Get Gifs at CodemySpace.com

♛ ♛ ♛ Attention ♛ ♛ ♛

Jangan Copy paste !!! jika Copy paste postingan di blog ini....tolong sertakan alamat blog ini..... Izumi Ismiracle World http://mylittleworld-ismi.blogspot.com/ Kamsahamnida ^^ Saling hargai....sesama blogger.....^^

Do not copy and paste!
Copy and paste if the posting on this blog ....
please include the address of this blog .....
Izumi Ismiracle World
http://mylittleworld-ismi.blogspot.com/
Kamsahamnida ^ ^
Mutual respect .... fellow bloggers ..... ^ ^

Sabtu, September 03, 2011

Sinopsis Dream High Episode 12


Hye Mi menarik napas dalam-dalam, hendak mengetuk pintu ruang Direktur Perusahaan Entertainment Top. Mendadak terdengar suara Baek Hee dari dalam ruangan.

"Ini tidak sesuai dengan kesepakatan kita!" seru Baek Hee. "Kau mengatakan jika aku mendapat nilai A, kau akan memikirkan kembali mengenai mendepakku dari K."

"Kapan aku mengatakan itu?" tanya Direktur. "Aku tidak pernah membuat kesepakatan seperti itu. Kaulah yang menyimpulkan sendiri."



Direktur kemudian menyuruh Hye Mi masuk.

Hye Mi masuk ke dalam ruangan.

Baek Hee kelihatan sangat terpukul. Ia bangkit dari duduknya dan keluar ruangan.

"Apa kau sudah membuat keputusan?" tanya Direktur.



Baek Hee menunggu di luar ruangan.

"Kenapa kau masih disini?" tanya Hye Mi ketika ia keluar.

Baek Hee tertawa kecil. "Jika kau bergabung, maka aku akan dipaksa keluar." katanya. "Masa depanku bergantung pada keputusan yang kau buat! Kenapa harus selalu kau? Aku sudah berusaha keras, tapi kenapa kau yang selalu terpilih?"

Hye Mi tersenyum. "Sangat luar biasa." katanya. "Aku pernah mengatakan kata-kata itu sebelumnya. Kenapa kau yang selalu terpilih? Kenapa kau debut lebih dulu ketimbang aku? Kita berdua sangat mirip, kan?"

"Apa kau menyetujui kontrak?" tanya Baek Hee.

"Tidak." jawab Hye Mi.

"Kenapa?"

"Aku juga tidak tahu." jawab Hye Mi. Ia kemudian berjalan pergi.



Jin Kuk menunggu Hye Mi di depan lift. Dengan senyum merekah, ia bertanya pada Hye Mi apakah Hye Mi menyetujui kontrak.

"Apakah kau akan bergabung?" tanya Jin Kuk ceria.

Hye Mi berusaha menyembunyikan kecewanya juga. "Aku menolak." jawabnya.

"Kenapa?" tanya Jin Kuk. "Bukankah kau ingin debut? Bukankah kau ingin berada satu panggung denganku? Lalu kenapa kau menolak penawaran ini?"

"Aku merasa ini bukan waktu yang tepat." jawab Hye Mi.

"Pasti ada alasan lain yang tidak bisa kau katakan padaku, bukan?" tanya Jin Kuk.

"Tidak ada alasan lain." kata Hye Mi berbohong.

Jin Kuk lalu mengajak Hye Mi kembali ke sekolah karena Oh Hyuk akan wawancara.



Kemampuan mengajar para kandidat guru akan diuji.

Oh Hyuk menunggu gilirannya dengan cemas dan grogi.

Ketika giliran Oh Hyuk untuk maju, Bum Soo datang bersama beberapa orang berpakaian formal dan bertampang serius. Ia menyuruh murid-murid disana untuk keluar dan menggantikannya dengan orang-orang itu. Sangat tidak adil. Bum Soo melakukan ini untuk menjatuhkan kepercayaan diri Oh Hyuk.

Hye Mi, Jin Kuk dan Jin Man menonton dari jauh dengan cemas.



Bum Soo menatap Oh Hyuk dengan pandangan menusuk.

Mulanya Oh Hyuk bersikap serius, namun kemudian mendadak ia tersenyum dan mulai mengajar dengan percaya diri.

Hye Mi menarik napas lega.

Senyum Bum Soo berubah menjadi muram.



Seung Hee dan Min Chul datang untuk memberikan hasil penilaian para guru pada kandidat. Oh Hyuk mendapatkan nilai tertinggi.



Oh Hyuk akhirnya terpilih kembali menjadi guru di Kirin. Dengan berani, ia mengatakan pada Bum Soo bahwa ia tahu alasan kenapa Ha Myung mengangkat Bum Soo menjadi kepala sekolah.

"Mulanya aku berpikir kau selalu menekanku." kata Oh Hyuk. "Tapi setelah memikirkannya dengan hati-hati, aku menyadari bahwa semua itu hanyalah ujian. Aku melewati semua ujian itu dan menjadi jauh lebih matang. Agar aku lebih berkembang, tolong berikan ujian lagi padaku."



Jin Kuk dan Hye Mi sudah menunggu Oh Hyuk di depan ruangan Bum Soo.

Jin Kuk sangat senang Oh Hyuk kembali ke sekolah, sementara Hye Mi malah pura-pura cuek.

"Apa kau sudah mulai mempersiapkan pertunjukkan?" tanya Oh Hyuk pada Hye Mi.

"Kami baru akan memulai." jawab Hye Mi.

Ponsel Jin Kuk berdering. Jin Kuk menjauh dari Hye Mi dan Oh Hyuk untuk menerima telepon.

Hye Mi memanfaatkan kesempatan itu untuk bicara berdua dengan Oh Hyuk.

"Sam Dong bersikap aneh akhir-akhir ini." ujar Hye Mi.

"Sam Dong? Kenapa?" tanya Oh Hyuk.

Jin Kuk menoleh pada mereka. Sepertinya ia mendengar percakapan Oh Hyuk dan Hye Mi.



Hye Mi mengajak Oh Hyuk melihat Sam Dong.

Saat itu, Sam Dong sedang memainkan piano dengan emosi kesedihan yang sangat terasa.

Oh Hyuk mendekati Sam Dong. "Ini lagu yang bagus." katanya seraya melihat sheet musik yang dimainkan Sam Dong. "Bisakah kita menyanyikan lagu ini untuk pertunjukkan?"

"Aku tidak punya rencana untuk ikut pertunjukkan." jawab Sam Dong.

"Kenapa?" tanya Oh Hyuk.

"Tidak ada alasan." jawab Sam Dong datar. "Aku hanya tidak ingin ikut."

Hye Mi marah mendengar ucapan Sam Dong. "Apa yang terjadi padamu?" tanyanya. "Aku bisa membantumu jika kau memberitahuku apa yang terjadi!"



Sam Dong diam sejenak, kemudian memainkan pianonya lagi.

Hye Mi berteriak.

Oh Hyuk menenangkan Hye Mi dan mengajaknya keluar. "Sam Dong, nanti kita bicarakan lagi mengenai pertunjukkan ini ya?"



Direktur memutuskan akan mengikutsertakan para personil K pada pertunjukkan. Ia berencana akan menyiapkan album solo spesial.

"Siapa yang akan mengeluarkan album solo?" tanya Baek Hee.

"Aku akan memutuskan setelah melihat penampilan kalian di pertunjukkan nanti." jawab Direktur. "Kalian selalu tampil dalam kelompok. Dengan penampilan solo nanti, kita bisa tahu siapa yang tampil paling bagus."

Direktur mengeluarkan map berisi sheet yang akan mereka nyanyikan. Itu adalah map tempat Baek Hee mencuri lagu.

"Baek Hee, kau akan menyanyikan lagu ciptaanmu sendiri." kata Direktur.

"Tidak bisakah aku menyanyikan lagu lain?" pinta Baek Hee khawatir.

Tapi Direktur menolak. Ia ingin melihat seberapa mampu lagu Baek Hee menarik penonton.



Baek Hee cemas bukan main.

"Tidak apa-apa." katanya pada diri sendiri. "Tidak akan ada orang yang tahu. Tidak apa-apa."



Saat personil K sedang memilih lagu untuk pertunjukkan, In Sung datang mencari Hye Mi dan Sam Dong.

"Apa ada sesuatu yang terjadi?" tanya Jin Kuk.

"Jin Kuk, bisakah kau keluar sebentar?" ajak In Sung.

Rupanya In Sung ingin mengembalikan catatan yang dibuatkan Hye Mi untuk Sam Dong dan akhirnya menitipkan catatan itu pada Jin Kuk.



Jin Kuk mencari Hye Mi.

Saat itu Hye Mi sedang meletakkan kepalanya di meja, kegiatan yang selalu ia lakukan ketika sedang lesu.

"Ini milikmu, bukan?" tanya Jin Kuk, menunjukkan buku catatan Hye Mi.

"Bagaimana buku ini bisa ada padamu?" tanya Hye Mi kaget.

"In Sung yang memberikannya padaku." jawab Jin Kuk. "Kudengar kau membuat catatan itu untuk Sam Dong."

"Ya." jawab Hye Mi lemah.

Jin Kuk memandang Hye Mi dengan pandangan aneh. "Aku sedikit marah." katanya. "Kenapa kau tidak menceritakan padaku mengenai Sam Dong? Kalau aku tahu, aku bisa membantumu mencarinya."



"Kau terlalu sibuk dan lelah dengan semua kegiatanmu." kata Hye Mi.

"Apapun yang terjadi, aku pasti menolongmu." kata Jin Kuk. "Jika hal seperti ini terjadi lagi, kau harus mengatakannya padaku."

"Aku mengerti." jawab Hye Mi. "Makan ini."

Hye Mi memasukkan roti ke mulut Jin Kuk.



Kyung Jin mabuk-mabukan seorang diri di bar. Oh Hyuk datang menghampirinya.

"Kenapa kau minum sampai mabuk?" tanya Oh Hyuk, mengambil botol anggur yang dipegang Kyung Jin.

"Ah, Guru Kang! Selamat untukmu! Selamat!" seru Kyung Jin senang, dengan tingkah aneh karena mabuk.

Oh Hyuk menyuruh Kyung Jin duduk.

"Aku ingin bertanya, ketika Sam Dong menang di panggung, ia berterima kasih dan tidak berhenti menyebut dirimu." kata Kyung Jin. "Apa rahasianya? Murid-muridku banyak yang memenangkan perlombaan, tapi tidak ada satu pun diantara mereka yang menyebut namaku saat mereka berterima kasih di panggung."

Kyung Jin mengatakan itu dengan tampang memelas dan mata berkaca-kaca.

"Aku tidak pernah disebut." tangis Kyung Jin. "Apa yang harus kulakukan?"

Kyung Jin mengambil kacamata Oh Hyuk. "Haruskah aku memakai kacamata sepertimu?" tanyanya.

Kyung Jin menangis makin keras. Oh Hyuk kemudian mengantarkannya pulang.



Di mobil, Kyung Jin bertanya lagi pada Oh Hyuk.

"Apa yang salah denganku?" tanyanya. Ia teringat pertengkarannya dengan Baek Hee. Itu semua membuatnya sangat sedih. "Karena aku, satu murid berubah menjadi jahat. Aku ingin menghentikannya, tapi tidak tahu bagaimana caranya. Apa yang harus kulakukan?"

"Daripada mencoba menghentikannya, kenapa kau tidak membiarkan mereka berjalan sendiri?" ujar Oh Hyuk. "Aku juga mengalami hal yang sama. Satu diantara muridku menolak bicara."

Oh Hyuk sedih mengingat kondisi Sam Dong.

"Ia tenggelam dalam kesedihannya sendiri dan tidak ingin mencari bantuan." ujar Oh Hyuk. "Ia menanggungnya seorang diri."



Sam Dong menyandarkan kepalanya ke piano dan memencet tombolnya perlahan-lahan. Lama kelamaan depresinya bertambah dan Sam Dong menekan tombol piano dengan emosi.

Kasian Sam Dong...



Oh Sun berjalan di tengah jatuhan salju. Mendadak seorang pria menyapanya.

"Salju bisa menyebabkan kebotakan." kata Oh Sun mengeluh.

Pria itu kemudian melepas syalnya dan mengerudungkan syal itu ke kepala Oh Sun.



Pria itu mengantarkan Oh Sun pulang ke rumah.

"Aku akan mengembalikan syalmu." kata Oh Sun seraya melepas syalnya, tapi pria itu memegang tangan Oh Sun untuk menghalanginya.

"Jangan." katanya. "Kau boleh mengembalikannya jika suatu saat kita bertemu lagi."

Oh Sun tampak terpesona pada kebaikan pria itu. Ia mendekatkan kepalanya pada si pria dan mengecup bibirnya.

Pria itu sangat terkejut.

Begitu Oh Sun melepas ciumannya, tampak Doo Shik dihadapannya. Rupanya saat itu Oh Sun mabuk dan berimajinasi bahwa seorang pria muda tampan datang mendekatinya. Padahal sebenarnya pria itu adalah Doo Shik.



Doo Shik menjadi berpikir semua itu adalah takdir. Mulanya ia mengirim Hye Mi ke Kirin, lalu memaksa Oh Hyuk menandatangani perjanjian, dan yang lain-lainnya.

"Akhirnya aku tahu jawabannya." kata Doo Shik. "Aku akan terlahir kembali dengan nama Ma Dor Ji. Kita akan menutup bisnis club malam dan memulai bisnis legal kita yang baru."



Baek Hee buru-buru bersembunyi ketika melihat Kyung Jin berjalan ke arahnya. Ia sangat takut bertemu Kyung Jin.

Kyung Jin rupanya melihat Baek Hee dan langsung menghampirinya. "Inikah lagu yang akan kau mainkan?" tanyanya. "Orang yang akan membantumu adalah Guru Kang?"

"Ah? Ya." jawab Baek Hee kaku.

"Berusahalah." kata Kyung Jin seraya berjalan pergi.

"Guru!" panggil Baek Hee. "Ah, terima kasih."



Ketika In Sung sedang memotret Pil Sook, Jason datang mengganggu.

"Mau apa kau?" tanya Jason.

"Aku mengambil foto Pil Sook untuk halaman profilenya!" seru In Sung kesal.

"Pil Sook?" tanya Jason, menoleh dan melihat Pil Sook dibelakangnya. "Ah, rupanya kau ada disana." ujarnya pura-pura tidak tahu.

Jason berpaling pada In Sung dengan pandangan aneh. "Untuk apa kau mengambil fotonya?" tanyanya.

"Panitia konser ingin foto satu badan, tapi aku hanya punya foto ketika aku masih gendut." ujar Pil Sook menjelaskan.

Jason mengangguk dan merebut ponsel dari tangan In Sung. "Untuk foto konser seharusnya kau tidak menggunakan kamera handphone." katanya. "Ikuti aku."



Jason mengajak Pil Sook ke studio dan menyuruhnya berganti pakaian.

"Kau ingin aku mengenakan baju ini?" tanya Pil Sook ragu, bersembunyi dibalik tirai.

"Itu bagus." kata Jason.

Pil Sook kelihatan malu dan ragu karena kostumnya itu. "Bukankah ini kelihatan terlalu berlebihan?" tanyanya.

"Konser ini adalah konser profesional." kata Jason menjelaskan. "Kau harus mengenakan sesuatu yang menarik. Cepat, keluar!"

Jason menyibakkan tirai tempat Pil Sook bersembunyi dan menyeretnya keluar.

"Baik-baik." ujar Pil Sook malu-malu. "Terima kasih."

Saat itu Pil Sook mengenakan kostum bidadari bersayap.

Jason kelihatan malu juga dan salah tingkah. "Tidak perlu berterima kasih." katanya. "Aku melakukan ini untuk penggemarku. Kau kan penggemarku."

"Dasar pembohong." gumam Pil Sook.


Tidak lama kemudian fotografer datang. Jason memintanya memotret Pil Sook.

"Siapa dia?" tanya fotografer. "Kau sudah mendapatkan wanita lagi. Lalu bagaimana dengan gadis yang ada di handphonemu?"

Jason menolak membicarakan itu dan menyuruh fotografer memotret Pil Sook.



Semua murid yang akan konser dan memilih Oh Hyuk sebagai instruktur datang. Sam Dong tidak datang lagi. Ada 5 orang disana. Hye Mi, Jin Kuk, Baek Hee, Jason dan Pil Sook.

Oh Hyuk menyalakan rekaman suara seseorang dari ponselnya. Orang itu mengajarkan anak-anak bagaimana cara mendominasi panggung.

Anak-anak tidak tahu siapa pria yang berbicara itu. Ternyata Jin Man-lah yang bicara. Ia menyembunyikan identitasnya karena takut pada Bum Soo.



Anak-anak mulai berlatih berpasangan.

Jin Kuk tidak punya pasangan.



Saat Hye Mi sedang membersihkan kamar Sam Dong dan Jin Kuk, ia menemukan sebuah surat di kolong tempat tidur. Hye Mi membaca surat tersebut. Itu adalah surat hasil tes pendengaran Sam Dong.

Hye Mi langsung mencari informasi di internet dan menjadi sangat terkejut, tentu saja.

