberi nasehat atau merasa cemburu?"

"Lalu kau?' Pil Sook bertanya balik. "Kau memberi nasehat atau merasa cemburu?"

"Aku bertanya duluan, jadi kau yang harus menjawab duluan." kata Jason.

"Tidak!" seru Pil Sook. "Kau jawab duluan!"

Agar adil, Jason mengusulkan mereka menjawab bersamaan dalam hitungan ketiga.

"1... 2... 3..." ujar Jason memberi aba-aba, tapi ia ataupun Pil Sook tidak mengeluarkan jawab apapun.


Jason kesal dan bangkit dari duduknya. Sepertinya ia berjalan pergi, tapi malah berpindah duduk di samping Pil Sook.

"Baik." kata Jason, mengalah. "Aku cemburu. Kau?"

"Aku juga." jawab Pil Sook. "Aku cemburu."

Pil Sook tersenyum malu-malu, demikian halnya Jason.

Pil Sook lalu menyodorkan rotinya ke mulur Jason. Jason memakan roti itu.



Ketika sedang berjalan menuju kelas, Hye Mi secara tiba-tiba menarik Sam Dong.

"Sam Dong, apa kau baik-baik saja?" tanya Hye Mi cemas. "Kau bisa mendengar?"

Sam Dong tersenyum. "Aku baik-baik saja." jawabnya. "Ada apa?"

"Hari ini adalah tes pitch." kata Hye Mi. "Jika kau tidak bisa mendengar, lihat aku. Kau masih ingat isyaratku, kan?"

Sam Dong meraih tangan Hye Mi. "Tidak apa-apa." ujarnya menenangkan. "Itu tidak perlu."


"Mana mungkin tidak perlu?" bantah Hye Mi. "Bagaimana jika orang lain tahu mengenai keadaanmu?"

"Jangan menatapku seperti itu." kata Sam Dong. "Kau bukan kakak ataupun ibuku. Kau tidak bisa membantuku selamanya. Aku akan menunjukkan padamu. Aku akan membuatmu kagum sehingga kau tidak akan perlu mengkhawatirkanku lagi. Aku akan membuatmu terpikat."

Sam Dong tersenyum pada Hye Mi.

Hye Mi menatap Sam Dong dengan pandangan khusus. Mungkin karena melihat kepercayaan diri Sam Dong. "Y... ya." jawabnya terbata.

Ketika hendak mengambil sheet lagu untuk tes menyanyi, entah sengaja atau tidak, tangan Jason menyentuh tangan Pil Sook. Mereka langsung salah tingkah dan gugup.

Murid-murid akan menyanyi berpasangan sesuai dengan sheet yang mereka ambil.


Jason berharap ia berpasangan dengan Pil Sook. Namun sayang sekali tidak. Jason harus menyanyi berpasangan dengan Hye Mi.

Hye Mi dan Jason sama-sama kelihatan tidak senang karena harus berpasangan.

Sebelum menyanyi, mereka dibantu dengan suara nada piano.

Hasil tes menyanyi Jason dan Hye Mi cukup baik. Ada beberapa pitch yang tidak sampai dan kesalahan tempo.


Disaat yang sama, Jin Kuk datang ke sekolah. Semua murid memandangnya dengan pandangan aneh.

Baek Hee lengsung bersembunyi begitu melihat Jin Kuk. Kelihatannya ada sesuatu yang terjadi diantara mereka berdua.

Jin Kuk datang untuk melihat ujian pitch.


Sam Dong dan Pil Sook menyanyi berpasangan.

Ketika Kyung Jin meminta pianis memainkan piano untuk nada awal mereka, Sam Dong langsung menghalangi.

"Pil Sook punya pitch sempurna." kata Sam Dong. "Jadi, walaupun piano tidak dimainkan, ia masih bisa menemukan pitchnya."

"Tapi sepertinya akan sulit untukmu." kata Kyung Jin.

"Aku juga akan mencoba menemukan pitchnya." kata Sam Dong percaya diri.

"Baiklah." jawab Kyung Jin. 'Tapi setelah ini berakhir, jangan protes mengenai nilaimu."

"Tentu saja tidak." kata Sam Dong.

Hye Mi, Jin Man, dan Oh Hyuk tidak habis pikir dengan keputusan Sam Dong itu.


Sam Dong dan Pil Sook mulai menyanyi. Makin lama, suara Kim Soo Hyun (Sam Dong) terdengar semakin matang dan indah. Walaupun dia bukan penyanyi.

Kyung Jin dan Hye Mi terpana pada nyanyian Sam Dong.

Yang lucu adalah pandangan Jason. Jason tersenyum kagum saat Pil Sook menyanyi dan langsung cemberut begitu Sam Dong menyanyi.

Oh Hyuk dan Jin Kuk tersenyum memandang Sam Dong. Mulut Jin Man menganga lebar.


"Aku tidak menyangka kau bisa." kata Kyung Jin begitu Sam Dong dan Pil Sook selesai menyanyi. "Mulanya kupikir kau hanya omong besar. Tapi kau bernyanyi sangat baik. Semuanya sempurna. Kim Pil Sook... Song Sam Dong.. A+."

Sam Dong dan Pil Sook ber-high five.


Sam Dong langsung berlari menghampiri Jin Kuk.

"Kau dengar? Aku mendapat A+." kata Sam Dong senang.

"Aku tahu." jawab Jin Kuk. "Berhenti pamer."

"Aku tidak akan menunggu lama." kata Sam Dong. "Lebih baik kau cepat-cepat bersemangat lagi. Mengerti?"

Sam Dong berjalan menuju kelas lagi, namun sebelumnya ia melemparkan sesuatu pada Jin Kuk. "Aku sudah tidak memerlukannya lagi." katanya. "Sekarang itu milikmu."

Sam Dong memberikan medali pada Jin Kuk.


Ketika sedang memasukkan barang-barang ke loker, Hye Mi melihat Baek Hee menjatuhkan barang-barangnya sendiri. Entah ia gugup atau tidak fokus. Baek Hee terlihat sangat frustasi.

Tanpa sadar kalau Hye Mi sedang memperhatikannya, Baek Hee berjalan gontai naik ke tangga. Hye Mi mengikutinya.



Baek Hee menuju ke atap gedung sekolah dan berdiri di sisi pagar pembatas.

Perlahan, ia melepaskan sepatu dan menginjakkan kakinya ke pagar, hendak bunuh diri.

"Yoon Baek Hee!" panggil Hye Mi. Ia mendekati Baek Hee dan membantu mengikat kembali tali sepatu Baek Hee. "Kenapa kau terlihat ketakutan dan gugup?"


Baek Hee menangis. "Hye Mi..."

"Yoon Baek Hee, apa yang terjadi padamu?" tanya Hye Mi cemas.

Baek Hee memeluk Hye Mi. "Apa yang harus kulakukan?" tangisnya.

"Apa yang terjadi?" tanya Hye Mi. "Katakan padaku."

"Semuanya karena aku." tangis Baek Hee. "Akulah yang menyebabkan Jin Kuk menjadi seperti ini. Jin Kuk memukul Direktur Yoon untuk menyelamatkan aku."