"Tidak mungkin..." gumam Hye Mi. "Tidak, tidak..."



Mendadak Sam Dong datang dan merenggut surat itu dari Hye Mi.

"Sam Dong!" panggil Hye Mi. "Ada apa dengan... telingamu? Apakah itu... milikmu?"

"Ya, ini milikku." jawab Sam Dong.

Hye Mi langsung menangis. "Apakah kau penyakit itu kau peroleh saat kau menyelamatkan aku?" tanyanya.

Sam Dong meremas surat itu. "Bukan." jawabnya.

"Sungguh bukan karena lukamu saat itu?" tanya Hye Mi lagi, dengan wajah cemas dan ketakutan.



Sam Dong terdiam. Ia merasakan sesuatu pada telinganya. Pendengarannya mengabur. "Bukan karena itu." jawabnya lagi.

"Lalu kenapa?" tanya Hye Mi, menangis. "Sejak kapan ini terjadi?"

Sam Dong tidak bisa mendengar ucapan Hye Mi, namun berpura-pura bisa mendengar. "Bukan karena itu." jawabnya.

Hye Mi sadar Sam Dong tidak bisa mendengarnya. "Kau tidak bisa mendengar apa yang kukatakan sekarang?"

"Bukan karena itu." Sam Dong terus mengulang jawaban yang sama.



Hye Mi menangis dan memeluk Sam Dong. "Sam Dong..." tangisnya. "Sam Dong... Sam Dong... Sam Dong..." Hye Mi terus menyebut nama Sam Dong.

"Bukankah aku sudah mengatakan padamu sebelumnya... bahwa kau akan menyesal membawaku kembali." ujar Sam Dong seraya meneteskan air matanya. "Aku tidak ingin kembali. Aku tidak ingin kau tahu semua ini. Aku tidak ingin ada yang tahu mengenai keadaanku!"

"Maaf... semua ini salahku..." ujar Hye Mi.



Hye Mi berlutut di depan Sam Dong.

"Kau pernah mengatakan bahwa kau tidak akan menyerah." kata Sam Dong. "Bahwa kau akan menyelamatkan aku. Sekarang coba dan lakukanlah. Tolong selamatkan aku."

"Apa yang harus kita lakukan?" tangis Hye Mi makin keras. "Apa yang harus kita lakukan?"

Tidak lama kemudian Oh Hyuk datang. "Kenapa kalian?" tanyanya cemas.

"Guru, tolong kami..." ujar Hye Mi memohon.



Oh Hyuk menangis setelah mengetahui penyakit Sam Dong. Ia berusaha menguatkan Sam Dong, namun tidak bisa berbuat apa-apa. Sam Dong sudah terlihat sangat putus asa.



Ketika sedang makan, Pil Sook menemukan handphone Jason di meja.

Pil Sook penasaran siapa gadis yang fotonya disimpan Jason di handphonenya. Disatu sisi ia ingin melihat, dan disisi yang lain ia tahu bahwa itu perbuatan tidak baik.

Ketika Pil Sook sudah membulatkan tekad untuk melihat, Jason datang dan merebut ponselnya.

"Apa kau melihat foto di ponselku?" tanya Jason curiga dan panik.

"Tentu saja tidak." jawab Pil Sook innocent.

"Syukurlah." Jason menarik napas lega, kemudian berjalan pergi.



Jin Kuk berlatih menyanyi. Lagu yang akan dibawakannya pada konser berjudul My Valentine. Ia tidak akan menari dan rap seperti biasanya.

Baek Hee datang mendekatinya. "Apa Hye Mi mengatakan sesuatu?" tanyanya. "Mengenai kontrak?"

"Ya." jawab Jin Kuk ragu.

"Jangan salah paham." kata Baek Hee cepat-cepat. "Aku tidak melakukan apapun. Hye Mi yang menolaknya sendiri. Dia bilang tidak ingin merebut posisiku."

"Karena itulah Hye Mi menolak kontrak?" tanya Jin Kuk. Ia baru tahu kenyataannya sekarang.

"Hye Mi tidak mengatakannya padamu?" tanya Baek Hee.

"Kau mengatakan tidak ada seorang pun di dunia ini yang berpihak padamu." kata Jin Kuk. "Kenyataannya ada satu orang yang berpihak padamu. Hye Mi. Ia melepas sekolah vokalnya dan dipaksa masuk ke sini. Ia menunggu saatnya melakukan debut, tapi ia melepaskan kesempatan itu demi kau."



Jin Kuk mencari Hye Mi dan menemukannya sedang bersandar di meja di ruang kelas lamanya.

"Ada apa?" tanya Jin Kuk.

"Tidak ada apa-apa." jawab Hye Mi.

"Kau lebih dewasa." kata Jin Kuk. "Dulu kau bicara tanpa berpikir. Namun sekarang kau berpikir dulu sebelum bicara. Kau menlepaskan kesempatan debut demi persahabatan, bukan?"

Hye Mi tidak berkata apa-apa dan bersandar di lengan Jin Kuk.



Sam Dong datang ke Kirin dengan penampilan yang benar-benar berbeda. Ia teringat saat pertama kali datang ke sekolah itu. Semua orang mencemoohnya.

Ia berjalan dan melihat Oh Hyuk dan kelima muridnya berlatih di atas panggung.



Oh Hyuk mengajarkan anak-anak bagaimana cara menaklukkan panggung di penampilan solo mereka yang pertama.

"Tanyakan pada panggung apakah kalian pantas dan bisa menampilkan penampilan solo." kata Oh Hyuk. "Panggung akan mejawabnya. Panggung akan memilih orang-orang yang memenuhi kualifikasi. Bagi orang yang tidak memenuhi kualifikasi, panggung akan menjadi tempat yang sangat mengerikan."



Jin Man melakukan berbagai macam cara agar bisa mengajar anak-anak tanpa mengekspos identitasnya.

Kali ini ia menyamar menjadi robot. Semua orang tentu saja tidak bisa dibohongi.

Saat itulah Sam Dong datang. "Maaf aku terlambat." sapanya.

Jin Man meledak marah. "Tidak ada waktu lagi untuk menciptakan melodynya!"

"Mohon bantuannya." kata Sam Dong.

Akhirnya Sam Dong memutuskan untuk ikut serta dalam konser.

Hye Mi tertawa senang. Jin Kuk diam-diam memperhatikannya dengan pandangan aneh.



Mula-mula, Jin Man mengajari murid yang akan dance. Jason, Baek Hee dan Pil Sook maju. Setelah itu, Jin Man melatih Sam Dong bernyanyi.

Hye Mi dan Oh Hyuk sangat lega melihat Sam Dong.



Saat hari konser, Doo Shik datang dengan wajah dan profes baru di bidang entertainment.

Disana, Doo Shik bertemu lagi dengan Oh Sun.

"Kau mengenakan syalku lagi." kata Doo Shik.

"Apa maksudmu?" tanya Oh Sun bingung. Ia masih mengingat bahwa yang memberikan syal itu adalah seorang pria muda. Oh Sun melihat syal itu. Ada tulisan MDS di sana. MDS berarti Ma Doo Shik.

Oh Sun sangat terpukul dan shock.



Sebelum konser, Hye Mi menemui Sam Dong.

"Sam Dong, lagumu ini akan menjadi awal yang baru, bukan?" tanya Hye Mi. "Karena itulah kau ikut dalam pentas ini?"

"Bukan." jawab Sam Dong datar. "Aku ingin bertanya pendapat panggung mengenai hal yang aku sendiripun tidak tahu. Jika aku bisa menyelesaikan pertunjukanku di panggung dan mendapat tepuk tangan, lalu jika perusahaan tertarik padaku, aku akan mengizinkan diriku berharap lagi."

"Bagaimana jika desing di telingamu terjadi lagi?" tanya Hye Mi cemas.

"Itu artinya penampilanku akan hancur berantakan." jawab Sam Dong tenang. "Jika itu jawaban panggung padaku, aku akan menerimanya. Tanpa penyesalan, aku akan meninggalkan musik."



Sam Dong berrjalan pergi, tapi Hye Mi menghalangi jalannya dan menyentuh lengan Sam Dong.

"Itu tidak akan terjadi." kata Hye Mi tegas. "Penampilanmu tidak akan berantakan. Aku tidak akan membiarkannya."

Sam Dong mundur menjauhi Hye Mi. "Atas dasar apa?" tanyanya.



Kyung Jin mengucapkan semoga sukses pada Baek Hee.

Baek Hee heran kenapa Kyung Jin membiarkan kecurangannya itu. "Berbuat curang tidak masalah, bukan?" tanyanya.

"Tentu saja masalah." jawab Kyung Jin. "Kau akan segera tahu semuanya di panggung nanti."

Baek Hee cemas mendengar peringatan Kyung Jin.



Walaupun waswas, Baek Hee mencoba meyakinkan dirinya bahwa semuanya akan baik-baik saja. Ia memulai pertunjukkannya di panggung.

Seseorang membuka map berisi sheet musiknya, kemudian mengatakan sesuatu pada direktur Top.

Para penonton langsung ribut menunjuk-nunjuk Baek Hee.

Baek Hee menjadi panik dan menjatuhkan diri panggung.

"Turun!" seru penonton. "Turun!"

Baek Hee menangis.



Kini giliran Sam Dong.

Dengan ragu, Sam Dong meraih microphone di meja. Ia menatap dirinya sendiri di cermin dan bangkit dengan tekad ke atas panggung.

Sesampainya di atas panggung, perlahan suara sorakan penonton terdengar samar. Suara iringan piano tidak dapat didengarnya sama sekali.

Sam Dong menoleh menatap pemain piano yang sedang memainkan musik. Mungkin ia ingin mengira-ngira dimana ia akan mulai menyanyi.

"Dia tidak bisa mendengar!" seru Jin Man. "Karena itulah ia melihat pianis!"

"Tidak mungkin!" seru Oh Hyuk cemas.



Musik terus mengalun, namun Sam Dong tak juga bernyanyi.

Hye Mi cemas.

Sam Dong mengangkat microphonenya....

Sinopsis Dream High Episode 11


Sepulangnya dari Jepang ke Korea, Sam Dong langsung mencukur rambutnya. Ia merasakan emosi luar biasa dalam hatinya. Emosi karena masalah pendengarannya dan emosi karena Hye Mi.

Sam Dong yang baru...

Sam Dong memeriksakan pendengarannya di rumah sakit.

"Telingamu akan berdengung dan perlahan kemampuan pendengaranmu akan berkurang." kata Dokter. "Pengobatan mungkin bisa menstabilkan kondisimu, tapi tidak akan mampu menyembuhkan pendengaranmu. Pengobatan bisa memperlambat proses hilangnya pendengaranmu."

Sam Dong berjalan gontai di jalanan yang ramai. Wajahnya pucat pasi.

"Ibu, kau berbohong padaku." pikir Sam Dong. "Kau mengatakan bahwa Tuhan hanya akan memberikan cobaan yang sanggup kulalui. Tapi hal itu tidak benar untukku. Aku merasa tidak sanggup menghadapi semua cobaan yang jatuh di pundakku. Ini sangat kejam. Mulanya aku memiliki mimpi indah yang ingin kuwujudkan, tapi sekarang aku harus mengucapkan selamat tinggal pada mimpi itu. Bagaimana aku menghadapi semua ini?"

Sam Dong berlutut di tengah jalan dan menangis keras. Menangis... seorang diri... di tengah keramaian kota...


Oh Hyuk menyerahkan surat pengunduran dirinya dan meminta Bum Soo berjanji menjaga murid-muridnya dengan baik.

Bum Soo memenuhi permintaan Oh Hyuk.

Setelah mengetahui bahwa Oh Hyuk mengundurkan diri, Kyung Jin langsung mengejarnya.

"Apa yang akan kau lakukan setelah mengundurkan diri?" tanya Kyung Jin khawatir. "Apakah kau menemukan pekerjaan di sekolah lain?"

"Tidak." jawab Oh Hyuk.

"Kau tidak punya rencana apapun?" tanya Kyung Jin lagi, kelihatan tidak bisa mengendalikan emosinya. Ia kelihatan khawatir dan sedih karena Oh Hyuk mengundurkan diri.

Oh Hyuk hanya diam memandang Kyung Jin.

Kyung Jin sadar akan emosinya dan mulai menjaga sikap. Jaim. "Sekarang banyak sekali guru yang sedang mencari pekerjaan." katanya. "Dengan kemampuanmu, hampir tidak mungkin kau bisa bersaing dengan mereka. Lalu bagaimana dengan anak-anak?"

"Merekalah yang paling pikirkan lebih dari hal lain." ujar Oh Hyuk. "Karena itulah aku mempercayakan mereka padamu. Kita sudah pernah membicarakan mengenai ini, bukan? Tolong jaga anak-anak."

Oh Hyuk berjalan pergi. Kyung Jin hanya bisa diam, menatap kepergian Oh Hyuk dengan mata berkaca-kaca.


Oh Hyuk masuk ke dalam kelas. Disana hanya ada Pil Sook dan Hye Mi.

"Sam Dong belum muncul juga?" tanya Oh Hyuk.

"Aku belum melihatnya sejak datang ke sekolah tadi pagi." jawab Hye Mi.

Oh Hyuk mengucapkan selamat karena Hye Mi, Pil Sook dan Sam Dong berhasil masuk ke kelas seni.

Pil Sook menggandeng tangan Hye Mi, tapi Hye Mi langsung mengelak.

"Apa kau sudah benar-benar sembuh dari Hepatitis A?" tanya Hye Mi kejam. "Penyakit itu menular, kau tahu?"

Pil Sook kesal dan malah merangkul Hye Mi.

Hye Mi berlari menghindari Pil Sook. Pil Sook mengejar dan mencium pipinya.

Ponsel Hye Mi berdering. Ia menerima telepon dari Perusahaan Entertainment Top dan menyuruhnya datang ke kantor mereka.


Hye Mi datang ke kantor Perusahaan Entertainment Top dan bertemu dengan Baek Hee disana.

"Ada perlu apa kau kemari?" tanya Baek Hee.

"Aku tidak tahu." jawab Hye Mi. "Direktur perusahaan ini mengatakan ingin bertemu denganku."

Baek Hee terlihat cemas.


Direktur Top menawarkan kontrak pada Hye Mi. Hye Mi diberi penawaran untuk bergabung menjadi personil baru K.

"Kenapa tiba-tiba kau memilihku?" tanya Hye Mi, terkejut.

"Kami tidak memilihmu dengan tiba-tiba." jawab Direktur. "Kami sudah memperhatikanmu sejak lama. Kau sangat mengesankan di Kompetisi Menari. Kami juga melihat nilai ujian akhir bulanmu. Penampilanmu di Jepang juga bagus. Baca dan pelajari kontrak ini. Isi kontrak ini sangat bagus untuk seorang pemula. Pikirkan baik-baik. Tolong buat kebutusanmu mengenai kontrak ini pada akhir bulan."

"Aku mengerti." ujar Hye Mi, mengerima dokumen tersebut.


Hye Mi berjalan ke luar dari ruangan. Pikirannya seperti mengawang-awang.

Hye Mi berhenti berjalan, kemudian mencubit pipinya sendiri.

"Tidak sakit." pikirnya. "Apakah ini hanya mimpi?"

Ia kemudian membenturkan kepalanya sendiri ke dinding dan langsung kesakitan. Rupanya memang bukan mimpi.


Hye Mi menunjukkan kontrak itu pada Oh Hyuk untuk meminta pendapat.

"Katanya isi kontrak itu sangat bagus." kata Hye Mi. "Apa benar?"

"Ya." jawab Oh Hyuk.

"Benarkah?" seru Hye Mi senang.

"Kau sangat ingin debut?" tanya Oh Hyuk, melihat Hye Mi yang terlihat sangat senang.

"Tentu saja." kata Hye Mi. "Jika debut, aku bisa membayar hutang-hutang kita. Aku juga bisa membayarmu."

"Kalau itu alasanmu, lebih baik tidak usah debut." kata Oh Hyuk tenang. "Kontrak ini tidak sebagus itu. Tidak akan bisa membayar hutangmu. Jika kau debut, bukan berarti kau bisa menghasilkan banyak uang. Sebuah kontrak adalah hal yang harus kau pikirkan masak-masak."

Tidak lama kemudian, Hye Sung dan Oh Sun pulang berbelanja. Oh Sun marah-marah karena Hye Sung tidak membantunya membawa belanjaan.

"Hye Sung, apa kau melihat Sam Dong?" tanya Hye Mi.

"Aku melihatnya keluar rumah pagi ini." jawab Hye Sung. "Ia mengatakan akan pulang ke rumah dan melarangku menghubunginya."

"Kenapa?" gumam Hye Mi cemberut.


Hye Mi masuk ke kamar Sam Dong dan Jin Kuk.

Ia memandang baju seragam Sam Dong yang digantung dengan wajah muram. "Apapun masalahnya, seharusnya ia tidak pergi tanpa pamit." gumam Hye Mi sedih.





Malam itu, Sam Dong berjalan tanpa tujuan di kota.

Ketika melewati sebuah bar, ia mendengar suara musik dan langsung masuk ke dalamnya.





Sam Dong hanya berdiri diam, memandang panggung itu dengan ekspresi muram. Keadaan disana sangat ramai dan bising, namun telinga Sam Dong hanya bisa mendengar suara samar-samar. Suara-suara itu terdengar samar, kemudian kencang, lalu samar lagi.

Sam Dong tertawa pahit, kemudian menangis.





Sam Dong terduduk di dekat speaker. Ia memejamkan mata dan menyentuhkan tangannya kesana, menikmati setiap suara yang masih bisa ia dengar.





Ketika akhirnya konser berakhir dan bar itu sudah sepi, In Sung memberikan satu kaleng minuman pada Sam Dong.

"Jika kau memberitahu seseorang bahwa aku bekerja paruh waktu disini, kau akan mati!" kata In Sung mengancam. "Sebenarnya, banyak sekali murid dari sekolah kita yang bekerja paruh waktu di club-club di sekitar sini."

In Sung terus mengoceh, tapi Sam Dong hanya diam dan kelihatan tidak memperhatikan omongan In Sung.

"Kenapa kau tidak pulang?" tanya In Sung.

"Aku tidak punya tempat tinggal." jawab Sam Dong.

"Apa maksudmu?" tanya In Sung. "Bukankah kau tinggal di rumah Guru Kang?"

"Tidak ada suara apapun disana." jawab Sam Dong. "Tapi disini ada banyak suara. Suara itu tidak mungkin melarikan diri."

"Karena itu kau kabur dari rumah?" tanya In Sung bingung. "Kenapa kata-katamu dangat sulit dimengerti?"

Sam Dong hanya diam, menatap hampa ke depan.





Direktur mulai memencar para anggota K. "Mulai minggu depan, Shi Hyuk, So Hyun dan Tae San akan mempersiapkan album spesial dan memiliki jadwal masing-masing." katanya. "Jason dan Ri Ah, kalian akan melakukan pemotretan di Inggris selama 8 hari 7 malam. Sekarang kalian sedang libur, maka nikmati liburan kalian."

Direktur tidak menyebut Baek Hee sama sekali.

"Bisakah aku tidak pergi?" tanya Jason. "Aku ikut serta dalam kelas spesial Komposer Musik yang diadakan selama libur. Selain kelas itu, aku juga sedang belajar bahasa Jepang."

"Ada apa denganmu?" tanya Jin Kuk. "Kau kelihatan serius sekali akhir-akhir ini."

"Agar menjadi penyanyi yang hebat, pengembangan diri wajib dilakukan." jawab Jason seraya memakai kacamata.

Direktur memuji Jason.

Baek Hee juga mengatakan akan mengikuti Kelas Komposer Musik. Ri Ah malah ikut-ikutan juga.





Pil Sook menempelkan permen ke pintu loker Jason.

Di lokernya sendiri ternyata Jason menempelkan nilainya. A+.

"Apa Jason ingin menunjukkan perbaikan nilainya?" gumam Pil Sook senang.

Beberapa saat kemudian, Jason lewat dan berjalan pura-pura cuek.

"Jason! Aku melihat nilaimu!" seru Pil Sook senang. "Kau luar biasa!"

Jason mengambil permen di pintu lokernya dan terus berjalan.

Pil Sook menari-nari bersemangat sambil mengangkat jempolnya tinggi-tinggi. Sampai-sampai tidak sengaja ia membentur tembok.





Jin Man sepertinya jatuh cinta pada Kyung Jin.

Ketika Kyung Jin sedang berjalan, Jin Man menghalangi jalannya. Sikapnya itu membuat Kyung Jin sangat kesal.

"Guru Shi..." ujar Jin Man terbata-bata. "Apakah... kau melihat Oh Hyuk? Aku tidak melihatnya sejak kemarin."

"Apa kau belum dengar, Guru Kang..." Mendadak Kyung Jin berteriak karena melihat penampakan di belakang Jin Man. Penampakan itu adalah Doo Shik.





Doo Shik datang mencari Oh Hyuk. Kyung Jin menjelaskan pada mereka bahwa Oh Hyuk sudah mengundurkan diri. Bum Soo menggunakan kesalahan Oh Hyuk menyelenggarakan konser palsu untuk memaksa Oh Hyuk mengundurkan diri. Ia melakukan itu demi melindungi anak-anak.

"Guru Kang mengundurkan diri?" terdengar suara Hye Mi dari belakang mereka. Rupanya Hye Mi mendengar semua ucapan Kyung Jin.





Dengan emosi dan kemarahan yang besar, Hye Mi datang menemui Bum Soo. Saat itu Bum Soo sedang rapat bersama guru-guru lain.

"Kepala Sekolah memecat guru kami, bukan?" tanya Hye Mi berani. "Apa yang kau katakan pada guru kami?"

Jin Man berusaha membawa Hye Mi keluar, tapi Hye Mi menolak.

"Biarkan dia." kata Bum Soo ada Jin Man. Ia bangkit dan mendekati Hye Mi. "Aku tidak memecatnya. Ia pergi atas keinginannya sendiri. Selama tiga tahun, dia adalah guru yang mendapat nilai terendah. Dia seharusnya sudah dikeluarkan sejak lama."

"Kenapa guru kami mendapat nilai terendah?" tanya Hye Mi. "Kelas Guru Kang memperoleh nilai yang lebih baik dibandingkan kelas yang lain. Lalu kenapa ia mendapat nilai terendah?"

"Aku juga merasa aneh." bisik Min Chul pada Seung Hee. Seung Hee mengangguk setuju.





"Nilai yang baik di semester ini belum menjadi bukti nyata untuk tidak memecatnya!" seru Bum Soo membela diri. "Data-data yang lain juga diperlukan."

"Data macam apa yang kau gunakan?!" seru Hye Mi emosi.

Kyung Jin masuk ke ruangan. "Membandingkan dirimu dengan murid yang lain adalah hal yang sedikit sulit, bukan?" katanya tajam pada Hye Mi.

"Lalu apa lagi yang harus kami lakukan?" tanya Hye Mi menantang.

"Kami akan mengadakan Kelas Komposer Musik selama libur." ujar Kyung Jin. "Kalian harus mendapatkan nilai A di kelas itu. Jika semua murid Guru Kang mendapat nilai A, kami akan mengakui kemampuan Guru Kang. Kepala Sekolah dan guru-guru lain juga harus mengakuinya."

"Ya, dengan begitu semua akan terbukti." ujar Seung Hee setuju. Guru-guru lain juga setuju.

"Baiklah." jawab Hye Mi percaya diri. "Kami semua akan memperoleh nilai A dan tolong kembalikan Guru Kang."





Bum Soo memanggil Kyung Jin ke ruangannya untuk bicara berdua.

Kyung Jin mengatakan pada Bum Soo bahwa ia melakukan semua itu agar guru-guru lain tidak merasa simpatik pada Hye Mi dan malah membuat semuanya menjadi lebih buruk.

Menurut Kyung Jin, kemungkinan ketiga murid Oh Hyuk mendapat nilai A adalah 10.000 banding 1.





Direktur memanggil Baek Hee ke ruangannya. Saat itu Direktur sedang menonton rekaman ketika Hye Mi menyanyi. Baek Hee kelihatan sangat cemas.

"Aku sedang berpikir akan mengganti personil." kata Direktur.

"Aku akan berusaha semampuku." kata Baek Hee dengan kekhawatiran memuncak.

"Masalahnya adalah tidak ada yang bisa kau lakukan." kata Direktur seraya menunjukkan sebuah dokumen pada Baek Hee. "Jadwal semua personil padat, hanya kau saja yang tidak. Hanya kau. Aku tidak ingin orang yang hanya berusaha keras. Aku butuh orang yang memiliki kemampuan."





"Kalau begitu, aku akan menjadi orang yang memiliki kemampuan." kata Baek Hee, hampir menangis. "Penyanyi yang bisa menciptakan lagu sangat berguna bagi perusahaan, bukan? Aku akan ikut Kelas Komposer Musik. Bisakah kau memikirkan keputusanmu lagi setelah melihat nilaiku?"

Tangan Baek Hee gemetaran.

"Kumohon?" pinta Baek Hee.



Hye Mi bercerita pada Pil Sook mengenai janjinya pada Kyung Jin.

Pil Sook sangat terkejut mendengarnya. "Apa mungkin kita semua mendapat nilai A?" tanyanya. "Lalu bagaimana dengan Sam Dong? Apa dia sudah kembali? Lalu bagaimana dengan kehadiran hari ini? Bukankah kehadiran juga dihitung?"

Hye Mi meraih ponselnya untuk menelepon ibu Sam Dong dan menyuruh Pil Sook belajar meniru suara Sam Dong.

"Bagaimana aku bisa meniru dialeknya?" keluh Pil Sook.

Diam-diam, Jason mendengar percakapan mereka.





Hye Mi menelepon ibu Sam Dong.

"Hye Mi, ada apa?" tanya Ibu Sam Dong. "Apa terjadi sesuatu dengan Sam Dong?"

Hye Mi terkejut mendengar penyataan ibu Sam Dong. Bukankah Sam Dong seharusnya sedang ada di rumah?

"Tadi malah aku memimpikan Sam Dong." kata ibu. "Dia memanggil 'Ibu' dengan suara yang menyedihkan. Aku sangat cemas. Apa ia baik-baik saja?"

"Ya, bibi." jawab Hye Mi berbohong.





Pil Sook berlatih meniru suara Sam Dong. Jason memperhatikannya dari jauh.

"Aneh sekali." gumam Hye Mi.

Pil Sook mengira Hye Mi sedang mengomentari dirinya. "Aku memang tidak bisa." katanya putus asa.

"Sam Dong... menghilang." ujar Hye Mi lemah.





Hye Mi sangat mencemaskan Sam Dong. Pil Sook menyuruhnya agar tidak khawatir. Mungkin saja Sam Dong sedang bermain atau sedang jalan-jalan atau sedang pergi ke Sauna.

Murid-murid masuk ke Kelas Komposer Musik. Jason duduk di sebelah Pil Sook. Pil Sook sangat senang melihatnya.

Guru mereka kali ini adalah seorang komposer bernama Tuan Joo Young Hoon.

"Hadiah kali ini adalah nilai 100 dan yang mendapat nilai A akan tampil di panggung." kata Seung Hee.

Young Hoon mulai mengabsen murid satu per satu. Saat nama Sam Dong dipanggil, Pil Sook mencoba meniru suara Sam Dong. "Hadir." katanya pelan.

Young Hoon tidak bisa mendengar Pil Sook. "Song Sam Dong." panggilnya lagi.

"Ya, hadir." terdengar suara seorang pria. Jason menyelamatkan mereka lagi.





Oh Hyuk kursus Bahasa Inggris.





Direktur berusaha mempromosikan Baek Hee, tapi sepertinya semua kurang tertarik padanya. Mereka lebih menginginkan Jin Kuk atau Jason. Secara tidak sengaja Jin Kuk melihat mereka.





Baek Hee berusaha keras menciptakan lagu, namun kelihatannya ia tidak berbakat dalam hal tersebut. Secara diam-diam, ia berniat melihat karangan lagu orang lain, namun mengurungkan niatnya dan kembali berusaha sendiri.





Sam Dong mengepel lantai bar dengan lemas. Ia menatap dengan sedih keyboard yang terletak tak jauh dari tempatnya berdiri.

Sam Dong teringat ketika ia menciptakan lagunya yang pertama, Maybe, yang ia nyanyikan bersama Hye Mi di panggung.





In Sung datang dan meminta Sam Dong pulang. Sam Dong malah mendorong In Sung dan menarik kerahnya. Tanpa berkata apa-apa, Sam Dong kemudian berjalan menjauh.





Hye Mi mencari-cari Sam Dong seorang diri.

Ketika sedang mencari, ponselnya berdering. In Sung menelepon Hye Mi dan mengatakan bahwa saat itu Sam Dong sedang ada bersamanya.





In Sung menari Hye Mi menemui Sam Dong. Saat itu Sam Dong sedang berdiri diam, mendengar nyanyian dan keramaian di dalam bar.

"Apa kau baik-baik saja?" tanya Hye Mi cemas pada Sam Dong. "Apa kau terluka?"

Sam Dong menoleh, memandang Hye Mi dengan pandangan aneh.

Hye Mi terdiam. "Kapan kau memotong rambutmu?" tanyanya.

Sam Dong tidak menjawab dan membuang muka.

"Ayo kita keluar dan bicara." ajak Hye Mi. Karena Sam Dong tidak bergeming, Hye Mi menggandeng tangannya.

Sam Dong menepiskan tangan Hye Mi dengan kasar. "Tidak." katanya tegas.

"Ada apa denganmu?" tanya Hye Mi. "Apa ada sesuatu yang terjadi? Jangan membuang-buang waktumu disini. Ayo ikut aku."

Hye Mi menggandeng tangan Sam Dong lagi dan Sam Dong menghempaskan tangan Hye Mi.

"Kubilang tidak!" bentak Sam Dong.

Hye Mi terkejut dan menatap Sam Dong dengan mata berkaca-kaca. "Sam Dong..."


Setelah konser selesai, Hye Mi bicara berdua dengan Sam Dong.

"Ayo kita keluar dan bicara." ajak Hye Mi. "Jika kita tertangkap polisi sedang berada disini, kita akan dikeluarkan dari sekolah."

Hye Mi meraih tangan Sam Dong dan Sam Dong menghempaskan tangannya lagi.

"Kau bodoh!" seru Hye Mi. "Guru Kang sudah menyerahkan surat pengunduran diri karena kita berlatih di club malam dan membuat konser palsu. Ia dipaksa keluar dari sekolah! Jika kita ingin membawa Guru Kang kembali, kami butuh kau, Sam Dong!"





Hye Mi menarik tangan Sam Dong. Kali ini Sam Dong diam saja.

"Kau selalu memerintahku." kata Sam Dong, menatap Hye Mi. "Kau tahu apa yang kupikirkan saat ini? Beratus dan beribu kali sehari, aku merasa menyesal karena mengikutimu."

"Apa?"

Sam Dong bangkit dari duduknya dan maju mendekati Hye Mi.

"Aku menyesal dan menyesal." kata Sam Dong. "Kenapa saat itu aku harus turun dari panggung dan menggandeng tanganmu? Kenapa aku harus percaya pada semua kebohonganmu? Kenapa aku harus mendengar nyanyianmu?! Kenapa aku harus mengikutimu... dan berakhir dengan mencintai musik?!"

Hye Mi menatap Sam Dong dengan mata berkaca-kaca.

"Sekarang, tinggalkan aku." kata Sam Dong. "Kumohon."

Sam Dong berjalan pergi.

Hye Mi menangis.





Hye Mi pulang ke rumah dan menemukan Oh Hyuk tertidur. Disebelahnya ada surat lamaran pekerjaan Oh Hyuk. Itu membuat Hye Mi marah.

Ia menarik syal yang digunakan sebagai bantal oleh Oh Hyuk.

Oh Hyuk terbangun.

"Kenapa kau mencampakkan kami?" tanya Hye Mi sambil menangis. "Jika kau tahu seberapa keras usaha kami... kau tidak akan membuang kami begitu saja."

Hye Mi berjalan cepat ke kamarnya.

"Bagaimana bisa aku mencampakkan kalian?" gumam Oh Hyuk.





Young Hoon mengajarkan anak-anak cara mengarang lagu.

Hye Mi belajar dengan sangat giat dan serius.





Hye Mi menemui Sam Dong setiap hari untuk mengajaknya kembali dan belajar mengarang lagu. Tapi Sam Dong selalu mengacuhkan Hye Mi.

Hye Mi memaksa Sam Dong mempelajari buku yang dibawanya, tapi Sam Dong malah membuang buku itu ke tempat sampah.

Hye Mi akhirnya mengucapkan semua yang diajarkan Young Hoon agar Sam Dong bisa belajar tanpa membaca buku itu.

Sam Dong hanya diam dan menganggap Hye Mi tidak ada.

"Aku tidak akan menyerah!" seru Hye Mi bertekad.





Sebagai tugas akhir, Young Hoon menyuruh anak-anak mengarang musik untuk lagu berjudul Dreaming. Young Hoon sudah menyiapkan liriknya, anak-anak tinggal menciptakan musiknya. Tidak boleh ada yang membantu mereka dalam menciptakan musik.

"Menggunakan teori dalam buku tidak akan berguna." kata Young Hoon. "Kalian harus menggunakan pengalaman pribadi sebagai pondasi dasar menciptakan lagu. Satukan perasaan-perasaan kalian pada lagu dari awal hingga akhir. Biarkan emosi kalian mengalir dalam. Setelah kalian merasakan emosinya, maka kalian akan bisa menciptakan musik yang menyentuh hati dan jiwa."





Pil Sook dan Hye Mi berpikir. Bagaimana caranya menjadikan perasaan menjadi sebuah lagu?

Ketika mereka sedang merenung, mendadak Kyung Jin datang.

"Untuk memperoleh perasaan itu, kalian tidak bisa menggunakan cara akademik." kata Kyung Jin. "Kalian harus mengalaminya sendiri. Bisa dengan membaca buku atau menonton film atau bertanya pada seseorang mengenai pengalaman mereka."

Hye Mi dan Pil Sook memandang Kyung Jin dengan heran. Kenapa Kyung Jin malah membantu mereka?

"Kali ini aku ada di pihak kalian." kata Kyung Jin. "Kalian harus mendapat nilai A!"





Hye Mi bertanya pada Jin Man mengenai kisah hidupnya.

Jin Man bercerita dengan penuh semangat dan emosi menggebu-gebu mengenai kisah cintanya, tapi rupanya itu tidak membantu Hye Mi.

Jin Man menangis-nangis sendiri dan sampai tidak tahu kalau saat itu Hye Mi sudah kabur entah kemana.





Dengan diam-diam, Jason memberikan sebuah tiket bioskop di loker Pil Sook.

Malamnya, Pil Sook datang ke bioskop. Tidak lama kemudian, Jason datang dan duduk disampingnya.

"Jason?" ujar Pil Sook kaget.

"Jangan salah paham." kata Jason, kelihatan sedikit kaku dan salah tingkah. "Aku disini untuk mencari pengalaman. Kau mengerti?"

Pil Sook tersenyum dan mengangguk. Ia menawarkan popcornya pada Jason, lalu menunduk, menulis sesuatu.

Pil Sook menulis lagu berdasarkan perasaannya saat itu.





Hye Mi melihat gambar-gambar Sam Dong dan teringat semua kenangan dan pengorbanan Sam Dong untuknya. Dari awal pertemuan mereka sampai kini. Mata Hye Mi berkaca-kaca.

Hye Mi menulis lagu berdasarkan perasaannya itu.





Berbeda dengan Pil Sook dan Hye Mi yang menulis lagu berdasarkan perasaan mereka, Baek Hee tidak bisa mengapresiasikan perasaannya.

Pikiran Baek Hee sudah buntu. Ia akhirnya meniru karangan lagu milik orang lain.









Hye Mi mengunjungi Sam Dong di tempat In Sung, tapi Sam Dong sudah tidak berada disana.

In Sung berbohong dengan mengatakan bahwa Sam Dong pergi tanpa pamit. Pada kenyataannya, saat itu Sam Dong sedang bersembunyi.





Hye Mi mencari-cari Sam Dong dimana-mana tapi tidak bisa menemukannya.

Hye Mi kemudian menelepon In Sung untuk menanyakan apakah Sam Dong kembali kesana.

"Pulanglah, Hye Mi." kata In Sung. "Ini sudah larut malam..."

Hye Mi malah mematikan telepon.

"Hey!" In Sung memanggil Sam Dong. "Ia sedang mencarimu malam-malam. Apakah kau benar-benar tidak akan mau peduli lagi?"

Sam Dong tidak mengatakan apapun.





Malam sudah larut. Hye Mi masih berada di luar untuk mencari Sam Dong.

Hye Mi terduduk lemas di kursi di halte. Mendadak dua orang pria mengganggunya.

"Nona, berhubung udara sangat dingin, bagaimana jika kau minum soju bersama kami?" kata seorang pria.

"Aku murid SMA." kata Hye Mi.

"Kalau begitu, ayo minum kopi bersama." ajak pria itu.

Kedua pria itu menarik Hye Mi dengan paksa.

"Lepaskan aku!" teriak Hye Mi.

Sam Dong langsung datang dan memukul kedua pria itu. Sam Dong kelihatan menghajar mereka habis-habisan, tapi ternyata tidak. Sam Dong malah meninju tangannya sendiri ke tanah hingga berdarah.





"Kau tahu berapa lama aku mencarimu?!" seru Hye Mi. "Jika kau ingin pergi, ucapkan selamat tinggal terlebih dulu!"

"Aku sudah mengatakan padamu sebelumnya." kata Sam Dong tanpa memandang Hye Mi. "Aku ingin kau pergi."

"Aku juga sudah mengatakan padamu kalau aku tidak akan menyerah!" seru Hye Mi tidak mau kalah. "Ketika aku hampir jatuh, kau dan Guru Kang yang menarikku. Kini giliranku. Walaupun aku tidak tahu kenapa kau menjadi seperti ini, tapi kali ini aku ingin menolongmu."





Hye Mi memberikan sebuah buku pada Sam Dong. "Ini adalah lirik ujian kali ini." katanya.

Sam Dong menerima buku itu, lalu meletakkanya di bangku.

"Terima ini juga." kata Hye Mi seraya menyerahkan kalung keberuntungannya pada Sam Dong. "Ini akan memberimu kekuatan dan menyelesaikan semua masalahmu. Walaupun aku tidak percaya, tapi aku akan sangat senang jika kalung ini berguna untukmu."





Sam Dong menatap Hye Mi dan membelai rambutnya.

"Aku sudah menyuruhmu pergi." kata Sam Dong. "Tapi kau malah datang padaku."

Hye Mi menyentuh tangan Sam Dong, tapi Sam Dong melepaskan tangan Hye Mi dari tangannya.

"Mungkin kau akan menyesali hari ini." kata Sam Dong tajam. Ia mengambil buku di kursi dan berjalan pergi.





Sam Dong berdiri di dekat keyboard sambil membaca buku dari Hye Mi. Tidak sengaja tangannya menekan tombol keyboard hingga berbunyi. Sam Dong terkejut.

Ia menekan not demi not dan secara otomatis menciptakan nada demi nada.

Sang jenius mulai mengarang musiknya sendiri.





Song Sam Dong datang ke kelas dan mengumpulkan karangannya. Hye Mi sangat senang melihatnya.





Young Hoon mengumumkan murid-murid yang mendapatkan nilai A.

"Murid pertama yang mendapatkan nilai A adalah Kim Pil Sook." ujar Young Hoon.

Pil Sook bersorak senang. "Yes!"

"Musik Kim Pil Sook sangat mempesona." kata Young Hoon. "Kelihatannya seperti sedang... jatuh cinta."





"Murid kedua yang mendapatkan nilai A adalah Go Hye Mi." kata Young Hoon.

Hye Mi tertawa senang.

Di luar, Jin Man dan Kyung Jin juga bersorak pelan. "Yes!"

"Banyak sekali poin di lagu Go Hye Mi." kata Young In. "Aku ingin melihat bagaimana rasanya jika ditampilkan di panggung."

Hye Mi dan Pil Sook sangat senang. Sam Dong hanya melihat sekilas ke arah Hye Mi dengan pandangan tanpa ekspresi.

"Murid ketiga yang mendapatkan nilai A adalah Yoon Baek Hee." kata Young Hoon. "Karangannya seperti karangan profesional."

Hye Mi dan Pil Sook kecewa.





"Ada satu lagi." kata Young Hoon menambahkan. "Walaupun ia tidak mendapatkan nilai A. Tapi karangan ini menggetarkanku. Karangan milik Song Sam Dong. Sejujurnya, aku ingin menolak karangan ini. Tapi, semakin kudengar lagu ini, semakin terasa kekuatan misterius yang terkandung di dalamnya. Tidak ada perasaan inspiratif dalam lagunya. Pada orang seumur kalian, sangat tidak mungkin menunjukkan perasaan terluka. Walaupun tidak mendapatkan nilai A, tapi aku merekomendasikan lagu ini dinyanyikan bersama lagu bernilai A di panggung nanti."

Hye Mi menoleh menatap Sam Dong.





Jin Kuk mengajak Oh Hyuk makan bersama di kedai.

Jin Kuk bertanya sampai kapan Oh Hyuk akan mencampakkan mereka.

Oh Hyuk menjawab bahwa ia tidak akan bisa mencampakkan mereka dan sekarang sedang berjuang untuk kembali lagi ke sekolah.





Seung Hee dan Min Chul memberikan dokumen pada Bum Soo. Itu adalah tiga calon guru yang dipilih oleh para guru untuk menggantikan Oh Hyuk.

Bum Soo melihat-lihat siapa calon guru itu. Ia sangat terkejut ketika lamaran Oh Hyuk ada disana.

"Guru Kang kembali mengajukan lamaran." kata Seung Hee. "Itu tidak melanggar aturan sekolah."

"Seperti kata Kepala Sekolah, kandidat dipilih berdasarkan kriteria ketat." kata Min Chul.





Dengan bangga, Baek Hee mengabarkan bahwa dirinya mendapat nilai A dan karangannya disebut seperti karangan profesional.

Kyung Jin menemuinya. "Baek Hee, aku ingin menanyakan sesuatu padamu" katanya. "Apakah kau menulis lagu itu?"

"Ya, tentu saja." kata Baek Hee berbohong, tanpa memandang Kyung Jin.

"Aku mengajarmu selama disini dan aku tahu kemampuan murid-muridku." kata Kyung Jin tajam. "Orang lain tidak tahu, tapi aku tahu. Itu bukan lagumu."

"Memang." ujar Baek Hee acuh. "Lalu kenapa?"

"Apa kau tahu itu melanggar aturan?!" seru Kyung Jin marah.

"Bukankah itu yang kau ajarkan padaku?" tanya Baek Hee. "Ketika Ah Jeong berbohong agar ia bisa tampil di panggung. Apa kau tahu, akulah yang meletakkan paku ke sepatu Ah Jeong. Aku mulai melanggar aturan sejak saat itu. Kaulah yang mengajarkanku, Guru."

"Yoon Baek Hee..."

"Presiden ingin menggantikanku dengan Hye Mi sebagai personil K." kata Baek Hee, menangis. "Aku tidak akan membiarkan siapapun mengambilnya dariku!"

Saat itu, Hye Mi mendengar percakapan mereka.

"Apapun yang terjadi, aku tidak akan membiarkannya mengambil posisiku!" teriak Baek Hee.

Sinopsis Dream High Episode 9



Berhari-hari sebelum hari ujian akhir bulan itu, Sam Dong dan Hye Mi berlatih menari dengan giat.

Oh Hyuk membagikan hasil ujian akhir bulan Sam Dong, Hye Mi dan Pil Sook. Nilai mereka cukup baik.

“Kalau begitu, apa kami memenuhi syarat untuk ikut kelas seni?” tanya Pil Sook penuh harap. Demikian halnya dengan Sam Dong dan Hye Mi.

“Tidak.” jawab Oh Hyuk menyesal. “Nilai kalian harus melebihi 300 poin. Sangat disayangkan karena nilai kalian hanya kurang sedikit. Hye Mi kurang 30 poin, Sam Dong 40 poin dan Pil Sook 45 Poin.

Anak-anak menarik napas kecewa. Itu artinya mereka akan tetap berada di kelas itu.

Bukannya terlihat sedih, Oh Hyuk malah senyum-senyum.

Sam Dong bingung melihatnya. “Guru, kami tidak memenuhi syarat, kanapa kau kelihatan begitu senang?” protesnya.

“Jangan cemas.” kata Oh Hyuk. “Kita masih memiliki kesempatan.”

Bum Soo sibuk membicarakan kehadiran anggota K ke sekolah. Murid-murid yang menjadi anggota grup musik K jarang sekali masuk sekolah. Menurut Bum Soo, ini bisa menjadi masalah.

“Sesibuk apapun mereka, tidak pernah ada murid yang absen sesering ini.” ujar Bum Soo.

“Kau tidak akan membiarkan anak-anakku lulus?” tanya produser.

“Hanya ada satu cara.” ujar Bum Soo. “Mereka harus ikut serta dalam Kompetisi Menari.”

Oh Hyuk memperlihatkan poster Kompetisi Menari pada Sam Dong, Hye Mi dan Pil Sook.

“Aku tahu!” seru Pil Sook. “Itu adalah Kompetisi Menari dimana Rain menang tahun lalu, bukan?”

“Betul.” kata Oh Hyuk. “Ini adalah kompetisi menari yang diadakan setiap tahun untuk siswa SMA. Kalian bisa menyebut ajang ini sebagai kompetisi terbesar bagi pada penari. Pemenang pertama akan mendapatkan nilai 100 poin. Walaupun tidak menang, semua peserta kompetisi ini akan mendapatkan nilai 50 poin.”

“Bagaimana bisa kami menang dalam kompetisi terbesar?” protes Sam Dong.

“Tenang saja.” ujar Oh Hyuk. “Kita punya Dewa Menari, Yang Jin Man.”

“Dewa Menari?” tanya Sam Dong, Hye Mi dan Pil Sook bersamaan.

Menurut Oh Hyuk, Jin Man adalah Dewa Menari. Tidak ada seorang pun penari yang bisa menari sebagus dia. Saat duduk di bangku universitas, Jin Man memenangkan semua kompetisi menari di seluruh negeri.

Selain itu, Oh Hyuk percaya bahwa Sam Dong, Hye Mi dan Pil Sook punya kesempatan bsar untuk menang.

“Pendaftarannya hari ini!” seru Pil Sook. “Ayo kita mendaftar.”

“Tidak perlu kita semua.” protes Hye Mi. “Yang kalah dalam suit-lah yang akan pergi mendaftar.”

Sam Dong dan Pil Sook setuju. Mereka akhirnya beradu suit batu gunting kertas.

Hye Mi kalah.

Dengan tampang cemberut, Hye Mi mengantri untuk mendaftarkan grupnya di Kompetisi Menari.

Setelah selesai mendaftar, ia berpapasan dengan Baek Hee.

“Lama tidak bertemu.” sapa Baek Hee.

Hye Mi tersenyum. “Ya.” jawabnya.

“Aku melihat ujian menarimu.” ujar Baek Hee. “Kemampuanmu meningkat drastis.”

“Aku berlatih sampai kakiku mau lepas.” kata Hye Mi. “Aku tidak pernah seserius ini selama hidupku. Terima kasih.”


Hye Mi mengeluarkan kalung pemberian Baek Hee. “Ini sangat membantuku.” katanya tajam.

Baek Hee memandang kalung itu dengan sinis. “Apa kau ikut kompetisi?”

“Ya.” jawab Hye Mi. “Kau?”

Baek Hee mengangguk. “Aku sangat bersemangat.” katanya angkuh. “Siapa yang akan menang?”

“Kemenangan tidaklah penting.” kata Hye Mi, tersenyum. “Yang terpenting adalah berusaha semaksimal mungkin. Aku berharap bisa mengatakan itu. Kau tunggu dan lihat saja. Akulah yang akan memenangkan kompetisi ini.”

“Baik. Akan kutunggu.” kata Baek Hee merendahkan.

Hye Mi berjalan pergi.

“Oh! Jin Kuk memintaku mendaftarkannya.” seru Baek Hee, membuat langkah Hye Mi terhenti. “Sampai bertemu lagi.”

Pil Sook menatap poster Kompetisi Menari dengan seksama, kemudian mencoba mengikuti gaya model yang ada di poster itu. Tanpa ia sadari, Jason berjalan perlahan dan berdiri di belakangnya.

Pil Sook kemudian menari-nari. Jason mengikuti gerakan Pil Sook dari belakang.

Pil Sook menari dan berputar. Tanpa sengaja, Pil Sook tersandung dan hampir jatuh. Jason langsung menangkapnya.

Pil Sook sangat terkejut melihat Jason. “Hai.” sapanya kaku.

“Oh.” Jason juga membalas kaku seraya melepaskan pegangannya dari pinggang Pil Sook.

“Apa kau ikut dalam kompetisi menari?” tanya Jason dengan kikuk.

Pil Sook mengangguk.

Sikap mereka berdua menjadi sangat canggung.

Jason menatap Pil Sook dengan pandangan aneh.

“Kenapa kau menatapku seperti itu?” tanya Pil Sook, merasa tidak nyaman. “Ada yang ingin kau katakan padaku?”

“Tidakkah kau ingin mengatakan sesuatu padaku?” Jason malah balik bertanya.

Pil Sook menggeleng. “Tidak.” katanya.

“Benarkah?”

Tidak lama kemudian, Ri Ah datang merusak suasana. Begitu Ri Ah datang, Pil Sook memohon diri untuk pergi.

“Siapa dia?” tanya Ri Ah pada Jason. “Aku belum pernah melihatnya.”

“Kim Pil Sook.” jawab Jason ringan. Matanya masih terus mengikuti Pil Sook yang berjalan menjauh.

Tentu saja itu membuat Ri Ah kaget.

“Apa dia melakukan sedot lemak?” tanya Ri Ah. Ia kemudian berkata pada Jason. “Dengar, bukan berarti dia bisa menjadi penyanyi hanya karena berat badannya turun.”

“Kenapa tidak?” tanya Jason mengejek. “Kau bisa menjadi penyanyi walau kau tidak bisa menyanyi.”

“Apa katamu?!” seru Ri Ah marah.

Sam Dong dan Hye Mi berjalan bersama sepulang latihan.

Ponsel Hye Mi berdering. Oh Sun yang menelepon.

“Halo?” jawab Hye Mi. “Apa?! Tapi di luar sangat dingin.”

Hye Mi cemberut dan berbalik.

“Ada apa?” tanya Sam Dong.

“Ia menyuruhku membeli kue.” kata Hye Mi. “Jin Kuk pulang ke rumah.”

Sam Dong tersenyum. “Kau pulanglah lebih dulu.” katanya. “Aku yang akan beli.”

“Tidak usah.” tolak Hye Mi. “Kita beli bersama saja.”

Sam Dong memaksa Hye Mi pulang duluan. Akhirnya Hye Mi setuju dan meminta Sam Dong memberi tulisan “Welcome Home” di kue itu.

Jin Kuk pulang ke rumah. Ia memberikan hadiah untuk Oh Sun, Hye Sung dan Oh Hyuk.

Jin Kuk membelikan Oh Sun tas tangan, membelikan Oh Hyuk headphone dan membelikan Hye Sung bandana.

“Kakak, bisa bantu ikatkan?” pinta Hye Sung pada Jin Kuk.

“Baiklah.” kata Jin Kuk. Ia mendekat pada Hye Sung. Hye Sung mengecup pipi Jin Kuk.

Oh Sun langsung berteriak marah. “Apa yang kau lakukan?!” teriaknya.

Di tas yang dibawa Jin Kuk masih ada satu hadiah lagi. Sepertinya hadiah itu untuk Hye Mi.

“Kapan Hye Mi dan Sam Dong pulang?” tanya Jin Kuk. “Apa mereka selalu pulang larut malam?”

“Mereka tidak pernah mendengarku jika aku menyuruh mereka berhenti berlatih.” jawab Oh Hyuk.

Di luar rumah, para fans fanatik Jin Kuk bernyanyi-nyanyi keras.

“Cinta kami pada Kak Shi Hyun tidak berbatas.” nyanyi mereka. “Kak Shi Hyuk, cepat keluar!”

Saat itulah Hye Mi pulang.

“Maaf, ini rumah Kak Shi Hyuk.” kata pemimpin fans. “Kau tidak boleh masuk.”

“Aku tinggal disini juga.” kata Hye Mi.

Para fans Jin Kuk menertawakan Hye Mi.

“Aku juga ingin tinggal disini.” kata pemimpin fans. “Tapi sebagai fans Kak Shi Hyuk, kami harus menghormati kehidupan pribadinya.”

“Aku bukan fansnya!” seru Hye Mi kehilangan kesabaran. Ia hendak berjalan masuk ke dalam rumah, tapi fans Jin Kuk malah mengeroyok Hye Mi.

Sam Dong tiba di depan rumah. Melihat keributan itu, Sam Dong langsung menyelamatkan Hye Mi.

“Apa yang kalian lakukan?!” seru Sam Dong marah.

Sam Dong merangkul bahu Hye Mi dan mengajaknya masuk ke dalam rumah.

Mungkin karena mendengar keributan di luar, akhirnya Jin Kuk ikut keluar. Para fansnya berteriak-teriak histeris.

“Hye Mi, apa kau baik-baik saja?” tanya Jin Kuk, hendak meraih Hye Mi tapi Sam Dong mendorongnya menjauh.

“Kau harus pergi.” kata Sam Dong, lalu membawa Hye Mi masuk.

Jin Kuk melihat kue yang dibeli Sam Dong jatuh berantakan di tanah.

Hye Mi masuk ke dalam kamarnya. Di meja, ia menemukan sebuah bingkisan dari Jin Kuk. Ia membuka bingkisan itu. Rupanya isinya adalah sebuah dompet. Hye Mi meletakkan kembali bingkisan itu ke meja tanpa menyentuh dompetnya.

Ketika Sam Dong sedang berada di tempat latihan, Jin Kuk datang.

“Untuk apa kau datang kemari?” tanya Sam Dong.

“Tempat ini sama sekali tidak berubah.” kata Jin Kuk. “Dimana yang lainnya?”

“Hye Mi?” tanya Sam Dong dingin.

“Apakah Hye Mi baik-baik saja?” tanya Jin Kuk.

“Ia baik-baik saja.” jawab Sam Dong. “Jangan cemas.”

“Terima kasih untuk kemarin. Jika kau tidak ada disana, pasti akan timbul masalah besar.” kata Jin Kuk.

Mendengar pernyataan Jin Kuk itu, Sam Dong langsung berdiri dan mendekati Jin Kuk.

“Kau tidak perlu berterima kasih karena hal itu.” ujar Sam Dong. “Apa kau masih ingat ketika aku bertanya apakah kau menyukai Hye Mi atau tidak? Jika aku bertanya lagi sekarang, apakah jawabanmu tetap sama?”

“Tidak.” jawab Jin Kuk.

“Kau pasti tahu kalau aku sangat menyukai Hye Mi.” kata Sam Dong tajam. “Aku tidak akan melepaskan Hye Mi.”

Wajah Sam Dong sangat serius ketika mengatakan itu. Tapi kemudian berubah menjadi senyum. “Selamat datang kembali.” sapanya.

Seluruh peserta yang ikut kompetisi menari datang ke panggung hari itu. Seorang juri bernama Gu Jun Yeob akan membagi kelompok.

Pil Sook sangat khawatir ke kelompok mana ia akan masuk.

Setiap kelompok terdiri dari 4 orang.

“Bagi murid yang nilainya kelipatan 4, dimohon maju ke panggung.” ujar Jun Yeob.

Hye Mi bangkit untuk maju, termasuk juga Baek Hee.

Semua murid yang maju itu akan menjadi ketua tim dan akan memilih ketiga anggota kelompoknya.

Hye Mi diberi kesempatan memilih lebih dulu. “Yang pertama, aku memilih Jason.” katanya. Sam Dong kecewa. Ia sudah yakin akan dipilih nomor 1 oleh Hye Mi.

Jason bangkit dari duduknya dan maju ke belakang Hye Mi.

Baek Hee mendapat giliran. Tentu saja ia memilih Jin Kuk.

Pilihan kedua dan ketiga Hye Mi adalah Sam Dong dan Pil Sook.

Pilihan kedua dan ketiga Baek Hee adalan Jun Tae San dan Ha So Hyun.

Selanjutnya akan diundi tema tarian dari masing-masing tim.

Tim Hye Mi mendapatkan tema burung, sementara tim Baek Hee mendapatkan tema ular.

“Ini kontes yang sangat menarik.” gumam Jason.

Sam Dong berjalan keluar.

“Sam Dong!” panggil Hye Mi, berlari mengejar Sam Dong. “Maaf. Aku ingin memilihmu pertama.”

“Tidak, tidak.” kata Sam Dong. “Kalau aku jadi kau, aku juga pasti akan memilih Jason. Gawat jika tim lain yang mendapatkannya.”

“Terima kasih karena sudah mengerti.” kata Hye Mi.

Sam Dong tersenyum. “Tidak apa-apa.”

Tidak lama kemudian Jason datang dan menyapa mereka.

“Hei, orang desa!” sapa Jason. “Kali ini kita benar-benar satu tim.”

“Ya.” kata Sam Dong, mengulurkan tangannya untuk berjabat dengan Jason. “Ayo kita berusaha keras.”

“Ya.” ujar Jason, menyambut jabatan tangan Sam Dong.

Jin Kuk dan Baek Hee melihat mereka dari kejauhan.

“Apa aku berbuat salah?” tanya Baek Hee. “Kelihatannya kau ingin berada di tim yang sama dengan Hye Mi.”

Sam Dong, Hye Mi dan Jason kelihatan sangat akrab. Tanpa sengaja, Sam Dong bertemu mata dengan Jin Kuk. Ekspresi ceria Sam Dong berubah drastis menjadi ekspresi serius.

“Tidak.” ujar Jin Kuk menjawab pertanyaan Baek Hee. “Keputusanmu tepat. Kita harus mengalahkan mereka.”

“Pasti.” kata Baek Hee. “Guru Shi akan melatih kita.”

Sam Dong, Hye Mi dan Pil Sook mengajak Jason ke ruang bawah tanah tempat mereka biasa latihan. Sam Dong dan yang lainnya sangat terkejut ketika Jason mengakui bahwa ia pernah membuntuti Pil Sook kesana.

“Kelihatannya kalian berdua punya hubungan yang dalam.” ujar Hye Mi mengomentari Pil Sook dan Jason.

Mendadak Sam Dong berseru kaget melihat pintu masuk ke ruang latihan di tutup dengan ban-ban bekas dan kawat duri.

Ketika Oh Hyuk sedang sibuk membicarakan hutang piutang dengan Doo Shik, Sam Dong menelepon.

“Guru, ada masalah besar disini.” kata Sam Dong. “Kami diusir dari ruang bawah tanah. Pemilihnya ingin menjual tempat ini. Bagaimana kalau kami berlatih di taman? Kami juga bisa berlatih di stasiun kereta bawah tanah.”

“Apa kau ingin mati kedinginan?!” seru Jason protes.

Oh Hyuk memikirkan tempat yang bisa menjadi tempat anak-anak latihan. Doo Shik menawarkan tempatnya.

Tempat yang ditawarkan Doo Shik sepertinya terlalu berlebihan jika digunakan sebagai tempat latihan. Tempat itu lebih cocok dijadikan panggung konser.

Sam Dong dan yang lainnya sangat senang. Mereka menari-nari bersemangat.

Oh Hyuk tidak kelihatan senang. “Berapa biaya sewanya?” tanya Oh Hyuk hati-hati.

Doo Shik mengatakan bahwa panggung itu baru akan diuji coba untuk tamu VIP. Jadi Hye Mi dan yang lainnya bisa menjadi objek kelinci percobaan. Dengan kata lain, tempat itu gratis.

Oh Hyuk senang setengah mati.

Kelompok Baek Hee menonton video mengenai ular. Menurut mereka, gerakan meliuk-liuk ular itu sangat seksi.

Tae San dan So Hyun sangat khawatir karena saat ini mereka tidak memiliki Jason.

“Tanpa Jason, kita seperti belati tanpa gagang.” kata So Hyun.

“Kurasa lebih baik jika saat ini Jason tidak bergabung dengan kita.” ujar Kyung Jin.

“Kenapa?” tanya Baek Hee.

“Semangat tim adalah yang paling penting dalam kompetisi ini.” jawab Kyung Jin. “Jika kalian berpikir Jason lebih baik dibanding yang lainnya, maka hasil yang kalian tampilkan akan buruk. Memiliki Jason di saat seperti ini pasti akan sangat menyusahkan.”

Tim Hye Mi menonton video mengenai burung.

“Apa guru ini pandai menari?” tanya Jason pada Pil Sook. “Menari dan koreografi adalah dua hal yang sangat berbeda.”

“Aku bisa mendengar apa yang kau katakan.” ujar Jin Man emosi. “Kemari kau!”

Saat orang-orang sedang ribut-ribut, Sam Dong memperhatikan video seekor burung hantu yang sedang terbang. Ia memperhatikan video itu dengan sangat serius.

Seung Hee dan Min Chul memperhatikan grafik peningkatan nilai Sam Dong, Hye Mi dan Pil Sook yang sangat drastis. Jika mereka terus seperti itu, mereka bisa menjadi siswa terbaik di sekolah.

Seung Hee dan Min Chul memuji Oh Hyuk dan penilaian Ha Myung. Tanpa mereka sadari, Bum Soo mendengar pembicaraan mereka.

Min Chul berpikir, Ha Myung pasti sengaja membuat Oh Hyuk tetap berada di sekolah itu untuk alasan tertentu.

“Apakah Guru Kang merefleksikan semangat Direktur Ha Myung?” pikir Bum Soo, memperhatikan Oh Hyuk dari jendela. “Ucapan dan tingkah lakunya mirip sekali dengan Direktur.”

Sam Dong, Hye Mi, Jason dan Oh Hyuk berbincang di kantin. Diam-diam, Jin Man duduk membelakangi mereka dengan membawa gitar.

“Aku mendapat beberapa gerakan.” bisik Jin Man pada mereka.

“Kenapa kau duduk disana?” tanya Oh Hyuk dan yang lainnya, menoleh.

“Jangan lihat kemari.” kata Jin Man. “Kepala Sekolah sedang memperhatikan kita.”

Jin Man mengatakan bahwa tarian yang ia ciptakan sangat bagus. Akan ada tarian solo laki-laki di tengah-tengah rangkaian tarian.

“Kalau begitu, kalian harus menyiapkan kostumku secara khusus.” kata Jason percaya diri. Ia merasa dirinya yang paling hebat.

Tim Baek Hee sudah mulai berlatih menari.

Tim Hye Mi memulai latihan dengan berimajinasi kalau mereka adalah seekor burung.

Jason membayangkan dirinya burung yang terbang dan mematuk makanan. Mirip ayam tu sebenarnya. Hehehe…

Pil Sook membayangkan dirinya seperti anak ayam.

Sam Dong membayangkan dirinya seperti ayam jago yang sedang berkokok. Trus mengepak-ngepakkan sayapnya. Yang ini paling aneh. Wkwkwkwk…

Hye Mi lebih parah lagi. Tidak jelas dia memperagakan burung apa. Hahahhaa…



Jin Man memejamkan matanya sambil berimajinasi. Ketika ia membuka mata untuk melihat gerakan anak-anak, ia langsung berteriak kesal.

“Burung macam apa yang kalian pikirkan?!” seru Jin Man. “Burung apa?!” Ia melihat Hye Mi. “Itu bahkan bukan burung! Kau sedang menari Taryeong!” Taryeong adalah tari tradisional Korea.

Hye Mi melirik Jin Man dengan pandangan menyeramkan.

Jin Man menarik napas panjang, lalu menyuruh Jason maju.

“Bayangkan kau sedang membentangkan sayapmu.” ujar Jin Man, mencontohkan.

Jason mengikuti setiap gerakan yang dilakukan Jin Man.

Sam Dong memperhatikan dengan seksama.

Malam itu, Sam Dong berlatih sendirian di ruang latihan. Ia berlatih dengan sangat giat.

Bahkan ketika sedang berlatih menari bersama, Sam Dong sangat serius. Hye Mi memperhatikan keseriusan Sam Dong.

Suatu malam ketika Sam Dong sedang berlatih sendirian di ruang latihan sekolah, ia mendengar suara langkah kaki. Sam Dong bergegas bersembunyi.

Sam Dong mengintip dari kolong, ingin melihat siapa yang datang.

Mendadak muncul sebuah wajah yang disinari cahaya senter.

Sam Dong terlonjak kaget dan membentur dinding.

Lampu ruang latihan dinyalakan. Rupanya yang datang itu adalah Hye Mi.

“Hye Mi!” seru Sam Dong kesal.

Hye Mi menjulurkan lidahnya, mengejek. “Apa yang kau lakukan disini?” tanyanya.

“Apa lagi? Tentu saja berlatih menari.” jawab Sam Dong.

“Bagaimana kalau ada orang yang melihatmu?”

“Sudah lewat jam 12 malam.” kata Sam Dong. “Siapa yang akan datang?”

Sam Dong berlatih dengan keras agar bisa menari lebih baik dari Jason. “Jika aku menari lebih baik dari Jason, mungkin saja aku yang akan menari solo.” katanya bersemangat.

“Kau menari solo?” tanya Hye Mi.

“Kenapa? Kau berpikir bahwa aku tidak punya kesempatan?” tanya Sam Dong.

Hye Mi mengangguk. “Ya, sedikit.” jawabnya jujur.

“Tidak bisakah kau sedikit berbohong untuk membuatku senang?” protes Sam Dong.

“Baik. Kau bisa melakukannya.” kata Hye Mi terpaksa.

“Lupakan saja.” kata Sam Dong seraya beranjak pergi.

“Kau marah?”

Sam Dong membalikkan badannya lagi. “Jika aku tidak pernah menyerah, walaupun tidak ada peningkatan, apakah aku tetap tidak memiliki peluang?” tanyanya.

Hye Mi menatap Sam Dong.

Sam Dong berjalan mendekati Hye Mi. “Aku tidak akan pernah menyerah.” katanya bertekad. “Apapun yang terjadi.”

“Kau bersikap keras akhir-akhir ini.” kata Hye Mi, memandang Sam Dong dengan pandangan aneh. “Ehem… Ayo kita menari.”

Sam Dong tersenyum. “Ayo.”

Sam Dong, Hye Mi dan Pil Sook menari di tempat Doo Shik.

Mendadak seorang polisi datang. Karena itu adalah bar dan mereka masih anak sekolah, polisi tidak mengizinkan mereka menari disana. Sam Dong yang lainnya malah dibawa ke kantor polisi.

Doo Shik berusaha menjelaskan pada polisi bahwa anak-anak tidak punya tempat lain untuk berlatih. Tapi tetap saja polisi tidak mau menerima alasan itu.

Anak-anak tidak akan diberi sanksi dan peringatan oleh polisi, tapi polisi menyuruh Doo Shik untuk menutup barnya selama 30 hari.

“Kalian boleh pergi setelah guru kalian datang.” kata polisi pada anak-anak.

“Guru mana yang kau panggil?” tanya Sam Dong cemas.

Tidak lama kemudian, Bum Soo tiba di kantor polisi. Paranya lagi, Bum Soo akhirnya bertemu dengan Doo Shik.


Bum Soo memanggil Oh Hyuk perihal Doo Shik yang menyewa auditorium.

Oh Hyuk benar-benar berada dalam masalah besar.

Hye Mi dan Sam Dong mencoba mencuri dengar pembicaraan antara Oh Hyuk dan Bum Soo, tapi gagal. Tidak terdengar apapun dari luar.

Oh Hyuk keluar dari ruangan.

“Apa kau baik-baik saja?” tanya Sam Dong khawatir.

“Tentu saja.” kata Oh Hyuk menenangkan. “Dengan 10 kalimat saja, aku sudah bisa menundukkannya.”

“Tidak mungkin.” ujar Hye Mi tidak percaya. “Kalau begitu, kami bisa tetap ikut kompetisi?”

“Tentu saja.” jawab Oh Hyuk.

Karena tidak punya tempat latihan lagi dan latihan di luar terlalu dingin, Oh Hyuk, Jin Man, Sam Dong, Hye Mi dan Pil Sook terpaksa berlatih di tempat spa.

“Dimana Jason?” tanya Jin Man.

“Ia punya janji penting hari ini.” jawab Pil Sook. “Ia hanya akan datang saat latihan terakhir.”

“Kalau begitu, saat latihan ini Sam Dong bisa mengisi bagian tarian solo.” kata Oh Hyuk. “Bagaimana?”

Tentu saja Sam Dong senang sekali mendengarnya.

Latihan dimulai. Mereka menjadi pusat perhatian para pengunjung. Bahkan ada yang sampai memotret mereka.

Hari H kompetisi menari.

Tim Baek Hee tampil terlebih dahulu.

“Mereka sangat hebat.” gumam Sam Dong.

“Kita juga bisa, kan?” tanya Pil Sook.

“Tentu saja.” ujar Jason percaya diri. “Jangan terlalu khawatir.”


“Jason, mengapa kau tidak datang saat latihan terakhir.” tanya Jin Man. “Ada gerakan yang berubah.”

“Coba peragakan.” kata Jason.

“Bagaimana kalau Sam Dong saja yang menari solo?” tanya Oh Hyuk mengusulkan. “Karena kita mengubah beberapa gerakan tarian, Jason belum terbiasa.”

“Tidak masalah.” kata Jason percaya diri. “Jika aku tidak ingat, aku akan berimprovisasi.”

Oh Hyuk tidak menggubris Jason dan Jin Man yang mencoba protes. Ia berjalan mendekati Sam Dong. “Bagaimana, Sam Dong? Apa kau bisa melakukannya?”

“Aku…” Sam Dong terlihat ragu.

Oh Hyuk tersenyum menenangkan dan menepuk bahu Sam Dong. “Peluang ini akan hilang jika kau ragu.”

Sam Dong tersenyum. “Ya, aku akan melakukannya.”

“Aku menolak.” kata Jin Man.

“Aku setuju.” kata Hye Mi, menjadi pro Sam Dong.

“Kalau kalian gagal, kalian tidak akan bisa masuk kelas seni.” kata Jin Man. “Tenanglah dan berpikir hati-hati.”

“Aku sangat tenang.” kata Hye Mi. “Aku memilih Sam Dong. Aku sudah melihat tarian solo Sam Dong.”

Akhirnya semua diputuskan dengan voting. Hye Mi dan Oh Hyuk memilih Sam Dong. Jin Man memilih Jason.

Pil Sook ragu sejenak. “Aku… Kurasa Sam Dong juga bisa menari dengan bagus.” katanya.

Jason kecewa mendengar jawaban Pil Sook.

Akhirnya diputuskan bahwa Sam Dong-lah yang maju untuk menari solo.

Hye Mi tersenyum pada Sam Dong.

Ketika Jin Man memberitahu bahwa Sam Dong-lah yang akan menari solo, Kyung Jin tidak kaget.

“Ia harus tahu bahwa bakat tidak akan menang melawan kerja keras.” ujar Kyung Jin.

Jin Man menatap Kyung Jin kagum. “Kau sangat pandai.”

Kyung Jin kelihatan kesal.


Tim Hye Mi tampil di panggung dengan memukau.

Pil Sook membersihkan make up di depan cermin. Tidak lama kemudian Jason masuk.

“Jika aku yang menari solo, kita pasti akan menang.” ujar Jason.

Tanpa berkata apa-apa, Pil Sook bangkit dari duduknya dan berjalan menuju lemari.

“Jangan salah paham.” kata Jason. “Aku bukannya sombong.”

“Tidak.” ujar Pil Sook. “Jika kau yang menari solo, kita mungkin tidak akan bisa menjadi juara 3.”

“Apa?”

“Kau harus bekerja keras jika ingin menjadi penari solo.” kata Pil Sook tegas. “Kau pasti sangat marah karena seseorang mengambil posisimu atau karena kau tidak menjadi nomor 1. Saat konser waktu itu, kau seharusnya tidak meninggalkan konsermu sendiri dan menyanyi bersamaku. Kau tidak punya mimpi dan tujuan.”

“Apa kau sedang mengajariku?” tanya Jason kesal menggunakan bahasa Inggris.

“Tidak.” jawab Pil Sook menggunakan bahasa Inggris juga. “Aku mengatakan semua ini padamu karena aku merasa kasihan padamu. Maaf jika aku membuatmu marah.”

Pil Sook berjalan pergi.

“Kau!” seru Jason. “Mulanya aku tidak mau mengatakan ini karena merasa malu. Tapi, kenapa kau tidak menepati janjimu?”

“Janji?” gumam Pil Sook. “Ah, janji 200 hari.”

Pil Sook membalikkan badan untuk menatap Jason. “Sangat sulit bagiku untuk menurunkan berat badan.” katanya. “Aku tidak bisa makan makanan dan minuman yang kuinginkan. Aku hampir mati. Aku melakukan ini karena kau dan ternyata semuanya sia-sia. Kau tidak punya keinginan, impian dan tujuan. Karena aku jatuh cinta pada orang seperti itu, maka aku menyerah.”

Jason tertawa pahit.

“Aku mengatakan ini karena aku adalah penggemarmu.” ujar Pil Sook.

“Penggemar yang mempermalukan aku?” tanya Jason sinis. Ia marah dan pergi meninggalkan Pil Sook.

Hye Mi menatap piala juara ketiganya dengan senang, kemudian meletakkannya di meja dengan sangat hati-hati.

Baek Hee datang dan meletakkan piala juara pertamanya di samping piala Hye Mi.

“Selamat atas kemenanganmu.” kata Hye Mi tulus. “Penampilanmu hari ini sangat bagus.”

“Ah?!” seru Baek Hee kaget. “Kenapa kau terlihat sangat senang?”

“Kenapa aku tidak boleh senang?” Hye Mi bertanya balik.

“Akulah yang menang, bukan kau.” kata Baek Hee.

“Aku tahu. Lalu?”

“Kau tidak marah?” tanya Baek Hee heran.

“Tidak.” jawab Hye Mi, tersenyum. “Tujuanku adalah keluar dari kelas persiapan dan masuk ke kelas seni. Aku sudah bisa masuk kelas seni dengan memenangkan juara ketiga. AKu tidak perlu marah. Aku pernah mendengar dari seseorang. Jika kau tidak bisa memberi selamat pada kemenangan seorang teman, maka hidupnya akan seperti di neraka. Aku tidak mau seperti itu.”

Hye Mi pergi dengan membawa piala kesayangannya.

Baek Hee kesal dengan sikap Hye Mi itu.

Hye Mi berjalan keluar sambil tersenyum. Di pintu, Sam Dong sudah menunggunya.

“Dasar pencuri.” kata Sam Dong, mendengar pembicaraan Hye Mi dan Baek Hee. “Akulah yang mengatakan kata-kata itu.”

Sam Dong mengangkat tangannya, mengajak Hye Mi ber-high five. Hye Mi menepuk tangan Sam Dong.

Sam Dong memegang tangan Hye Mi dan mengecup pipinya.

“Kau mau mati?!” seru Hye Mi marah.

“Hari ini, aku akan mati tanpa penyesalan.” seru Sam Dong, kabur.

Hye Mi mengejar Sam Dong.

Jin Kuk melihat mereka.


Kyung Jin menemui Baek Hee.

“Kenapa kau kelihatan sedih padahal memenangkan juara pertama?” tanya Kyung Jin.

“Lebih buruk lagi.” kata Baek Hee muram. “Aku mengerahkan semua kekuatanku untuk memulai perang, tapi lawanku malah menjatuhkan tali dan meninggalkan aku.”


Tim Baek Hee mengadakan pesta. Semua sangat senang, kecuali Baek Hee dan Jin Kuk.

Jin Kuk keluar dan memasang earphone.

Baek Hee mengikutinya keluar, tapi hanya berdiri disisi lain dinding yang disandari Jin Kuk.

Mereka hanya berdiri diam seperti itu.

Semua orang akhirnya tahu bahwa Jin Kuk adalah putra Moo Jin. Berita mereka terpampang di halaman depan surat kabar.

Moo Jin kemudian memanggil Jin Kuk dan mengajaknya tampil di acara tv untuk diwawancarai.

Saat diwawancarai, Moo Jin mengatakan bahwa Jin Kuk adalah anak adopsi dan bukannya adanak tidak sah. Moo Jin mengadopsi Jin Kuk saat melakukan acara sosial di rumah yatim piatu.

“Walaupun jika aku memang anak yang tidak sah, tapi aku tetap menghormati dan menyayangi ayahku seperti sekarang.” kata Jin Kuk.

Moo Jin tersenyum dan menggenggam tangan Jin Kuk.

Setelah selesai wawancara, Jin Kuk berjalan bersama ayahnya.

“Mau makan bersama?” tanya Moo Jin.

“Aku latihan hari ini.” jawab Jin Kuk. “Kurasa ini artinya… ayahku memang benar-benar sudah tidak ada, kan?”

Moo Jin hanya terdiam.

Ketika Moo Jin menaiki mobilnya, ia menemukan sebuah bingkisan dari Jin Kuk sebagai hadiah ulang tahun untuk ayahnya itu. Isinya adalah sebuah jam tangan.


Hye Mi berjalan pulang seorang diri. Mendadak ia merasakan ada orang asing yang mengikutinya.

Hye Mi mengeluarkan payung dan membukanya.

“Siapa kau?!” teriak Hye Mi takut.

“Ini aku, Jin Kuk.” kata Jin Kuk, membuka syalnya yang menutupi wajah.

Hye Mi langsung berjalan cepat meninggalkan Jin Kuk. Jin Kuk mengejarnya.

Jin Kuk mengajak Hye Mi mengobrol, tapi Hye Mi menolak.

“Maukah kau naik bianglala bersamaku?” tanya Jin Kuk dengan mata berkaca-kaca.

“Bianglala? Sekarang?” tanya Hye Mi. Saat itu sudah malam, tentu saja sudah tutup. “Berhenti bicara omong kosong dan pergilah.”


Hye Mi berjalan pergi lagi, tapi Jin Kuk menarik dan memeluk Hye Mi dari belakang.

Jin Kuk menangis, tapi menutupi wajahnya dengan topi.

“Kau menangis?” tanya Hye Mi.

“Tidak.” jawab Jin Kuk berbohong. “Aku kedinginan.”

Jin Kuk kemudian berjalan pergi meninggalkan Hye Mi.


Di jalan, Jin Kuk berpapasan dengan mobil van Baek Hee.

Baek Hee sangat mencemaskan Jin Kuk karena menonton tv.

“Ayo masuk.” ajak Baek Hee. “Disini dingin.”

Baek Hee dan Jin Kuk masuk ke dalam van. Tidak lama kemudian Hye Mi datang. Rupanya ia berniat menemui Jin Kuk. Tapi Jin Kuk sudah pergi bersama Baek Hee.

Kirin akan mengadakan study tour ke Jepang. Murid-murid ribut membicarakan acara itu.

“Aku belum pernah naik pesawat.” kata Sam Dong.

“Kurasa kita tidak akan bisa pergi.” kata Hye Mi. “Harganya terlalu mahal.”

“Berapa harganya?” mendadak Oh Hyuk muncul. “900.000. Jadi kalau bertiga 2.700.000.”

Dengan kompak, Hye Mi dan Sam Dong langsung menutupi pengumuman itu. Takut kalau-kalau Oh Hyuk akan melakukan segala cara untuk mendapatkan uang dan mengirim mereka ke Jepang.

“Berhenti menghitung!” seru Hye Mi. “Kami tidak punya niat untuk pergi.”

“Benar!” seru Sam Dong setuju. “Jangan berpikir untuk mengeluarkan uang demi kami lagi.”

“Aku mengerti.” kata Oh Hyuk. “Aku hanya ingin melihat.”

Oh Hyuk mendorong Hye Mi dan Sam Dong.

“Kepala sekolah!” seru Sam Dong berbohong.

Oh Hyuk menoleh. Hye Mi dan Sam Dong langsung mematikan tv berisi pengumuman itu.

“Sepertinya tv ini rusak.” gumam Sam Dong.


Saat sedang makan siang, Sam Dong dan Hye Mi mendengar In Sung, Ah Jeong dan Do Joon bercerita bahwa K akan pergi ke jepan juga untuk shooting.

Hye Mi mencoba terlihat acuh dan tidak peduli. Padahal dalam hatinya sebaliknya.

Oh Hyuk meminjam uang lagi pada Doo Shik agar bisa mengirim Sam Dong, Hye Mi dan Pil Sook ke Jepang. Sebagai ganti pinjaman uang itu, Doo Shik meminta Oh Hyuk bekerja paruh waktu untuknya. Ia punya pekerjaan untuk Oh Hyuk di Jepang.

Teman teman teman temannya Doo Shik yang sedang melakukan perjalanan bisnis di Jepang akan segera menikah. Jika anak-anak bersedia menyanyi di acara tersebut, Doo Shik akan membayar tiket pesawat.

Anak-anak langsung setuju.

Pil Sook pergi ke perpustakaan untuk mencari buku lagu-lagu pernikahan.

Secara tidak sengaja ia melihat Jason sedang mendengarkan lagu dan langsung bersembunyi.

Setelah Jason pergi, Pil Sook gantian mendengarkan lagu.

“Bagaimana rasanya berada di dalam pesawat?” tanya Sam Dong pada Hye Mi.

“Saat kau berada dalam pesawat, kau harus menutup matamu.” kata Hye Mi menakut-nakuti. “Jika tidak, tekanan dalam pesawat akan membuat kedua bola matamu keluar.”

“Benarkah?” tanya Sam Dong polos.

Hye Mi mengangguk meyakinkan.

Oh Hyuk tersenyum melihat Hye Mi dan Sam Dong.

Tiba-tiba ia teringat percakapannya dengan Bum Soo.

“Apa kau tahu artinya mengadakan pertunjukan palsu?!” seru Bum So. “Kau tidak menghormati aku, Kepala Sekolah. Aku ingin memecatmu, tapi aku sudah berjanji pada Direktur. Sebagai hukumannya, aku akan membubarkan kelas persiapan.”

“Aku akan… membuat surat pengunduran diri.” kata Oh Hyuk, mencoba bernegosiasi. “Tapi tolong jangan lakukan apapun pada murid-muridku.”

“Baiklah.” kata Bum Soo, setuju. “Aku akan menerima surat pengunduran dirimu setelah study tour. Selanjutnya, Guru Shi yang akan mengambil alih murid-muridmu. Jangan khawatir.”

“Guru, ayo cepat naik ke dalam mobil.” panggil Sam Dong, membuyarkan lamunan Oh Hyuk.

“Ya.” jawab Oh Hyuk, tersenyum.

Sinopsis Dream High Episode 8


Hye Mi membaca sms dari Jin Kuk.

“Orang yang memalukan.” gumam Hye Mi. “Setelah berkhianat, kau masih berani bertemu denganku?”

Hye Mi bangkit dari duduknya dengan kesal, teringat pertengkaran terakhirnya dengan Jin Kuk. Tapi tidak lama, ia duduk lagi di depan cermin.

“Aku akan membuatmu membayar atas semua ini.” omel Hye Mi. “Tunggu sampai kita bertemu, aku benar-benar akan memukulmu.”

Hye Mi mengomel sendirian sambil merapikan rambutnya dan memakai lipgloss. Seulas senyum tersungging di bibirnya.



Sekretaris Kim membawa Jin Kuk ke bandara.

“Ia melakukan ini untuk melindungimu.” kata Sekretaris Kim.

“Melindungiku?” tanya Jin Kuk menertawakan. “Ia ingin menyembunyikan aku karena ia pikir aku anak yang memalukan. Benar, bukan? Aku pintar, bukan?”

Sekretaris Kim diam.



Sekretaris Kim menyerahkan passport dan tiket pada Jin Kuk.

“Kemana aku akan dikirim? USA?” tanya Jin Kuk.

“Canada, Vancouver.” jawab Sekretaris Kim.

“Kenapa ada 2 tiket?” tanya Jin Kuk lagi.

“Aku akan ikut denganmu.” kata Sekretaris Kim. “Setelah aku mengurus segala sesuatu untukmu disana, aku akan kembali kemari.”

Jin Kuk menarik napas panjang. Itu artinya tidak ada kesempatan baginya untuk kabur.



Sekretaris Kim merangkul bahu Jin Kuk agar tidak bisa kabur.

“Lepaskan aku.” kata Jin Kuk. “Banyak orang yang memperhatikan kita.”

Dengan diam-diam, Jin Kuk merencanakan sesuatu. Ketika Sekretaris Kim lengah, dengan cepat Jin Kuk melepas jaketnya dan lari.

Sekretaris Kim dan anak buahnya mengejar Jin Kuk, namun dengan gesit Jin Kuk berhasil kabur.



Hye Mi menunggu Jin Kuk di tempat latihan, namun Jin Kuk tak juga datang. Ia berusaha menghubungi ponsel Jin Kuk, namun tidak diangkat. Karena ponsel Jin Kuk memang terjatuh di depan gedung.

“Brengsek.” gumam Hye Mi marah.



Di saat yang sama, Jin Kuk berdiri diam di pinggir jalan. Ia menangis.

“Ayah…. Tolong jangan membuatku lebih membencimu.” ujarnya dalam hati.



Oh Hyuk dan Sam Dong mengantarkan ibu Sam Dong melihat-lihat rumah. Ibu Sam Dong kelihatan kagum dan senang pada rumah itu.

“Ngomong-ngomong, dimana gadis itu? Hye Mi?” tanya Ibu Sam Dong.

“Hye Mi… Dia…” Sam Dong bingung bagaimana menjawab pertanyaan ibunya.

Tidak lama kemudian Hye Mi datang.

“Apa Jin Kuk sudah pulang ke rumah?” tanya Hye Mi.



Hye Mi kaget melihat ibu Sam Dong ada disana. Cemberut langsung berubah menjadi senyum manis.

“Apa kabar, Bibi?” sapa Hye Mi ramah.





Ibu Sam Dong makan malam bersama dengan orang rumah.

Oh Sun sangat shock ketika Ibu Sam Dong menyebutnya Bibi.

“Semua lagu yang kalian nyanyikan sangat bagus.” kata Ibu Sam Dong. “Sam Dong mengatakan kau membujuknya untuk menikahimu begitu kalian lulus. Ia menjadi tidak bisa tidur setiap malam karenanya.”

Hye Mi melirik tajam ke arah Sam Dong.

“Terserah padamu, apakah kau mau menikah dengan Sam Dong atau tidak.” lanjut Ibu Sam Dong.



“Ya, Bibi.” jawab Hye Mi ramah, masih dengan senyum terkembang.

“Apa kau akan menikah dengan Kak Sam Dong?” tanya Hye Sung polos.

“Tidak.” jawab Hye Mi, mengernyit ke arah Sam Dong. “Kau belum membicarakan pernikahan, bukan?”

Hye Mi menendang kaki Sam Dong di bawah meja.

“Ya.” jawab Sam Dong, kesakitan.



Selang beberapa saat, Jin Kuk masuk ke dalam rumah.

“Apakah Hye Mi…” kata-kata Jin Kuk terpotong karena keramaian di dalam rumah.

“Kau pasti Jin Kuk, bukan?” tanya Ibu Sam Dong. “Teman baik Sam Dong?”

“Ya.” jawab Jin Kuk. “Salam kenal, Bibi.”

Oh Hyuk dan Ibu Sam Dong mengajak Jin Kuk makan bersama.

Hye Mi hanya menunduk diam.



“Kudengar kau seperti anak bebek yang mengikuti Sam Dong kemanapun ia pergi.” kata Ibu Sam Dong pada Jin Kuk, mengusap wajah Jin Kuk. “Karena kau dekat dengan putraku, kau sama seperti putraku sendiri. Makanlah yang banyak. Wajahmu kelihatan kurus.”

Jin Kuk terdiam menerima perlakukan itu.

Ibu Sam Dong meletakkan daging kerang di atas nasi Jin Kuk. “Kau sangat tampan.” katanya.

“Aku suka daging kerang.” kata Jin Kuk sopan. Ia kelihatan terharu karena belum pernah menerima perlakukan seperti itu sebelumnya. Mata Jin Kuk berkaca-kaca.





Jin Kuk diam, melihat mangkuknya dengan sedih.

“Kenapa kau tidak makan?” tanya Ibu Sam Dong. “Kau tidak biasa memakan makanan yang sudah dipegang orang lain? Jangan cemas, aku sudah mencuci tanganku.”

“Bukan begitu.” kata Jin Kuk sedih. Ia langsung memakan makanan itu dengan mata berkaca-kaca.

Hye Mi memperhatikan Jin Kuk yang bertingkah aneh.

Jin Kuk tersedak karena makan sambil menangis.

“Pelan-pelan.” kata Ibu Sam Dong.

“Ini terlalu lezat.” kata Jin Kuk, menunduk agar orang-orang tidak bisa melihat air matanya.



Setelah makan malam, Ibu Sam Dong pamit pulang.

“Bebek kecilku.” kata Ibu Sam Dong pada Jin Kuk, menyentuh wajah Jin Kuk. “Jika kita bertemu lagi, aku akan memasakkan banyak kerang untukmu.”

Jin kuk memegang tangan Ibu Sam Dong. “Terima kasih, Bibi.”

“Aku akan mengantar ibuku sampai terminal.” kata Sam Dong. “Jangan kunci pintu.”

Sam Dong dan ibunya pergi.



Hye Mi beranjak masuk ke dalam rumah.

“Hye Mi.” panggil Jin Kuk.

Hye Mi berbalik.

“Maafkan aku.” ujar Jin Kuk. “Aku kehilangan ponselku, jadi tidak bisa menghubungimu. Apa kau menunggu lama?”

Hye Mi diam.

“Apa kau marah?” tanya Jin Kuk. “Itu…”

“Ya, aku marah.” kata Hye Mi. “Sebenarnya aku ingin memukulmu begitu kau kembali. Tapi, aku akan melepaskanmu kali ini. Aku tidak tahu kenapa, tapi kau kelihatan perlu dikasihani hari ini. Aku juga sudah terlalu lelah. Apapun yang ingin kau katakan, katakan saja lain waktu.”



Hye Mi berbalik, namun Jin Kuk menarik tangannya dan langsung bersandar di bahu Hye Mi.

Hye Mi mengusap rambut Jin Kuk.

Jin Kuk menggenggam erat tangan Hye Mi.



Sam Dong mengantar ibunya ke terminal bus.

Ibu Sam Dong berpesan agar Sam Dong menjaga kesehatan dan makan dengan benar. Ia juga mengatakan bahwa ia sangat menyukai Hye Mi.

Ibu Sam Dong terus menerus mengoceh.

Sam Dong merasakan ada sesuatu yang salah dengan telinganya. Suara ibunya perlahan semakin pelan dan menghilang selama beberapa waktu.

“Kau dengar?” seru Ibu Sam Dong bersemangat.

“Iya, aku mengerti.” ujar Sam Dong, tersenyum seakan-akan tidak terjadi sesuatu.

“Aku pergi sekarang.” kata Ibu seraya naik ke atas bus.



Setelah bus ibunya pergi, ekspresi Sam Dong berubah serius. Ia tahu ada sesuatu yang terjadi dengan telinganya.



Doo Shik memutuskan akan membayar semua keperluan konser palsu kecuali sewa auditorium. Asisten Doo Shik sangat terkejut. Tidak biasanya Doo Shik begitu murah hati soal uang.

“Jika menonton konser, bukankah kita harus membayar biaya tiket konser?” ujar Doo Shik.

“Seberapapun mahalnya tiket konser, tidak akan sebanding dengan 6 juta won.” kata asisten Doo Shik.

“Mereka telah memperlihatkan mimpiku.” ujar Doo Shik. “6 juta won adalah harga yang terlalu murah.”



Dalam rapat para guru, Kyung Jin tidak melaporkan konser palsu Oh Hyuk dkk.

Saat Oh Hyuk bertanya pada Kyung Jin apakah Kyung Jin akan melaporkan mereka pada Bum Soo, Kyung Jin malah berpura-pura lupa. Ia tidak datang ke sekolah saat hari H konser dan tidak tahu apa-apa mengenai konser palsu.

Itu artinya, Kyung Jin akan merahasiakan semua kejadian hari itu.

Jin Man berpikir. Kyung Jin mungkin memutuskan untuk merahasiakan semuanya karena kejadian tumbrukan waktu itu.



Seorang utusan Moo Jin mengirimkan surat pengunduran diri Jin Kuk dari Kirin dan menyerahkan surat tersebut pada Oh Hyuk.

Oh Hyuk lalu menunjukkan surat itu pada Jin Kuk. Ia akhirnya tahu bahwa Jin Kuk adalah putra Hyun Moo Jin.

“Walaupun aku tidak tahu apa yang terjadi, aku tetap ingin menanyakan satu hal padamu.” ujar Oh Hyuk. “Apakah kau benar-benar ingin keluar?”

“Tidak.” jawab Jin Kuk.

“Sekolah ke luar negeri?”

“Aku tidak mau.” jawab Jin Kuk lagi.

“Kalau begitu, kau tidak keberatan kalau aku merobek surat ini, kan?” tanya Oh Hyuk.

“Tidak.” jawab Jin Kuk, tersenyum. Ia berkata pada Oh Hyuk akan bicara langsung pada ayahnya mengenai hal ini.



Jin Kuk berdiri seorang diri, menatap butiran salju yang turun. Apa yang bisa ia lakukan akan ayahnya mengizinkan ia tetap tinggal di Korea?

Jin Kuk mengeluarkan kartu nama produsen musik dan menatap kartu itu lekat-lekat. Ia berpikir.

Mungkinkah sebaiknya ia menerima tawaran produsen musik untuk mengeluarkan debut?



“Maaf, aku belum siap debut.” Jin Kuk teringat ketika ia menolak tawaran produsen.

Sang produsen tertawa. “Kau pasti tahu menganai perusahaan kami, bukan?” tanyanya.

“ya.”

“Jika kau tahu, bagaimana mungkin kau membuat keputusan seperti itu?” tanya produsen. “Selama berada di bawah label kami, kau pasti bisa menjadi penyanyi terkenal kelas dunia.”



Murid-murid Kirin mengerumuni pengumuman dan ribut berkomentar.

Sam Dong dan Hye Mi mendekati mereka.

“Hyun Shi Hyuk?” gumam Sam Dong. “Bukankah itu nama asli Jin Kuk?”

“Dia terlalu beruntung… Yoon Baek Hee itu…” gumam seorang murid.

Itu adalah pengumuman nama peserta terbaik Kirin yang ditawari debut.

“Kenapa nama Jin Kuk ada disana?” tanya Sam Dong pada Ah Jeong.

“Kau tidak menonton?” tanya Ah Jeong. “Dia berduet dengan Baek Hee di konser kemarin.”

Pernyataan itu membuat Hye Mi dan Sam Dong sangat terkejut.

Tidak lama kemudian, Do Joon datang dan mengatakan bahwa murid yang akan debut sedang di interview.

Anak-anak berbondong-bondong pergi untuk menonton.



Sam Dong dan Hye Mi masih berdiri terpaku.

“Dia ikut dalam pertunjukan Kirin dan akan melakukan debut.” gumam Sam Dong shock.

Hye Mi hanya bisa terdiam. Kata-kata Jin Kuk yang berjanji akan sepanggung dengan Hye Mi saat debut terngiang di telinganya.

Sam Dong menarik tangan Hye Mi. “Ayo kita dengar apa yang akan ia katakan.” ajaknya.



Saat Sam Dong dan Hye Mi sampai, Jin Kuk, Baek Hee, dan Jason sedang dipotret.

Baek Hee tersenyum menang ketika Hye Mi melihatnya. Jin Kuk menatap Hye Mi sedih.



Baek Hee diwawancara pertama kali.

“Aku ingin berterima kasih pada dua orang.” kata Baek Hee. “Pertama, pada laki-laki disampingku, Jin Kuk… Bukan, Shi Hyuk. Tanpanya, aku tidak akan bisa debut.”

Hye Mi menatap Jin Kuk dan Baek Hee dengan mata berkaca-kaca.

“Yang kedua adalah Guru Shi Kyung Jin.” lanjut Baek Hee. “Dia yang memberitahuku bahwa saingan lebih berharga dibandingkan teman. Kata-katanya membuatku berjuang lebih kuat sampai sekarang.”

“Lalu siapa sainganmu?” tanya reporter. “Tidakkah kau ingin berterima kasih padanya juga?”

“Ya, terima kasih padanya.” kata Baek Hee, menoleh tajam ke arah Hye Mi. “Terima kasih karena sudah merendahkanku dan mengatakan aku orang golongan tiga. Mendengar teman baikmu sendiri yang berkata seperti itu, aku jadi tersadar.”

Baek Hee menolak menyebut nama Hye Mi.

Hye Mi tidak kuasa menahan tangis dan langsung berlari pergi. Sam Dong mengejarnya.



Hye Mi berdiri seorang diri di balkon. Perlahan kenangannya bersama Baek Hee telintas di pikirannya.

Tanpa terasa, air mata Hye Mi menetes.

“Go Hye Mi.” gumam Hye Mi pada dirinya sendiri. “Kau orang yang sangat… mengerikan.”



Sam Dong datang dan berdiri di sisi Hye Mi.

“Kau baik-baik saja?” tanyanya.

“Tidak.” jawab Hye Mi. “Aku tidak baik.”

“Kenapa?” tanya Sam Dong.

“Kupikir aku adalah Hani, tapi aku adalah Naeri. Kupikir aku Candy, tapi ternyata aku adalah Eliza.” jawab Hye Mi. Candy adalah tokoh protagonis di film kartun Candy Candy, sementara Eliza adalah tokoh antagonis. Hani Naeri adalah tokoh komik.

“Aku tidak mengerti.” ujar Sam Dong. “Bisakah kau bicara dengan kata-kata yang lebih simpel?”

Hye Mi tertawa pahit.



Mulai minggu depan, keenam murid yang melakukan debut akan tinggal di asrama.

Jin Kuk kelihatan sangat marah pada Baek Hee mengenai ucapan Baek Hee saat wawancara.

Jin Kuk berjalan keluar dan berpapasan dengan Sekretaris Kim.

“Aku sudah menerima tawaran perusahaan musik terkenal.” kata Jin Kuk datar. “Jika aku tiba-tiba menghilang, semuanya akan berantakan. Ayah tidak akan suka itu, bukan?”

Sekretaris Kim terdiam.



Ketika Sam Dong dan Hye Mi sedang melipat pakaian, Jin Kuk pulang ke rumah.

“Ada apa denganmu?” tanya Sam Dong pada Jin Kuk. “Debut apa?”

“Memangnya kenapa?” Jin Kuk balik bertanya dengan dingin. Ia berpaling pada Hye Mi.

“Hye Mi, aku ingin bicara denganmu sebentar.”

“Katakan saja.” ujar Hye Mi tanpa memandang Jin Kuk.

Jin Kuk meminta Sam Dong meninggalkan mereka, tapi Sam Dong menolak.

“Ayo ikut aku.” Jin Kuk menarik tangan Hye Mi.

Sam Dong langsung menarik tangan Jin Kuk. “Jika kau ingin mengatakan sesuatu, katakan disini.” katanya tajam.



Jin Kuk terlihat sangat kesal. Ia membopong Sam Dong dan menguncinya di luar rumah.

“Buka pintu!” teriak Sam Dong marah.

Tidak ada jawaban dari dalam.



“Maafkan aku.” kata Jin Kuk. “Aku tidak menepati janjiku. Tapi, perkataanku waktu itu jujur. Aku tidak menginginkan debut. Aku terpaksa melakukannya.”

“Aku iri padamu.” ujar Hye Mi. “Kau bisa debut walau tidak menginginkannya sedangkan aku sangat mengharapkannya. “Aku tidak marah. Apa aku punya hak untuk marah padamu? Aku bukan siapa-siapa bagimu.”

“Hye Mi…” Jin Kuk maju hendak menyentuh tangan Hye Mi, tapi Hye Mi mundur menghindar.

“Selamat untukmu.” kata Hye Mi. “Tapi maaf aku tidak bisa mengucapkan selamat dengan senyuman.”

Sambil berkata seperti itu, Hye Mi berjalan pergi.



Tidak lama kemudian, Sam Dong datang lewat pintu depan. Ia langsung menbanting Jin Kuk di sofa.

“Kau… jangan lakukan itu lagi!” seru Sam Dong marah.



Ri Ah melakukan rekaman, tapi suaranya sangat parah. Para kru geleng-geleng kepala.

“Berhenti, berhenti!” seru Director. “Apa kau tidak mendengar suaramu sendiri? Jika kita menggunakan nyanyian itu untuk iklan ponsel, ponsel kita pasti akan dikembalikan! Kau ingin dibunuh oleh produsen ponsel?!”

“Kurasa, kita hanya perlu menemukan orang lain yang bisa menyanyi.” usul Ri Ah. Hanya suaranya saja yang akan dipakai.

“Apa kau punya seorang teman di sekolah yang bisa menyanyi, tapi kelihatannya tidak mungkin melakukan debut?” tanya Director.



Akhirnya Ri Ah meminta Pil Sook menyanyi. Suara Pil Sook akan dijadikan suaranya dalam iklan ponsel.



Rekaman Pil Sook berjalan lancar karena suaranya yang indah.

Dengan bersemangat, Pil Sook menelepon ibunya.

“Ibu, kau bisa mendengar suaraku di tv.” kata Pil Sook. “Kau harus menonton ya bu!”

Selanjutnya, Pil Sook menelepon Jason.



“Jangan diangkat, jangan diangkat.” gumam Pil Sook.

Jason mengangkat telepon. “Ada apa, Nona Sushi?” sapanya.

“Hai Jason.” jawab Pil Sook grogi. “Aku menyanyi untuk iklan Juliet.”

Tanpa Pil Sook ketahui, saat itu Jason ada di belakangnya. “Benarkah? Selamat!”

“Mereka mengatakan akan mencantumkan namaku di kredit.” kata Pil Sook.

“Jadi, nama Kim Pil Sook akan muncul di tv?” tanya Jason. “Oke, aku pasti akan menonton.”

Pil Sook sangat senang mendengarnya. “Bye bye!” serunya ceria.

“Bye bye!” jawab Jason, saat itu sudah berada di samping Pil Sook.

Pil Sook kaget setengah mati.



Baek Hee memberikan kalung keberuntungannya pada Hye Mi.

“Untukku?” tanya Hye Mi, bingung. Benda itu adalah benda kesayangan Baek Hee.

“Aku merasa kau lebih membutuhkan ini ketimbang aku.” kata Baek Hee. “Mulanya aku sangat membencimu. Sekarang, aku melihat seekor bebek lemah. Aku merasa kasihan padamu. Aku sudah tidak membencimu lagi. Kau tidak bisa lagi kujadikan saingan. Kuharap kau tetap seperti ini.”

Hinaan yang sangat kasar untuk Hye Mi.

Baek Hee meletakkan kalung itu ke tangan Hye Mi, lalu berjalan pergi.



Hye Mi menatap kalung pemberian Baek Hee sambil bersandar di meja.

Tidak lama kemudian, Pil Sook datang dan ikut bersandar di meja.

“Ada yang ingin kudiskusikan denganmu.” kata Pil Sook.

Hye Mi membalikkan kepalanya membelakangi Pil Sook. Pil Sook langsung berpindah ke sisi lain Hye Mi.

Hye Mi menyerah. “Apa?” tanyanya kesal.

“Mungkin Jason benar-benar menyukaiku.” kata Pil Sook ceria. “Aku punya bukti. Dia mengajakku ke karaoke.”

“Hmm… Ada kemungkinan 20%.” kata Hye Mi acuh.

Pil Sook berpikir lagi. “Jason datang saat pertunjukkan kita.” katanya. “Dia datang untuk bernyanyi bersamaku.”

Hye Mi mulai tertarik. “Ada kemungkinan…. 60%.” katanya.

“Saat aku bernyanyi untuk iklan, Jason memberi selamat padaku dengan tulus.” tambah Pil Sook.

“70%.”

“Benarkah?!” seru Pil Sook senang. “Itu belum semuanya. Jika aku menyebutkan satu per satu hal lain, pasti akan mendekati 100%.”



Pil Sook menyebutkan semua kebaikan Jason padanya.

Hye Mi memandang Pil Sook dengan pandangan aneh, seperti terpesona atau apa.

“Kenapa kau memandangku seperti itu?” tanya Pil Sook, merasa tidak nyaman.

“Kau sangat cantik.” kata Hye Mi. “Bagaimana mungin aku tidak menyadarinya?”

“Benarkah?”

“Ya.” jawab Hye Mi. “Seperti tokoh utama yang semakin hari kelihatan semakin cantik.”

Pil Sook menyentuh kening Hye Mi. “Hye Mi, apa kau sedang sakit?”



Sam Dong pergi ke toko buku untuk membeli komik Hani dan Naeri serta Candy dan Eliza.



Sam Dong membaca komik-komik itu di rumah.

Jin Kuk bertanya padanya komik apa yang sedang dibaca oleh Sam Dong, tapi Sam Dong mengacuhkannya.

“Apa kau berencana tidak bicara denganku?” tanya Jin Kuk.

Sam Dong tetap diam.

Jin Kuk membuka lemari pakaiannya. “Apa kau memakai celana dalamku lagi?”

Sam Dong menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.



Setelah selesai mandi, Jin Kuk berpapasan dengan Hye Mi.

“Hye Mi, aku akan pindah ke asrama minggu ini.” kata Jin Kuk.

Tanpa berkata apa-apa, Hye Mi berjalan masuk ke kamarnya.



Pil Sook berniat menyatakan cintanya pada Jason. Ia menempelkan kertas berwarna pink berbentuk hati di sepanjang jalan.

Jason mengambil kertas tersebut satu per satu dan membaca tulisan yang tertulis disana.



Inti dari tulisan-tulisan itu adalah bahwa Pil Sook sangat menyukai Jason. Di akhir, Pil Sook menulis, “Tolong naik ke atas panggung jika kau merasakan hal yang sama.”

Jason melihat Pil Sook di kejauhan.

“Tolong naik, kumohon, kumohon.” ujar Pil Sook berdoa.

Jason duduk di samping Pil Sook. “Kau menulis ini semua?” tanyanya.

Pil Sook mengangguk malu-malu.

“Aku tidak tahu kalau kau sangat menyukaiku.” kata Jason. “Maafkan aku. Aku menyukaimu, tapi aku tidak merasakan perasaan yang sama denganmu.”



“Lalu kenapa kau datang kemari?” tanya Pil Sook. “Kenapa kau tidak pergi saja?”

“Jika aku pergi tanpa mengatakan apa-apa, rasanya itu sedikit…”

“Tidak sopan, bukan?” Pil Sook meneruskan perkataan Jason.

“Ya.” jawab Jason.

Pil Sook tertawa, berusaha menutupi sedihnya. “Ternyata memang hanya imajinasiku sendiri.” katanya, hampir menangis. “Hye Mi sering mengatakan padaku kalau aku mudah terpengaruh imajinasiku sendiri.”

Pil Sook mengambil kertas hati dari tangan Jason. “Biar aku membuang ini.” katanya seraya pergi meninggalkan Jason.

Ada satu kertas yang tertinggal di tangan Jason. Jason menatap kertas itu dalam diam.



Pil Sook pulang ke rumah dengan sedih.

Di sana, ia sudah menemukan kedua orang tuanya bersiap mengambil potret di iklan tv.

Mereka sudah menunggu, tapi Pil Sook tak juga muncul di tv. Hanya ada suaranya saja.

Rupanya kedua orang tua Pil Sook tidak mengerti maksud Pil Sook.



Pil Sook dan Hye Mi bersandar di meja dengan lesu.

“Hye Mi, aku bukanlah tokoh utama.” gumam Pil Sook lemas.

Hye Mi menggenggam tangan Pil Sook. Air mata menetes dari matanya.



Di rumah, Sam Dong sibuk menggambar sesuatu.



Jason melakukan pemotretan.

Setelah selesai, Ri Ah datang.

“Iklanmu hebat.” kata Director. “Siapa yang menyanyikan lagu itu?”

“Seorang gadis bernama Pil Sook.” jawab Ri Ah.

“Ah, orang yang tidak mungkin melakukan debut?” tanya Director.

“Mungkin saja bisa, kalau ia bisa menurunkan 30 kg berat badannya.” jawab Ri Ah.

Jason mendengar percakapan mereka.



Jason berjalan mendekati Ri Ah.

“Pil Sook yang menyanyikan lagu itu, tapi kenapa namamu yang muncul di kredit?” protes Jason.

“Aku juga tidak tahu.” jawab Ri Ah berbohong. “Itu dikerjakan oleh agen periklanan.”

Jason kelihatan sangat marah dan pergi meninggalkan Ri Ah.

“Kau pikir aku suka suara orang lain yang muncul?” gumam Ri Ah kesal.



Keluarga Oh Hyuk mengadakan pesta kecil-kecilan untuk Jin Kuk karena debutnya.

Sam Dong cemberut sementara Hye Mi tidak hadir.



Hye Mi berjalan pulang ke rumah. Ia berdiri ragu sebelum masuk ke dalam rumah.

Tanpa disadari Hye Mi, saat itu Jin Kuk ada di belakangnya. Jin Kuk memutuskan untuk tidak menyapa Hye Mi dan berjalan pergi tanpa suara.



Hye Mi masuk ke dalam kamarnya. Disana, ia menemukan helm dan earphone milik Jin Kuk. Kenangan-kenangan itu kembali tersirat. Hye Mi menangis.



Hye Mi berdiri di depan rumah sambil memakai helm Jin Kuk.

Sam Dong menghampirinya. “Apa yang kau lakukan disini?” tanyanya.

Hye Mi diam.

Sam Dong melepas helm Hye Mi perlahan. Hye Mi sedang menangis.



“Hye Mi!” seru Sam Dong kaget. “Ada apa? Mengapa kau menangis?”

“Bolehkah aku mengatakan padamu mengapa aku menangis?”

Sam Dong menggeleng. “Tidak.” jawabnya. Ia sudah tahu alasan mengapa Hye Mi menangis.

“Kurasa kau sudah tahu.” ujar Hye Mi.

“Hentikan.” kata Sam Dong.

“Aku menangis karena Jin Kuk.” Hye Mi terus berkata tanpa menggubris Sam Dong.

“Hentikan!” teriak Sam Dong.



Hye Mi diam, memandang Sam Dong.

Sam Dong maju, menyentuh bahu Hye Mi. “Benar, kau menangis karena Jin Kuk.” katanya. “Karena ia bisa debut dengan cepat. Kau iri padanya dan menangis.”

“Sam Dong…”

“Aku bisa memahamimu lebih dari dirimu sendiri.” kata Sam Dong, menangis. “Aku benar, bukan? Tidak ada alasan lain, bukan?”

Hye Mi terdiam.



Di dalam rumah, Oh Hyuk sibuk mengangkat sekantong sampah. Karena kantong itu berat, tanpa sengaja Oh Hyuk menumpahkan sampah-sampah itu ke lantai.

Oh Hyuk menunduk untuk memungut sampah itu. “Apa ini?’ gumamnya seraya membuka salah satu remasan kertas.

Kertas itu bergambar tokoh kartun. Tokoh wanitanya kelihatan seperti Hye Mi.



“Ini gambarmu, bukan?’ tanya Oh Hyuk, menyerahkan kertas-kertas itu pada Hye Mi. “Sangat kekanak-kanakan.”

Hye Mi bingung. “Bukan.” jawabnya. Ia melihat kertas itu satu per satu. “Ini gambar Sam Dong.”

“Sam Dong?” gumam Oh Hyuk. “Ia menggambarkan kau sebagai tokoh utama.”

Hye Mi tertawa sendiri melihat gambar-gambar Sam Dong. Gambar-gambar itu menceritakan jalan hidup mereka. Bahkan ada Baek Hee juga.

Saat-saat pertemuan pertama Sam Dong dan Hye Mi, sampai saat konser.

Hye Mi bertanya pada Oh Hyuk apakah Hye Mi adalah Hani atau Naeri.

Oh Hyuk menjawab dengan bijaksana. Jika dilihat dari awal sampai saat ini, Hye Mi adalah Naeri. Tapi cerita belum berakhir. Hye Mi telah menyadari kesalahannya dan berkembang. Hye Mi bisa menjadi Hani.

“Aku akan pergi ke sekolah sebentar lagi.” pamit Oh Hyuk. “Apa kau mau ikut?”

“Ya, Guru Kang.” ujar Hye Mi.

Oh Hyuk berjalan pergi, namun tidak lama kemudian kembali lagi. “Barusan kau memanggilku Guru Kang?”

“Tidak.” jawab Hye Mi, berbohong.



Hye Mi masuk ke dalam kelas. Sam Dong sudah berada disana, duduk diam.

Saat melihat Hye Mi, sikap Sam Dong sangat kaku. Ia membuang muka, tidak mau memandang Hye Mi.

Hye Mi menunjukkan kertas gambar Sam Dong. “Aku sudah melihat ini.” katanya.

Sam Dong kaget setengah matu. “Darimana kau dapat itu?” tanyanya, berusaha merebut kertas itu dari tangan Hye Mi. “Kembalikan! Kembalikan sekarang!”

Hye Mi lari dari Sam Dong.

“Kau menggambar ini karena ingin memberikannya padaku!” kata Hye Mi.

“Tidak!” seru Sam Dong. “Kembalikan padaku!”



Hye Mi berusaha lari dari Sam Dong, tapi rambutnya malah tersangkut ke pin baju Sam Dong. Hye Mi berusaha melepaskan diri.

“Jangan bergerak.” kata Sam Dong. “Ini tersangkut.”

“Apa yang terjadi setelah ini?” tanya Hye Mi.

“Aku tidak tahu.” jawab Sam Dong. “Aku hanya menggambar asal-asalan.”

Hye Mi tersenyum. “Aku tahu apa yang terjadi setelah ini.” katanya. “Giliran kita yang akan menang.”

Sam Dong tertawa. Hye Mi tertawa bersamanya.



Pil Sook mengambil sepatu dari lokernya. Ketika melihat Jason, Pil Sook buru-buru kabur, tapi kepalanya terbentur pintu loker.

Pil Sook kesakitan dan langsung duduk di kursi.

“Kau baik-baik saja?” tanya Jason. “Biar kulihat keningmu.”

“Tidak perlu.” tolak Pil Sook. “Mulai saat ini, tolong berhenti bersikap baik padaku.”

“Aku selalu mencemaskanmu.” kata Jason. “Bagaimana kalau kau saja yang berhenti membuatku cemas.”

“Kau mencemaskanku?” tanya Pil Sook. “Kau tidak membenciku?”

“Mengapa aku mau pergi ke karaoke dengan orang yang kubenci?” ujar Jason.

“Kau tidak membenciku dan tidak menyukaiku juga?” tanya Pil Sook polos.

“Aku menyukaimu sedikit.” jawab Jason.



“Kau menyukaiku… tapi hanya sebagai teman, bukan?” tanya Pil Sook lagi.

Jason mengangguk.

“Jika berat badanku turun, apakah kau akan berubah pikiran?” tanya Pil Sook penuh tekad. “Dalam 200 hari berat badanku akan turun. Aku akan berubah menjadi cantik dan muncul di hadapanmu. Jika saat itu tiba, bisakah kau memberiku jawaban yang lain?”

Jason berpikir. Ia teringat kata-kata Ri Ah dan Director mengenai Pil Sook.

Demi kebaikan Pil Sook, Jason menyetujui permintaannya.



Dimulailah program penurunan berat badan Pil Sook, dibantu oleh Seung Hee.



Sam Dong, Hye Mi dan Pil Sook menonton Music Bank. Juara tahun 2011 itu adalah K.

K menjadi sebuah grup yang melejit seperti roket dan menjadi idola.

Diantara mereka bertiga, hanya Pil Sook-lah yang senang jika K menjadi juara tangga lagu.



200 hari berlalu, seorang gadis langsing memainkan gitar pinknya dan bernyanyi merdu.



K adalah sebuah nama grup musik yang beranggotakan murid-murid Kirin, yakni Jin Kuk, Baek Hee, Jason, dan 3 murid lain.

Ketika mereka berkunjung ke Kirin, para fans berteriak-teriak histeris.



Jin Kuk langsung datang ke kelas, tapi kelas itu kosong. Jason juga menuju kelas yang sama.

“Kenapa kau kemari?” tanya Jin Kuk.

“Aku hanya… ingin menemui seorang teman yang sudah lama tidak kutemui.” jawab Jason. “Lalu kau?”

“Sama.” jawab Jin Kuk. “Kemana mereka pergi?”



Jason berjalan menuju lokernya. Disana sudah ada permen dan note bertuliskan “welcome”.

Jason tersenyum. Ia celingak-celinguk mencari Pil Sook.

Ketika sedang berjalan, ia berpapasan dengan seorang gadis. Jason terus berjalan karena merasa tidak mengenal gadis itu.

“Lama tidak berjumpa.” sapa gadis itu dalam bahasa Inggris.

Jason berbalik.

“Sudah 200 hari.” kata gadis itu.

Jason melotot kaget. “Kau… apa kau Pil Sook?” tanyanya, memperhatikan gadis itu lekat-lekat.

Pil Sook telah berubah menjadi seorang gadis yang cantik dan langsing.



Murid-murid Kirin berkerubung melihat sesuatu di ruang latihan. Rupanya mereka sedang terpana melihat sepasang siswa-siswi yang sedang menari.

Jin Kuk dan Baek Hee ikut menonton. Dari kejauhan mereka tidak bisa melihat siapa pasangan tersebut.

Jin Kuk dan Baek Hee memperhatikan dengan seksama. Mereka sangat terkejut ketika mengetahui bahwa pasangan yang sedang menari itu adalah Sam Dong dan Hye Mi.

“Drama ini masih jauh dari akhir.” ujar Oh Hyuk. “Jadi jangan khawatir jika segala sesuatu berjalan dengan lambat. Dibandingkan dengan mereka yang berjalan cepat, orang yang berjalan lambat bisa melihat segala sesuatu dengan lebih jelas. Jika kau menanyakan padaku siapa yang memiliki potensi yang lebih besar, maka orang yang berjalan lebih lambat akan lebih berhati-hati dan berpengalaman.”